Prada Lucky Tewas Dianiaya Senior

SENIOR yang Aniaya Prada Lucky ada Prajurit Atlet Tinju yang Meraih Medali, Kelompok Tangan Kosong

Editor: Welly Hadinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ATLET TINJU - Pratu inisial ARR, salah satu dari 20 prajurit TNI yang jadi tersangka kasus tewasnya Prada Lucky kini menjadi sorotan. Pratu ARR ternyata adalah seorang atlet tinju.

"Kaget ajj lihat berita dia salah satu nya, tapi klw di lihat2 dri latar belakang keluarga nya ,anak ini juga tulang punggung keluarga, anak nya sopan , pendiam," katanya.

Ia pun mempertanyakan tindakan yang dilakukannya atas dasar kemauan sendiri, atau ada perintah.

"Tapi ya kita gak tau ya apa benar dia pukul itu murni karna atas kemauan dia, atau ada yg memerintah, sy tidak bela dia hanya menurut opini sy sja, krna anak ini dlu pendiam dan baik .. semoga dia jujur dan ikut prosedur sesuai hukum berlaku," tulisnya di TikTok.

Ayah Lucky didatangi Pandam Udayana

Pandam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto mendatangi kediaman Prajurit Dua (Prada) Lucky Namo di Kelurahan Kuanino Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (11/8/2025) siang. 

Ayah Prada Lucky Namo, Serma Christian Namo didampingi istrinya, Sepriana Paulina Mirpey serta keluarga besar Namo. Paulina sempat histeris dan bersimpuh di kaki Piek saat tiba di rumah duka. 

Setelah mendengar curahan dari Paulina, Piek mempersilahkan Christian untuk menyampaikan harapan dan permintaannya. Christian mengawali itu dengan memohon maaf atas sikapnya yang sempat menjadi sorotan. 

Dia mengaku tidak bermaksud apapun mengenai kejadian itu. Tindakan dan ucapannya adalah luapan emosional sebagai seorang ayah kandung Lucky. 

"Saya akan meminta pertanggungjawaban seorang Ankum terhadap anggotanya, kenapa sampai terjadi kerugian personel," katanya. Ankum merujuk pada istilah militer yang berarti atasan yang berhak menghukum. 

Christian kemudian menyampaikan keluhan lainnya mengenai penanganan Prada Lucky Namo saat dalam keadaan darurat. Ia menilai tidak ada kejelasan dan berujung kematian anaknya. 

"Pertanggungjawaban dokter Kes Batalyon yang memanipulasi data informasi/data. Pertanggungjawaban dokter Yon harus di pertanyakan kredibilitasnya seorang dokter hingga berani memanipulasi data/laporan medis," ujarnya. 

 Christian mengklaim memiliki bukti perihal tuduhannya ke para medis Batalyon yang diduga melakukan manipulasi laporan medis. 

"Tidak bermaksud menyudutkan siapapun," tambah dia. 

Dia melanjutkan, para pelaku harus bertanggungjawab dan dihukum seberat-beratnya bahkan hukuman mati, termasuk pemecatan. Christian menilai pengamanan personel tidak beraturan. 

"Ankum harus pertanggung jawabkan semua yang terjadi di dalam satuan yang dipimpin olehnya. Proses pelaku secepatnya dengan transparan dan terbuka," katanya. 

Halaman
1234

Berita Terkini