SRIPOKU.COM, BANYUASIN - Orangtua di Kabupaten Banyuasin mulai resah dengan kondisi anak mereka.
Penyebabnya adalah anak-anak mereka belum bisa membaca, padahal sudah kelas 2 sekolah dasar.
Menurut mereka sejak corona, anak lebih suka bermain karena sekolah belum digelar tatap muka.
Sehingga menyulitkan anak dalam belajar, dampaknya anak belum bisa membaca.
Seperti terjadi di Dusun 1 Desa Sukarela, Kecamatan Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Dari pantauan di dusun ini, terlihat anak-anak di sini berkumpul di sebuah pondok di seberang sekolah mereka.
Saat berkumpul, bukan pelajaran sekolah yang mereka bahas, tetapi mereka sibuk bermain game online di ponsel mereka.
Di lokasi ini Sripoku.com, mencoba menemui orangtua dari salah seorang anak yang sedang sibuk bermain di pondok tersebut.
Leni, ibu dari Rifki yang berada di dalam rumah langsung menyambut kedatangan wartawan.
Leni menceritakan, anaknya Rifki yang sudah duduk di kelas dua malah belum lancar membaca. Ia terkadang merasa kesal, karena anaknya sibuk bermain saja ketimbang untuk belajar.
"Masih belum lancar bacanya. Masih mengeja-ngeja, padahal sudah kelas 2. Karena tidak sekolah ini, makanya sibuk bermain saja dianya," ujar Leni, Kamis (20/5/2021).
Melihat kondisi sang anak yang lebih sering bermain, terkadang ia marah. Saat pagi, ia lebih cenderung melarang anaknya keluar rumah. Ia memutuskan untuk mengajarkan anaknya membaca sendiri.
Ia takut, bila tidak seperti itu anaknya yang sudah kelas 2 masih tetap mengeja untuk membaca. Sehingga, ia memutuskan untuk mengajarkan anaknya belajar membaca dan mengerjakan tugas.
"Baru setelah itu main. Kalau tidak seperti itu, nanti terus-terusan tidak bisa membaca. Sekarang orangtua yang jadi guru dan yang belajar, lantaran tak sekolah-sekolah," pungkasnya.
Seminggu Sekali Dikasih Tugas