Berita Musi Rawas

Kasus DBD di Musi Rawas Meningkat, 9 Hari Ada 11 Kasus, Masuk Peralihan dari Kemarau ke Musim Hujan

Peningkatan kasus DBD mulai terjadi akhir November hingga awal Desember 2024 ini. 9 hari di Desember total sudah ada 11 kasus.

Penulis: Eko Mustiawan | Editor: pairat
Sripoku.com/Eko Mustiawan/Hand Out
Ilustrasi kasus DBD di Kabupaten Musi Rawas. 

SRIPOKU.COM, MUSI RAWAS - Peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan yang terjadi di Kabupaten Musi Rawas (Mura) saat ini, memicu meningkatkan kasus demam berdarah dengue (DBD). 


Bahkan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Musi Rawas, selama 9 hari terakhir atau selama Desember 2024 ini, total sudah ada 11 kasus DBD di beberapa wilayah di Musi Rawas. 


Kepala Dinkes Musi Rawas, Drg Maya Kesuma melalui Kasi Penyakit Menular, Iwan Joko mengatakan, jumlah kasus DBD yang ditangani Dinkes Musi Rawas sepanjang 2024 (Januari-November) mencapai 159 kasus.


"Untuk jumlah kasus DBD dari Januari hingga November 2024 sebanyak 159 kasus. Itu dari 14 Kecamatan yang ada di Musi Rawas," kata Iwan kepada Sripoku.com, Senin (9/12/2024).


Dikatakan Iwan, peningkatan kasus DBD mulai terjadi akibat akhir November hingga awal Desember 2024 ini. Bahkan, 9 hari di Desember total sudah ada 11 kasus.


"Ningkat di akhir November dan awal Desember ini. Oktober kemarin hanya ada 5 kasus, kemudian November naik jadi 11 kasus dan di Desember yang baru 9 hari ini, sudah ada 11 kasus DBD di Musi Rawas," jelasnya.


Peningkatan kasus DBD tersebut lanjut Iwan, terjadi karena faktor alam. Dimana saat ini di Kabupaten Musi Rawas sedang memasuki peralihan musim, dari musim kemarau ke musim hujan.


"Di musim seperti ini, memang musimnya penyakit DBD akan terjadi," ungkapnya.


Sedangkan untuk penyebarannya sambung Iwan, hampir merata di seluruh Kecamatan, namun yang paling dominan adalah di Kecamatan Muara Beliti, Tuah Negeri, Tugumulyo dan Kecamatan Megang Sakti. 


"Bahkan, kami sudah beberapa kali melakukan fogging di wilayah resiko itu," ungkapnya.


Ditambahkan Iwan, hanya saja dari sekian banyaknya kasus DBD di Kabupaten Musi Rawas ini, belum sampai terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) atau meninggal dunia. Artinya, semua kasus DBD masih terpantau.


"KLB kasus DBD di Kabupaten Musi Rawas ini belum ada, semuanya masih terpantau dan terkendali," imbuhnya.


Dijelaskan Iwan, hanya saja baik upaya pencegahan maupun pengendaliannya kasus DBD di Musi Rawas, sudah dilakukan sesuai dengan protap dan SOP, dengan melakukan upaya peningkatan prilaku hidup sehat. 


"Selain itu juga dengan melakukan pembersihan sarang nyamuk. Kami juga sudah memberikan larvasida untuk seluruh Puskesmas, khususnya daerah resiko tinggi seperti Tugumulyo, Megang Sakti, Tuah Negeri dan Muara Beliti," tegasnya.


Lebih lanjut Iwan menjelaskan, sedangkan untuk fogging sendiri itu dilakukan jika ada kasus positif dan terjadi penularan setempat dan terdapat banyak jentik nyamuk di lingkungan tersebut. 


"Fogging itu dilakukan hanya untuk pengendalian nyamuk dewasa saja. Jadi sebenarnya lebih efektif dengan prilaku hidup sehat dan pemberantasan nyamuk. Itu yang kami sarankan," tutupnya. (Eko Mustiawan/CR41)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved