Virus Corona di Sumsel

Prof Yuwono: Protokol Kesehatan Seharusnya Sudah jadi Perilaku Masyarakat di Sumsel

Pembatasan sosial dengan protokol kesehatan sudah seharusnya menjadi perilaku bagi masyarakat di Sumsel.

Penulis: maya citra rosa | Editor: Yandi Triansyah
Dok Pribadi
Ahli Mikrobiologi Sumsel, Prof Yuwono. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Pembatasan sosial dengan protokol kesehatan sudah seharusnya menjadi perilaku bagi masyarakat di Sumsel.

Prof Dr dr Yuwono M Biomed, Ahli Mikrobiologi Sumsel menyampaikan Pembatasan sosial ini seharusnya dapat menjadi perilaku yang sudah tertanam di tengah masyarakat selama 6 bulan wabah Covid-19 ini.

Menurut pimpinan RS Pusri ini, perubahan sikap terhadap pembatasan sosial sudah sejak awal ia katakan.

"Sudah seharusnya memang menjadi perilaku yang pernah saya sampaikan, terus saja dilakukan, yang memungkinkan kita waspada tidak hanya masalah Covid-19 ini saja," ujarnya.

Sehingga tingkat penularan semakin rendah dengan tertibnya masyarakat menjalani protokol kesehatan, yaitu memakai masker dengan benar, mencuci tangan dan menjaga jarak.

8 Bulan Diam Tanpa Warisan, Kondisi Bayi Lina Justru tak Terduga, Teddy Akui Berat Badan Naik!

 

Jabat Kasat Reskrim Polres OKU Timur yang Baru, AKP I Putu Suryawan Dititipi 2 Buronan Paling Dicari

Hal ini tidak hanya berlaku dalam masalah Covid-19, dampak perilaku tersebut juga akan membuat masyarakat waspada pada setiap permasalahan kesehatan yang ada.

"Ini akan menjadi bentuk kewaspadaan kita bukan hanya soal Covid-19 ini saja, tapi terhadap penyakit lainnya," ujarnya.

Menurutnya, pemerintah juga harus tetap konsisten dalam melakukan beberapa hal terkait pencegahan penularan Covid-19, termasuk dikalangan dokter dan tenaga medis lainnya.

"Intinya sejauh ini pemerintah sudah melakukan beberapa hal seperti Alat Perlindungan Diri (APD), kebijakan rumah sakit melengkapi sarana prasarana, juga insentif kepada dokter dan perawat," ujarnya saat dihubungi via telpon.

Selain itu juga adanya proteksi kebijakan agar tugas beban kerja nakes diukur, jangan sampai sakit dan tertular karena kelelahan dan stres dengan kasus saat ini.

Memperketat pembatasan sosial juga sudah sejak awal disampaikan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Palembang kepada pemerintah baik kota maupun provinsi.

Ada Nama Mantan Kapolda Sumsel Asal Sumbar, Kapolri Lakukan Rotasi Sejumlah Pati dan Pamen di Polri

 

Mulai Dibagikan September 2020, Begini Syarat Dapatkan Bantuan Kouta Internet untuk Belajar Daring

Hal ini juga tetap disampaikan setelah adanya data 100 dokter meninggal karena Covid-19 di seluruh Indonesia.

Ketua IDI Cabang Palembang, Dr. dr. Zulkhair Ali, SpPD, KGH, FINASIM mengatakan dari awal permintaan agar pengetatan pembatasan sosial sudah disampaikan, namun, karena pertimbangan aspek lainnya, pemerintah kembali melonggarkan pembatasan sosial.

"Dari awal kita sudah minta begitu, tapi Pemerintah daerah kan banyak pertimbangan lain," ujarnya saat dihubungi via whatsapp, Rabu (2/9/2020).

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved