Ini Pesan Terakhir Akbar, Petani Sawit yang Ditelan Pyton di Mamuju

Editor: Hendra Kusuma
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Munaria (Muna) memangku dua anaknya Nur Aqifah Naila Akbar (3 bulan) dan Putri Asawiyah Azisah Akbar (5), di kediaman duka, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017). Suami Muna, Akbar Bin Ramli (kanan). TRIBUN TIMUR/NURHADI

“Saya bilang, janga meki pulang dulu,”

Tapi Akbar ngotot, kembali. “Saya bilangi, Kalau mau pulang bawa “padeng’ anakmu juga.”

Akhirnya, Akbar berangkat membawa anak pertamanya, Putri.

“Saya anggap itu biasa ji, firasat saya Akbar cuma sakit.” ujar Muna.

Awal Januari lalu, kepada istrinya, Akbar sempat mengemukakan niatnya, untuk bertemu bayi sekaligus rencana menunaikan ibadah puasa Ramadan 1438 H bersama anak-anaknya di Kaladi, Luwu.

Akbar yang hanya petani sawit di kebun INTI Rakyat itu mengumpulkan rupiah sedikit demi sedikit.

Namun, perjuangan sang ayah gagal telak Minggu itu.Ketika tengah memanen di kebun sawitnya, Dusun Pangerang, ular piton raksasa datang memangsa.

Akbar ditelan bulat-bulat piton raksasa 7,1 meter. Jasad Akbar ditemukan utuh di perut ular piton, Senin (27/3/2017) malam.

"Ada ini uangnya kodong (kasihan) dia simpan,” kata ayah kandung almarhum, Muh Ramli (50), "Dia simpan ini uangnya untuk ongkos dia pakai ke sana lihat anaknya, karena sekalian mau juga rencana puasa di sana,” ujar Ramli menambahkan.

Berita Terkini