Mata Siswi SD Lebam Usai Pulang Sekolah
Bukan Karena Kekerasan, Dokter Spesialis Ungkap Penyebab Siswi SD di Palembang Alami Mata Merah
Seorang dokter spesialis mata mengungkapkan bahwa kondisi mata merah dan bengkak yang dialami siswi kelas 1 berinisial F
Ringkasan Berita:
- dr. Riani Erna, Sp.MK., dokter spesialis mata dari RS Fatimah dan RSMH Palembang, menjelaskan bahwa kondisi mata merah dan bengkak yang dialami siswi SDN 150 Palembang berinisial F diduga kuat bukan akibat kekerasan fisik
- Menurutnya korban mengalami peradangan akibat infeksi atau virus
- dr Riani menyebutjika penyebabnya karena pukulan, biasanya hanya satu mata yang terdampak, sedangkan pada kasus F kedua mata tampak merah dan bengkak
SRIPOKU.COM, PALEMBANG– Di tengah maraknya isu dugaan penganiayaan yang menyeret seorang guru di SDN 150 Palembang, muncul analisis medis yang memberikan perspektif berbeda.
Seorang dokter spesialis mata mengungkapkan bahwa kondisi mata merah dan bengkak yang dialami siswi kelas 1 berinisial F diduga kuat bukan disebabkan oleh kekerasan fisik, melainkan faktor alamiah akibat infeksi.
dr. Riani Erna, Sp.MK., dokter spesialis mata dari Rumah Sakit Fatimah dan RSMH Palembang, menyampaikan bahwa dari hasil analisis klinis, gejala yang dialami F lebih mengarah pada peradangan akibat infeksi atau virus.
“Menurut perspektif dokter, mata merah dan bengkak yang dialami siswi tersebut disebabkan oleh adanya peradangan pada mata karena infeksi dan virus,” ujar dr. Riani, Senin (3/11/2025).
Ia menambahkan, kondisi tersebut diperkuat oleh keterangan orang tua F yang menyebutkan bahwa sebelum kejadian, mata anaknya memang sudah tampak merah walaupun belum parah.
Jika dibiarkan tanpa penanganan, peradangan tersebut dapat menyebabkan mata semakin merah, bengkak, bahkan membuat selaput mata tampak berdarah.
Menurut dr. Riani, ciri-ciri mata yang mengalami kekerasan fisik biasanya berbeda. Luka akibat pukulan umumnya hanya terjadi pada satu sisi mata, sedangkan pada kasus F, kedua matanya tampak merah dan bengkak, sehingga kecil kemungkinan disebabkan oleh benturan atau pukulan.
“Itu bukan akibat pukulan dan juga bukan karena terlalu lama menggunakan handphone,” tegasnya.
Ia menjelaskan, bahwa saat infeksi atau virus menyerang tubuh, sistem imun menjadi lemah sehingga memicu peradangan pada organ-organ sensitif seperti mata, hidung, atau mulut mirip gejala infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Dalam kasus F, infeksi tersebut menyerang bagian mata, kemungkinan disertai gejala awal seperti demam, lemah, dan lesu.
dr. Riani menekankan pentingnya penanganan dini, seperti istirahat cukup, memperbanyak minum air putih, dan segera memeriksakan diri ke dokter agar peradangan tidak semakin parah hingga menyebabkan pembuluh darah pecah di mata.
Meski kondisi tersebut tidak berbahaya dan tidak menyebabkan kebutaan, penyembuhan akan berlangsung lebih lama bila dibiarkan tanpa pengobatan. Ia juga mengingatkan agar tidak mengucek mata terlalu kuat karena dapat menggores kornea dan mengganggu penglihatan.
“Yang perlu diwaspadai adalah kebiasaan mengucek mata terlalu keras. Jika kornea tergores, itu yang bisa mengganggu penglihatan,” pungkasnya.
Kata Dokter Bedah
drg Mirza salah seorang dokter kenaam di Indonesia sempat membagikan sebuah chat dengan dokter bedah.
Saat itu dokter bedah tersebut menyebut F kemungkinan bukan terkena penyakit pertusis lantaran ciri-cirinya tidaklah sama.
Pertusis, atau batuk rejan, adalah infeksi saluran pernapasan yang sangat menular, disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis.
Penyakit ini ditandai dengan batuk parah yang diikuti suara tarikan napas melengking.
Dokter bedah itu pun mencurigai bila kedua mata F terkena benda tumpul.
"Kalau Pertusis sampai sekarang pun akan batuk anaknya.. Pertusis tidak hilang secepat itu.. itu namanya Racoon eye.. 2 bola mata, terkena trauma tumpul. I'm a surgeon btw," ujar dokter bedah tersebut.
Dalam postingan yang lain, drg Mirza lantas menyoroti pengakuan F yang menyebut guru memakai cincin.
