"Dia kecelakaan di Sukabumi tertabrak kereta. Saat itu tulang bahunya patah, kakinya patah, biji matanya keluar sebesar biji telor. Lalu dibawa kerumah sakit dan dirawat di PMI," ucapnya.
Kemudian tahun 2002 karena tidak ada perubahan yang signifikan lalu dibawa pulang ke Linggau untuk di obati, namun setelah diobati kemana-mana tetap tak membuahkan hasil.
Lanjut Ahmad, di duga karena putus asa tak kunjung sembuh, akhirnya tahun 2007 Edi pergi tanpa pamit meninggalkan rumah menuju Jakarta untuk berobat sendirian.
Mengetahui Edi pergi, Ahmad bersama keluarga langsung menyusul dan melakukan pencarian diwilayah Jabodetabek, namun tak membuahkan hasil.
"Ketika dia meninggalkan rumah tahun 2007, kita langsung mencarinya. Waktu itu kita dapat kabar dia ada di Bogor, tapi tidak ada," ujarnya.
Lalu, mereka juga sempat mencarinya ke wilayah Cibitung, karena ada kabar ada warga yang sempat melihatnya disana, namun setelah mereka mencarinya juga tidak ada.
"Selama setahun kita cari-cari informasinya. Namun belum ketemu juga, bahkan kita sempat datangi ustad dan paranormal dan sempat yasinan untuk mencarinya. Namun tidak ada titik terang juga," ucapnya.
Alhasil setelah mendatangi beberapa para normal.
Hampir semuanya menyatakan kalau Edi sudah meninggal dunia. Ahmad dan keluarganya pun pasrah.
"Informasi dari para normal semuanya hampir sama, akhirnya kita yakini Edi sudah meninggal, kita juga sudah adakan tahlilan dan seluruh pakaiannya juga kita sudah bagikan kepada tetangga sekitar," ujarnya.
Hanya saja, meskipun sudah dilakukan tahlilan dan semua pakaiannya sudah dibagikan, Istri Ahmad, Asmaniar tetap tak begitu yakin kalau putranya itu sudah meninggal dunia.
Karena firasatnya mengatakan kalau Edi masih hidup belum meninggal dunia.
"Firasat saya mengatakan Edi masih hidup. Karena saya pernah merasa Edi itu memanggil-manggil, Alhamdulillah firasat saya benar," kata Asmaniar.
Sementara Kepala Dinsos Kota Lubuklinggau Aritonga mengatakan, ditemukannya Edi bermula saat pihaknya mendapat informasi dari Dinsos DKI Jakarta yang menginformasikan ada warga Lubuklinggau yang dirawat di Panti Tunanetra.
"Informasi yang kitadapat ketangkap patroli Dinsos DKI, lalu di bawa ke Panti Tunanetra, selama enam bulan dirawat dia (Edi) selalu minta pulang," ungkapnya