Nasib Wanita Muda yang Tewas Bersimbah Darah di Purwakarta, Sempat Curhat Diteror dan Lapor Polisi

Dea Permata Karisma (27), seorang wanita muda asal Purwakarta, ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya

Editor: adi kurniawan
Kolase
WANITA PURWAKARTA DIBUNUH: Wanita asal Purwakarta bernama Dea Permata Kusuma sempat curhat ke ibunya, Yuli (kiri) sebelum ditemukan tewas dibunuh. Ternyata selama 3 bulan korban diteror. 

SRIPOKU.COM -- Dea Permata Karisma (27), seorang wanita muda asal Purwakarta, ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya di Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta pada Selasa (12/8/2025) siang.

Penemuan jasadnya mengejutkan banyak pihak, terutama setelah terungkap bahwa korban sempat diteror selama tiga bulan terakhir sebelum akhirnya dibunuh.

Menurut Yuli Ismawati (55), ibu kandung korban, Dea sering bercerita tentang teror yang ia terima melalui pesan singkat dan ancaman pengintaian di sekitar rumah.

Pelaku bahkan mengancam akan membunuh Dea jika ia tidak menjauhi seseorang yang pernah ia bantu mendapatkan pekerjaan.

 
Kronologi Kejadian dan Curhatan Korban

Sebelum ditemukan tewas, Dea sempat menyuruh asisten rumah tangganya (ART) berbelanja sekitar pukul 10.00 WIB.

Saat ART tersebut kembali, ia terkejut mendengar teriakan dan menemukan Dea dalam kondisi bersimbah darah dengan luka tusuk di tubuhnya.

Kepada ibunya, Dea mengaku sudah berupaya melaporkan teror yang ia alami ke pihak kepolisian. Namun, menurut Yuli, laporan tersebut tidak ditanggapi.

"Saya bilang (ke Dea) 'lapor polisi'. (Kata Dea) 'belum ada bukti kalau ini'," ujar Yuli menirukan percakapannya dengan sang putri. Meski sudah memasang CCTV, korban tetap merasa terancam.

 
Motif Pembunuhan Diduga Terkait Kebaikan Korban

Yuli Ismawati mengungkapkan bahwa ia tidak mengetahui secara pasti motif di balik teror dan pembunuhan tersebut.

Namun, ia menduga kasus ini berkaitan dengan masa lalu Dea saat masih bekerja sebagai HRD di sebuah perusahaan swasta.

Dea pernah membantu seseorang masuk kerja, tetapi kebaikan itu justru disalahartikan oleh pelaku.

"Anak saya disuruh menjauhi itu orang, padahal sebatas teman karena dia (Dea) cuma menolong," jelas Yuli.

Kasus ini kini sedang ditangani oleh Polres Purwakarta.

Kapolres Purwakarta, AKBP I Putu Dewa Gede Anom Jaya, memastikan jenazah korban akan diautopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya dan penyidik akan terus mendalami kasus ini.

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved