Obat satu-satunya, menurut fikiran Nabi Luth, untuk mencegah penyakit akhlak yang sudah parah itu menular kepada tetangga-tetangga dekatnya, ialah dengan membasmi mereka dari atas bumi sebagai pembalasan terhadap kekeras-kepalaan mereka, juga untuk menjadi pengajaran umat-umat disekelilingnya.
Nabi Luth memohon kepada Allah SWT agar masyarakat Sadum diberi azab di dunia sebelum azab yang menanti mereka di akhirat kelak.
===
Permohonan Nabi Luth dan doanya akhirnya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah SWT.
Dikirimkanlah kepadanya tiga orang malaikat yang menyamar sebagai manusia biasa.
Mereka adalah malaikat yang dulu bertemu kepada Nabi Ibrahim dengan membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq, dan memberitahukan kepada mereka bahwa dia adalah utusan Allah dengan tugas menurunkan azab kepada kaum Nabi Luth.
Dalam kesempatan pertemuan tersebut, Nabi Ibrahim telah mohon agar penurunan azab keatas kaum Sadum ditunda, kalau-kalau mereka kembali sadar mendengarkan dan masih mau mengikuti ajakan Nabi Luth serta bertaubat dari segala maksiat dan perbuatan mungkar.
Dalam pertemuan itu juga Nabi Ibrahim mohon agar anak saudaranya, yang tak lain adalah Nabi Luth, untuk diselamatkan dari azab yang akan diturunkan ke atas kaum Sadum.
Permintaan itu diterima dan dijamin bahwa Nabi Luth dan keluarganya tidak akan terkena azab.
===
Para malaikat itu akhirnya sampai di Sadum dengan menyamar sebagai lelaki muda yang berparas tampan dan badan yang berotot serta tegap tubuhnya.
Dalam perjalanan mereka hendak memasuki kota, mereka sempat berselisih dengan seorang gadis yang cantik dan ayu.
Lelaki muda (malaikat) ini bertanya kepada si gadis apakah mereka bisa diterima ke rumah sebagai tamu.
Si gadis tidak berani memberi keputusan sebelum ia berunding terlebih dulu dengan keluarganya.
Maka ditinggalkanlah para lelaki muda itu dan gadis ini pulang ke rumah cepat-cepat untuk memberitahu ayahnya, yaitu Nabi Luth.
Mendengar kabar berita dari anak perempuannya, Nabi Luth menjadi bingung.
Jawaban apa yang harus ia berikan kepada para pendatang yang ingin bertemu ke rumahnya.
Namun menerima tamu yang berparas tampan akan mengundang risiko gangguan kepadanya dan kepada tamunya dari kaumnya yang tergila-gila untuk melakukan hubungan seks sejenis dengan anak muda yang mempunyai tubuh bagus dan paras wajah elok.
Sedangkan kalau hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah harus bertanggungjawab terhadap keselamatan tamunya, padahal ia merasa bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus akan maksiat itu.
===
Nabi Luth memutuskan untuk menerima lelaki-lelaki muda itu sebagai tamu di rumahnya.
Nsbi Luth hanya bisa pasrah kepada Allah dan berlindung kepada-Nya sekiranya terdapat segala rintangan yang akan datang.
Lalu pergilah ia sendiri menjemput tamu yang sedang menanti di pinggir kota dan diajaklah mereka bersama-sama ke rumahnya.
Ketika itu, kota Sadum sudah diliputi kegelapan dan semua penduduknya sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing.
Nabi Luth pun berpesan kepada isteri dan kedua puterinya agar merahasiakan kedatangan anak-anak lelaki muda itu.
Jangan sampai terdengar dan diketahui oleh kaumnya.
Namun, kegilaan isteri Nabi Luth, yang juga sehaluan dan sependirian dengan penduduk Sadum, telah membocorkan berita kedatangan para tamu Nabi Luth kepada Kaum Sadum.
Berita kedatangan tamu Nabi Luth pun tersebar karena isteri Nabi Luth.