"Saya barusan banget dapat kabar dari teman2 disekitar sana bahwa prosesnya sudah berjalan.
Mari kita tunggu hasilnya, keadilan harus ditegakkan bagi siapapun,
Saya tidak punya kompetensi utk menyimpulkan terkait medis yg terjadi pada korban, karena bidang kompetensi kedokteran saya bukan diranah itu.
Tapi dari penjelasan beberapa sejawat spesialis bahwa meragukan itu ciri2 pertusis dan jika pertusis kok adik itu tidak batuk?
Kemudian pertanyaan saya:
misalkan memang benar itu pertusis, lalu knp adik itu bisa menyebutkan bahkan yg melakukan adalah "bu guru yg pake cincin"?
KENAPA???," tulis drg Mirza.
PENJELASAN DOKTER - Tangkapan layar Instagram drg Mirza. Penjelasan drg Mirza perihal kasus F siswi yang matanya merah di Palembang
Sebelumnya, menurut analisis seorang dokter spesialis mata, kondisi bola mata merah dan bengkak yang dialami F diduga kuat disebabkan oleh faktor alamiah, bukan kekerasan fisik.
dr. Riani Erna, Sp.MK., dokter spesialis mata dari Rumah Sakit Fatimah dan RSMH, menyatakan bahwa berdasarkan perspektif klinis, F kemungkinan besar bukan korban pemukulan di sekolah.
dr. Riani menjelaskan bahwa gejala yang dialami F lebih mengarah pada kondisi peradangan akibat infeksi.
"Menurut perspektif dokter, mata merah dan bengkak yang dialami oleh siswi tersebut disebabkan oleh adanya peradangan pada mata karena infeksi dan virus," katanya, Senin (3/11/2025).
Apalagi, dugaan itu diperkuat dengan pernyataan orang tua murid yang mengatakan bahwa mata anaknya sebelumnya memang merah walaupun sedikit.
Jadi, awalnya mata merah dan radang itu jika dibiarkan akan membuat mata menjadi lebih merah dan radang yang mengikibatkan selaput mata berdarah.
Dokter menyebut jika matanya sakit karena kekerasan atau dipukul, biasanya hanya pada satu bagian mata saja. Tapi pada video yang ada, kedua matanya merah dan bengkak.
Itu bukan akibat pukulan. Dan juga bukan akibat terlalu banyak menggunakan handphone.
Jadi, menurut analisis, mata merah dan bengkak tersebut karena adanya peradangan sakit mata yang disebabkan oleh infeksi dan virus.
Jadi, saat infeksi dan virus menyerang tubuh, maka sistem imun akan lemah dan mengakibatkan peradangan pada mata, hidung, ataupun mulut seperti halnya ispa.
Dan pada kasus ini, yang diserang adalah mata anak tersebut. Dan bisa jadi, sebelum matanya merah dan berdarah seperti itu, beberapa hari sebelumnya, badan akan demam, lemah, dan lesu.
Dan kondisi itu seharusnya ditangani dengan istirahat yang cukup, minum air putih dan berobat ke dokter.
Sejalah penanganan awal yang baik seharusnya dilakukan sebelum mata menjadi merah dan bengkak dan pembuluh darah pecah sehingga berdarah.
Sebab itu harusnya dibawa langsung ke dokter untuk ditangani dan dilihat apa penyebabnya.
Tapi jika dibiarkan saja, maka mata akan merah dan pembuluh darahnya akan pecah.
Sebenarnya kondisi itu tidak berbahaya dan tidak mengakibatkan kebutaan, hanya saja penyembuhannya akan lebih lama jika dibiarkan dan jika kondisi pembuluh darah pecah.
Pembuluh darah pecah itu karena bengkak dan peradangan itu, oleh sebab itu mata punya perlindungan alami dengan melindungi kornea mata menggunakan membran mata sehingga menghalangi darah atau kotoran masuk merusak mata.
"Yang perlu diwaspadai yakni jangan mengucek mata terlalu kuat dan sering karena bisa menggores kornea mata sebab jika kornea mata tergores maka itu yang akan menganggu penglihatan mata," tutup dr Riani.
| Penjelasan Dokter Spesialis soal Siswi SDN 150 Palembang Alami Mata Merah, Bukan Pertusis |
|
|---|
| Dokter Spesialis Mata Ungkap Analisis Penyebab Mata Merah Siswi SDN 150 Palembang |
|
|---|
| Dilaporkan Wali Murid, Pihak SDN 150 Palembang Siap Kooperatif Hadapi Proses Hukum |
|
|---|
| INSTRUKSI Ratu Dewa, FR Siswi SDN 150 Palembang Diperiksa di RS BARI, 'Anak Saya Masih Trauma' |
|
|---|
| 'Anak Saya Trauma', Ibu F Siswi SDN 150 Palembang Laporkan Oknum Guru Perempuan yang Pakai Cincin |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.