PALEMBANG, SRIPO -- Sebanyak dua unit mobil patroli keamanan obyek vital (Pam Obvit) dan Provost milik Polrestabes Palembang, Sumatera Selatan, hancur dirusak massa.
Tak hanya itu, puluhan motor yang ada di depan pagar Gedung DPRD Sumatera Selatan juga ikut dirusak dan dijungkirbalikan.
Kericuhan itu awalnya terjadi di depan halaman Kantor DPRD Provinsi Sumatera Selatan. Massa yang dipukul mundur oleh petugas akhirnya lari ke Jalan POM IX.
• Nasib Pedagang Siomay Ditengah Ricuh Demo Omnibus Law, Gerobak Hancur Uang pun Hilang
Sepeda motor yang sedang terparkir di depan pagar pun menjadi sasaran. Begitu juga dengan dua mobil patroli milik polisi ikut hancur dilempari batu.
Massa lalu menjungkirbalikkan mobil Pam Obvit yang teparkir di luar pagar. Kericuhan berlangsung sekitar 1 jam. Massa aksi dan polisi pun sempat saling berhadapan. Para mahasiswa lalu melempari petugas dengan batu. Lemparan itu dibalas dengan gas air mata oleh polisi.
Pada saat itu Kapolrestabes Palembang Kombes Anom Setiyadji mencoba menenangkan massa dengan pengeras suara. "Tolong hentikan, kalian tidak akan saya tangkap, tolong hentikan," kata Anom, Kamis (8/10).
• BOCAH Pendemo Diancam: Kalau Nggak Ikut Demo Diincar, Digebukin, Mau Dibunuh
Meski sempat berlangsung alot, mahasiswa pun akhirnya masuk untuk berdamai dengan petugas. Kemudian, mereka mendekat dan mencoba bersalaman dengan polisi yang ada di sana.
"Tolong semuanya tenang, semuanya tahan emosi," ujar Anom.
Setelah massa berhasil tenang, mahasiswa yang ada di luar pagar tetap berorasi.
Mereka memblokade Jalan POM IX dengan membakar ban bekas. Polisi pun masih tetap menahan diri dan tak membubarkan massa.
Selepas magrib, massa akhirnya membubarkan diri dan api yang ada di Simpang Lima dipadamkan oleh polisi.
Secara terpisah Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi melalui rilis mengungkapkan, saat ini ada tujuh orang yang tengah didalami sebagai anggota kelompok anarko, geng asal Jakarta yang masuk Palembang.
• Deretan 7 Daerah Demo Menolak UU Cipta Kerja Berakhir Ricuh, Berikut Aksinya Termasuk Palembang
Ia menerangkan, tujuh orang dari 499 orang yang diamankan dalam demonstrasi yang berlangsung Rabu (7/10) dan Kamis (8/10). Pada Rabu kemarin, 174 pemuda diamankan, sementara pada demo Kamis ini sebanyak 325 orang.
"Dari hasil tangkapan Rabu (7/10) ada 7 orang yang didalami merupakan kelompok anarko," ujar Supriyadi.
Sementara, untuk 7 orang ini sedang didalami dan berasal dari Kota Jakarta.
"Mereka ini yang memprovokasi masyarakat, pelajar, dan mahasiswa yang ada di kota Palembang ini. Namun syukur selama unjuk rasa pengunjuk rasa tersebut tidak ada chaos dengan aparat," tegasnya.
Lalu, untuk 174 tersebut juga dilakukan pemeriksaan tes urine narkoba, dan tes Covid-19.
"Dari 174 dites urine terdapat zat ampetamin zat terkandung di sabu, dan untuk tes Covid tidak ada yang positif," ungkapnya.
Karena hampir semuanya yang diamankan pelajar, maka pihaknya berkoordinasi dengan Diknas, kepala sekolah serta orangtuanya.
"Nanti diundang dari guru dan orangtua dalam upaya penyampaian dan perhatian kepada anaknya," imbuhnya.
Masih kata Kabid Humas Polda, Untuk 325 diamankan masih diperiksa di Satreskrim untuk didata mana pelajar dan mahasiswa atau masyarakat.
"Untuk demo Omnibus Law Cipta Kerja yang banyak diikuti pelajar SMP dan SMA, ini yang sedang diselidiki keterkaitan mereka ini. Diduga adanya motif tersendiri dari unjuk rasa Kamis (8/10)," tegasnya.
Seperti kemarin tidak ada terjadinya insiden chaos dengan pengunjuk rasa.
"Sebelum penyusup masuk sudah terlebih dulu diamankan," tambahnya.
Untuk aktor intelektual yang menyebarkan ajakan untuk melakukan unjuk rasa tersebut, menurutnya, pasti ada dan saat ini sedang didalami.
"Ajakan untuk unjuk rasa yang disebarkan menggunakan Instagram, sudah dilakukan pencarian dari polisi cyber yang sudah berkeliling ke akun akun yang diduga menyebarkan," tutupnya. (kc/diw)