Datanglah beramai-ramai lelaki-lelaki kaum Sodom, ke rumah Nabi Luth untuk memuaskan nafsu seksual mereka, setelah lama tidak mendapat anak muda.
Berteriaklah mereka memanggil nama Nabi Luth untuk melepas anak-anak muda itu, agar diberikan kepada mereka untuk memuaskan nafsu.
===
Mendengar teriakan mereka, Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mereka dan berseru agar mereka kembali ke rumah masing-masing dan jangan mengganggu tamu yang datangnya dari jauh yang sepatutnya dihormati dan dimuliakan.
Mereka diberi nasehat agar meninggalkan perbuatan kebiasaan mereka yang keji itu.
Nabi Luth berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri mereka dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mereka dilanda azab dan siksaan Allah.
Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth tidak dihiraukan dan dipedulikan, mereka bahkan mendesak akan mendobrak pintu rumahnya dengan paksa dan mengancam akan menggunakan kekerasan jika pintu tidak di buka dengan sukarela.
Merasa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan arus kaumnya itu yang akan memaksakan kehendaknya dengan kekerasan, berkatalah Nabi Luth secara terus terang kepada para tamunya:
”Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam. Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan fisik yang dapat menolak kekerasan mereka, tidak pula mempunyai keluarga atau sanak saudara yang disegani mereka yang dapat aku mintai pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghalau gangguan terhadap tamu dirumahku sendiri.”
Mendengar keluh-resah Nabi Luth, lantas anak-anak muda itu memberitahu hal yang sebenarnya jika mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia yang diutus oleh Allah SWTuntuk menurunkan azab dan siksa atas rakyatnya karena segala kemungkaran dan kemaksiatan yang keji dan kotor.
Malaikat-malaikat itu menyuruh Nabi Luth membuka pintu rumahnya seluas mungkin agar dapat memberi kesempatan bagi orang -orang yang haus akan nafsu dengan lelaki itu masuk.
===
Namun saat pintu dibuka dan para penyerbu masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mereka dan mereka tidak dapat melihat.
Malaikat-malaikat tadi ternyata telah membutakan mata mereka.
Meski sudah diusap-usap dan digosok-gosok mata mereka, ternyata mereka sudah menjadi buta.
Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam keadaan kacau balau berbenturan antara satu dengan lain sambil berteriak-teriak bertanya-tanya gerangan apa yang menjadikan mereka buta, dengan mendadak para malaikat berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan segera perkampungan itu bersama keluarganya, karena masanya telah tiba bagi azab Allah SWT yang akan ditimpakan.
Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar pergi ke luar kota dan jangan seorang pun dari mereka menoleh ke belakang.
Nabi Luth keluar dari rumahnya sehabis tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari sang isteri dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang menjadi tamunya.
Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tergerak meninggalkan kaumnya.
Ia berada dibelakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak henti-hentinya menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan meragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri.
Dan begitu langkah Nabi Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang munafiq itu.
Getaran itu mendahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu sijjil yang menghancurkan dengan serta-merta Kota Sadum berserta semua penghuninya . Bertebaran mayat-mayat yang dilaknat oleh Allah S.W.T di kota Sodom, dan hancurlah kota tersebut.
Namun, masih ditinggalkan kesan-kesan kehancuran kota tersebut oleh Allah S.W.T, sebagai peringatan kaum yang kemudian yang melalui di jalan tersebut.
Demikianlah kebesaran dan ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang
===
Kisah Nabi Luth dalam Al-Qur'an terdapat pada 85 ayat dalam 12 surah diantaranya Surah Al-Anbiyaa ayat 74 dan 75 , Surah Asy-Syu’ara ayat 160 sehingga ayat 175 , Surah Hud ayat 77 sehingga ayat 83 , Surah Al-Qamar ayat 33 sehingga 39 dan surah At-Tahrim ayat 10 yang mengisahkan isteri Nabi Luth yang mengkhianati suaminya. (nessiaprincess.wordpress.com)