Kini Sudah Ada 'Laporan Resmi', Polres Purwakarta Gerak Cepat Tangkap ART Pembunuh Dea Permata

Terkuak alasan Polres Purwakarta belum bergerak saat Dea Permata curhat merasa diteror, kini sang IRT keburu dibunuh.

|
Editor: Refly Permana
dokumen pribadi via tribunjabar.id
DIBUNUH ART - Kebersamaan Dea Permata dengan suami. IRT yang tinggal di kawasan Kabupaten Purwakarta itu tewas diduga dibunuh asisten rumah tangga yang ia pekerjakan pada Rabu (14/8/2025) siang. 

SRIPOKU.COM - Dea Permata Karisma (27) tewas diduga oleh asisten rumah tangga di rumahnya bernama Ade Mulyana.

IRT malang tersebut ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya kawasan Desa Jati Mekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta pada Selasa (12/8/2025) siang.

Ironisnya, Dea ternyata pernah mengadu ke polisi setempat bahwa dirinya merasa diteror.

Namun, hingga dirinya dieksekusi, tindak lanjut dari curhatan Dea belum terlihat.

Kabar terbaru, pasca Dea tewas, polisi akhirnya memberikan alasan mengapa belum melakukan pergerakan setelah adanya lapoan teror dari Dea.

Baca juga: Jejak Kaki Misterius Kematian Dea Permata di Purwakarta, Ibu Tangisi Sikap Polisi : Kalau Saja

Kasi Humas Polres Purwakarta, AKP Enjang Sukandi, berusaha meluruskan soal laporan korban yang tak digubris. 

‎Enjang mengatakan, korban pertama kali menyampaikan masalah ancaman tersebut kepada anggota Bhabinkamtibmas saat berada di sebuah acara bersama suaminya.

‎"Jadi bukan membuat laporan, tapi suami korban sempat konsultasi ke Pak Babin pada bulan Juli 2025 kemarin. Dia bertanya soal ancaman yang diterimanya, dan dari situ mulai ditindaklanjuti," kata Enjang.

‎Menurutnya, korban saat itu belum membuat laporan polisi secara resmi karena masih mengumpulkan bukti.

Salah satunya berupa tangkapan layar ancaman yang dikirimkan melalui WhatsApp.

‎"Laporan resmi memang belum dibuat saat itu, karena polisi perlu bukti. Kalau ancamannya sudah ada dan bisa ditunjukkan, baru bisa diproses," katanya.

Kini, Dea telah tiada dan polisi baru melakukan pergerakan.

Pelaku bernama Ade Mulyana sempat mencoba mengaburkan penyelidikan dengan pura-pura memperlihatkan kesedihan pasca majikannya tewas.

Menurut keterangan Fery Riyana (38), suami korban, selama satu bulan sebelum kejadian, istrinya kerap menerima pesan singkat berisi ancaman pembunuhan dari nomor tak dikenal.

‎Bahkan, sempat muncul pesan seolah dari seorang wanita yang menuduh Dea berselingkuh dengan pria lain.

‎Fery yang mulai khawatir kemudian meminta bantuan pembantunya, Ade Mulyana, untuk menjaga sang istri di rumah, karena dirinya sibuk bekerja di PJT II Jatiluhur.

‎Tanpa curiga sedikit pun, Fery mempercayakan keselamatan istrinya pada pelaku.

Baca juga: Sosok Dea Permata, Staf HRD Perusahaan Swasta di Purwakarta yang Jadi Korban Pembunuhan

‎Tak hanya pesan singkat, Ade juga kerap bercerita bahwa rumah mereka diteror oleh orang asing.

‎"Selain ancama lewat WhatsApp yang diterima istri saya, Ade ini juga bercerita ada orang asing datang kerumah, terus dikejar sama dia orangnya hilang. Pernah juga pas ada saya di rumah, dia bilang ada orang mantau rumah, kami kejar bawa golok, tapi pas disamperin hilang atau engga ada," kata Fery saat ditemui Tribunjabar.id di rumah duka, Perum POJ Sadang, Desa Cisereuh, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, Kamis (14/8/2025).

‎Atas ancaman yang dialami istrinya tersebut, Fery pun berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

‎Saran dari Bhabinkamtibmas sempat disampaikan agar Fery melapor ke Polsek atau Polres, serta memasang kamera pengawas CCTV.

‎Karena kesibukannya, Fery tidak sempat membuat laporan resmi, namun pada 5 Agustus, ia akhirnya memasang CCTV di rumah.

‎Ironisnya, setelah CCTV terpasang, semua teror berhenti. Namun malang tak dapat ditolak, Dea ditemukan tewas pada hari yang sama.

‎Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mendalami motif pembunuhan yang dilakukan oleh Ade Mulyana. Diduga, teror dan ancaman selama ini adalah bagian dari rencana sistematis pelaku untuk menutupi niat jahatnya.

Ibu syok

Kesedihan mendalam masih dirasakan Yuli Ismawati (55), ibu dari Dea Permata Kharisma (27), yang tewas secara tragis.

Yuli mengungkapkan keterkejutannya saat mengetahui identitas terduga pelaku. 

‎"Engga menyangka sama sekali. Kan ternyata dia itu orang yang selama ini dekat dengan anak saya. Bekerja ikut anak saya," ujar Yuli dengan suara berat saat ditemui Tribunjabar.id di kediamannya, Perum POJ Sadang, Desa Cisereuh, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, Rabu (13/8/2025).

‎Yang membuatnya semakin tidak percaya, Ade Mulyana sempat menunjukkan reaksi emosional yang kuat saat kejadian. 

‎"Pada saat kejadian itu, justru yang paling histeris dia. Seolah-olah dia yang paling kehilangan," ucap Yuli.

‎Menurut Yuli, selama ini Dea tidak pernah bercerita ada masalah dengan Ade.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved