Heboh Intimidasi di SDN 85 Palembang
Viral Video Petugas Kebersihan Pingsan, Dugaan Intimidasi di SDN 85 Palembang Mencuat
Peristiwa yang terjadi di SDN 85 Palembang di Kertapati ini tak hanya memicu simpati, tetapi juga membongkar
Penulis: Hartati | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG – Sebuah potongan video yang mengguncang jagat maya Palembang menampilkan adegan dramatis, seorang petugas kebersihan jatuh pingsan, diduga setelah terlibat cekcok sengit dengan kepala sekolahnya.
Peristiwa yang terjadi di SDN 85 Palembang di Kertapati ini tak hanya memicu simpati, tetapi juga membongkar dugaan adanya praktik intimidasi dan pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang tidak transparan.
Video pendek yang diunggah oleh akun media sosial @palembanginsight pada Senin malam (4/8/2025) itu dengan cepat menarik perhatian publik.
Dalam rekaman tersebut, terlihat seorang petugas kebersihan bernama Siti berusaha menyampaikan sesuatu dan meminta maaf.
Namun, ucapannya dipotong oleh suara seorang wanita yang diidentifikasi sebagai kepala sekolah.
"Nanti dulu, tunggu jam 3 sore saja," ujar suara dalam video itu dengan nada tegas.
Tak lama setelah adegan perdebatan itu, video beralih menunjukkan Siti yang sudah tak sadarkan diri, terkulai lemas di lantai.
Insiden yang direkam pada hari Sabtu, 2 Agustus 2025 ini disertai narasi panjang yang menyuarakan keluhan serius.
Narasi tersebut menuduh kepala sekolah sering melakukan perlakuan yang tidak adil.
"Tolong diviralkan kepala sekolah SD Negeri 85 Palembang yang berkali-kali membuat pingsan guru serta staf OB karena perbuatannya yang selalu mengucilkan, membedakan, dan memojokkan stafnya," tulis pengunggah dalam keterangan video.
Lebih jauh lagi, narasi itu mengungkap adanya dugaan kejanggalan finansial.
Mulai dari pemotongan uang honor untuk dialihkan ke honorer lain, penggunaan dana BOS yang tidak jelas, hingga adanya nama kerabat kepala sekolah yang terdaftar sebagai guru namun diduga tidak pernah aktif mengajar.
Seruan agar Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, dan dinas terkait turun tangan pun menggema, meminta agar dilakukan pemeriksaan dan tindak lanjut yang serius atas laporan ini.
Sontak, unggahan tersebut dibanjiri lebih dari 200 komentar warganet. Sebagian besar mengecam tindakan yang terekam dalam video dan menuntut keadilan bagi para staf di sekolah tersebut. Namun, tak sedikit pula yang mengingatkan untuk tidak langsung menghakimi.
Beberapa warganet berpendapat bahwa video yang beredar kemungkinan telah dipotong dan tidak menampilkan kronologi peristiwa secara utuh. Mereka khawatir konteks yang hilang bisa memutarbalikkan fakta kejadian sebenarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.