Kemplang atau Kelempang?

zoom-inlihat foto Kemplang atau Kelempang?

H.Muhammad Syubli. LN

Sripo/Dok

Di Kota Palembang khususnya, dan umumnya Sumatera Selatan, banyak hal, nama sesuatu, tempat, lingkungan dan makanan serta lainnya, yang asalnya disebut dengan sebutan asal-asalan, asal bunyi. Atau apa yang disebut pertama kali, itulah yang jadi sebutan seterusnya, walaupun ternyata sebutan itu keliru. Kolom ini tidak bermaksud menyalahkan siapapun, tetapi bisa jadi kritik Sosial (Koreksi) buat siapapun yang mungkin berkewenangan meluru-skannya, mari kita kaji Salah satu produk kuliner (makanan khas) Palembang yang bahan bakunya hampir sama dengan Pempek adalah “Makanan kering” yang biasa disebut Kerupuk atau Kempelang. Wong Plembang membedakan nama dengan bentuk. Seperti Kerupuk khas Palembang bentuknya seperti dianyam. Sedangkan Kelempang atau Kempelang bentuknya bulat tidak seperti dianyam atau kempelang bentuknya bulat.

 Bahan mentah keduanya sama-sama dari sagu, ikan, air, garam. Masyarakat luar Sumsel tidak membedakan bentuk, rasa, bahan dan warna. Pokoknya jika ada makanan ringan yang tadinya kering, lalu digoreng (dipanggang) bisa dimakan baik dengan cuka atau menjadi penyedap rasa ketika makan nasi, di”kerupuk-kerupuk”, maka disebutlah “Kerupuk” karena bentuknya agak besar dan tebal, waktu makan juga mulut membuka agak lebar. Barangkali jika mulut ketika menyantap makanan sejenis itu mulutnya tidak perlu terbuka lebar disebut KERIPIK? (Karena bentuknya agak tipis, nama lainnya Emping). Kalo minum, jika sedikit disebut “Sripit” jika banyak disebut “Sruput”.

 Wong Plembang membedakan Kerupuk dari bentuknya, jika bentuknya bulat biasa, bila dipanggang/digoreng menjadi besar, itu disebut Kelempang/Kempelang. Ada pula yang dibuat dari Pempek Lenjer yang ketika masih agak basah dan sebelum keras benar, diiris-iris tipis, lalu dijemur hingga kering. Bentuk ini bisa dijual kiloan, dikemas dalam kantong plastik, tahan lama, bisa dibawa jauh. Kempelang atau Kelempang ini jika ingin dimakan haruslah digoreng terlebih dahulu.Tetapi dalam perkembangan selanjutnya muncul penyebutan yang rancu dan keliru, mana yang benar antara KELEMPANG atau KEMPELANG?   Jika diperhatikan dari arti katanya kita tambah bingung, sebab Kempelang biasanya untuk kata perbuatan, yakni seseorang yang memukul orang lain dengan tangannya yakni “Dikempelang” (Ditempeleng) sedangkan Kelempang? Nah ini yang sedang kita cari rumus dan kamusnya. Apa arti dan latar belakang sebenarnya sehingga makanan ringan itu disebut Kempelang/kelempang? Lalu ada seloroh: “....dari pada kena “Kempelang” lebih enak makan Kelempang....” Sebab memang lebih enak makan kelempang dari pada kena tempeleng atau dipukul, kan sakit.

 Sampai sekarang belum ada kata pasti untuk nama penganan khas Palembang yang satu itu, tetapi kita yakin, apa saja sebutan orang untuk nama makanan yang benar-benar ringan itu, terjadi kekeliruan dalam penyebutan, dapat dipastikan orang tidak keliru ketika melihat bendanya. Disebut Kelempang maupun kempelang orang sudah mengerti.

 Harap dimaklumi jikalau apa yang saya ungkapkan di sini ada yang keliru, wajar saya manusia biasa yang tidak lepas dari salah dan keliru, boleh kok anda memperbaiki keliru-keliruku itu. Sebab keliruku adalah keliru mu juga, bahkan keliru kita semua.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved