SRIPOKU.COM - Edi Hariyanto (40), warga Jl. Puskesmas Rt. 03, Kelurahan Cereme Tabah, Kecamatan Lubuklinggau Timur II, akhirnya pulang ke rumah orang tuanya.
Anak kedua pasangan Ahmad Sudadi (67), dan Asmaniar (60), itu pulang ke kota kelahirannya setelah 10 tahun terlunta-lunta tanpa menjadi "gelandangan" di ibu kota Jakarta.
Edi bisa pulang ke kota Lubuklinggau setelah ia terjaring razia Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta yang kemudian menitipkannya di panti Tunanetra setempat.
Setelah enam bulan mendapat perawatan, akhirnya Edi meminta di pulangkan saja ke Kota Lubuklinggau, lalu kemudian pihak panti menghubungi Dinsos Kota Lubuklinggau untuk meminta mencarikan alamat rumahnya.
Setelah berkoordinasi dan ternyata benar Edi memang warga kota Lubuklinggau, Dinsos Kota Lubuklinggau pun menjemputnya dan menyerahkannya kepada kedua orang tua dan keluarganya.
Suasana penyerahan pun diwarnai isak tangis, Keputusasaan keluarga yang selama ini menganggap Edi sudah meninggal dunia karena tanpa kabar berita akhirnya sirnah.
Ahmad Sudadi ayah Edi benar-benar tak menyangka sama sekali bila putra kesayangannya itu masih hidup.
Ketika dapat informasi hari Jumat (19/1/2018) lalu pun ia merasa tidak percaya bila anaknya masih hidup.
"Akhirnya setelah diberi tahu pak RT dan diberi tahu pak lurah, ada informasi dari Dinsos Jakarta ada warga nama Edi mencari alamat keluarga tapi belum tepat," ungkapnya ketika dibincangi Tribunsumsel.com usai menyambut Edi, Rabu (24/1/2018)
Karena penasaran kemudian Ahmad Sudadi dan istrinya pergi ke Dinsos, kemudian pihak Dinsos melakukan video call untuk memastikan apakah benar Edi atau bukan.
"Setelah melihat dari Hp ternyata benar itu memang Edi, kita tidak percaya dia masih hidup," ucapnya.
Sudadi bercerita putranya pertama kali pergi merantau tahun 2000 dan bekerja di sebuah toko seperimbet di kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat (Jabar) bersama adiknya.
"Saat itu Edi sebagai kolektor penagihan toko, sedangkan adiknya bekerja sebagai pelayan di dalam toko itu," katanya
Lalu, tidak sampai setahun bekerja, peristiwa nahas itu datang.
Ketika itu Edi sedang menagih tiba-tiba saat melintas disebuah perlintasan rel kereta api, Edi tersambar kereta dan terpental sejauh 10 Km.