Berita Palembang

Anis Matta Lantik 526 Pengurus DPP dan 38 DPW, Erza Saladin: Ayo Kolaborasi Bersama Partai Gelora

Penulis: Abdul Hafiz
Editor: Abdul Hafiz Sripo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LANTIK - Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta selaku Ketua Umum, dn Wakil Ketua Uum Fahri Hamzah melantik 526 pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Periode 2024-2029 38 provinsi secara hybrid di Ballroom Hotel Grandkemang Jakarta Selatan, Sabtu (22/2/2025).

Namun yang terjadi, menurut Mahfuz, justru sebaliknya.

"Animo masyarakat bergabung dan dukungan ke Partai Gelora makin bertambah dan tercermin dari susunan kepengurusan yang bertambah banyak dan semakin beragam," ujarnya.

Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta menegaskan, bahwa Partai Gelora akan menjadi generasi pemikul beban pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Sehingga secara perlahan-lahan, Partai Gelora mulai  menjelma menjadi rumah bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Seperti tadi kata Pak Sekjen, walaupun kita tidak mencapai parlementary threshold pada Pemilu 2024  lalu, tetapi kita justru mendapatkan respon yang baik, lebih banyak orang yang ingin bergabung dengan Partai Gelora," ujar Anis Matta.

Anis Matta mengatakan, Partai Gelora memiliki perbedaan yang fundamental dengan partai lain, yakni tidak mewakili kelompok tertentu seperti halnya partai lain.

Baca juga: Mantu Gubernur Sumsel Muhammad Yaser Disebut Layak Masuk Manajemen Sriwijaya FC, Ini Respon CEO Digi

"Semua orang bisa bergabung dalam rumah ini (Partai Gelora). Di Partai Gelora semua punya ruang sendiri, tidak perlu ada pertengkaran. Partai Gelora itu menggambarkan populasi Indonesia secara keseluruhan," ujarnya.

Hal ini, menurut Anis Matta, terlihat dalam perwakilan semua generasi, tidak hanya sekedar masalah gender di dalam kepengurusan DPP Partai Gelora Periode 2024-2029.

"Representasi generasi ini penting, karena pada dasarnya manusia menghadapi tahapan pembelajaran yang benar benar berbeda pada setiap dua puluhan tahun," tegasnya.

Anis Matta menilai generasi 20-an memiliki cara berpikir yang berbeda dengan generasi 40 atau 60-an, apalagi generasi diatas 60-an.

"Generasi 60-an itu lebih historis, dan basisnya adalah memori. Dan isi memorinya di kepalanya, biasanya adalah kekalahan demi kekalahan. Tapi kalau generasi 20-an, mereka lebih futuristik. Di kepalanya adalah mimpi dan harapan. Nah, kita akan bekerja dengan harapan yang jauh lebih besar daripada kemampuan kita seperti generasi 20-an,"pungkasnya.

Berita Terkini