Berita Musi Rawas

Ketakutan Diamputasi, Remaja Musi Rawas Sumsel Rela Tempuh 36 KM Demi Lepas Cincin di Damkar

Ketakutan akan diamputasi mendorong Apriana (18), seorang remaja dari Desa Pelawe, Kecamatan BTS Ulu, Kabupaten Musi Rawas

Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Yandi Triansyah
Dokumen Damkar
LEPASKAN CINCIN - Suasana saat berlangsungnya pelepasan cincin di tangan remaja asal Kecamatan Sukakarya, Musi Rawas oleh Damkar, Kamis (17/7/2025) 

SRIPOKU.COM, MUSI RAWAS – Ketakutan akan diamputasi mendorong Apriana (18), seorang remaja dari Desa Pelawe, Kecamatan BTS Ulu, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan (Sumsel), mengambil keputusan tak biasa. 

Ia memilih menempuh perjalanan sejauh 36 kilometer menuju Pos Pemadam Kebakaran (Damkar) Musi Rawas di Muara Beliti, daripada harus memeriksakan jarinya yang membengkak ke dokter.

Apriana, yang datang didampingi orang tuanya dan diantar langsung oleh petugas Damkar dari Pos Sukakarya menggunakan armada pemadam, mengaku sangat khawatir jika harus ke rumah sakit.

"Takut diamputasi kalau ke dokter," ujar Apriana kepada petugas Damkar, Jumat (18/7/2025).

Kasi Pencegahan Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP-Damkar) Musi Rawas, Ari Mardona, membenarkan kejadian unik ini.

"Benar, kemarin kami kedatangan warga dari Desa Pelawe Kecamatan BTS Ulu, untuk meminta bantuan melepaskan cincin di jari anaknya," kata Ari kepada Sripoku.com.

Ari menjelaskan, sebelum tiba di Damkar, Apriana dan keluarganya sempat mencoba berbagai cara.

Awalnya, orang tua Apriana berusaha melepaskan sendiri cincin tersebut, namun tidak berhasil. Akibatnya, jari Apriana membengkak dan terasa sakit.

Mereka kemudian membawa Apriana ke Puskesmas setempat.

Namun, Puskesmas menyarankan agar cincin tersebut dilepaskan di Damkar karena tidak memiliki peralatan yang memadai.

Mendapat saran tersebut, Apriana dan keluarganya bergegas menuju Pos Damkar terdekat di Sukakarya. Sayangnya, keterbatasan alat juga menjadi kendala di pos tersebut.

"Awalnya mereka datang ke Pos Damkar di Kecamatan Sukakarya, tapi di sana juga keterbatasan alat," ungkap Ari.

Tak menyerah, Apriana dan keluarganya kemudian diantar oleh petugas Damkar Pos Sukakarya menggunakan armada pemadam menuju Pos Induk Damkar di Muara Beliti.

"Waktu laporan masuk itu sekitar pukul 10.00 WIB, dan tiba di Pos Induk itu sekitar pukul 13.45 WIB. Jarak dari Pos Sukakarya ke Pos Induk memang cukup jauh sekitar 36 Km," terang Ari.

Setibanya di Pos Induk, petugas Damkar dihadapkan pada tantangan lain. Cincin yang melilit jari Apriana terbuat dari titanium, material yang dikenal sangat kuat.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved