Menurut Pengamatan politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr Adriyan Saftawan para purnawirawan Jenderal ataupun Kolonel TNI dan Polri gagal bersaing di Pileg 2024 di Sumsel, karena saat ini persaingan caleg itu sendiri jumlahnya cukup banyak, dan justru punya strategi sendiri-sendiri untuk menang.
"Rata-rata saya melihat, karena ke bakatan politik mereka yang kurang dari caleg sehingga gagal. Jadi masyarakat tidak tahu mereka di daerah meski dia dikenal di nasional, namun di lingkungan itu orang tidak ngerti," kata Adriyan.
Diungkapkannya, dengan golongan usia mereka yang tidak muda lagi, bisa saja strategi mereka untuk mendulang suara masyarakat yang saat ini mayoritas kalangan milenial, tidak tersampaikan.
Baca juga: Viral Warga OKI Terima Amplop Berisi Uang Rp 350 Ribu Bergambar Caleg, Bawaslu Diminta Bertindak
"Dalam arti masyarakat itu beda generasi, dimana pemilih paling banyak kalangan millenial ternyata tidak kenal mereka, meski kalangan orang tua yang kenal.
Tapi pastinya, persaingan saat ini caleg banyak dan punya strategi, dan mereka bukan kalah tapi suara caleg lain lebih banyak dari mereka, dengan sistem persaingan terbuka saat ini, " paparnya.
Ditambahkan Adriyan, Pileg saat ini bukan persaingan antar parpol untuk merebutkan kursi di legislatif, namun terkadang di internal partai mereka sesama caleg ada persaingan lebih kuat.
Baca juga: Hasil Sementara Perolehan Suara DPR RI Dapil Sumsel 1, Langkah Eks Walikota Semakin Berat ke Senayan
"Pastinya ada persaingan sesama Caleg karena suara terbanyak, jadi mereka berjuang sendiri. Jika mengharapkan kerja mesin partai tidak bisa sekarang lain beda dengan Pilkada menyatu.
Mungkin saja faktor mereka yang sudah tua, sehingga jarang turun ke lapangan atau kurang pengalaman dalam bidang ini, karena mereka sebelumnya tidak punya hak suara sehingga agak kagok, "pungkas Adriyan.