Berita Dedi Mulyadi
BALASAN Dedi Mulyadi Usai Dikritik Atalia, Bongkar Data Pembangunan Sekolah Jabar era Ridwan Kamil
Menurut Dedi Mulyadi, kebijakan tersebut terpaksa dilakukan karena minimnya
SRIPOKU.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan tanggapan tegas atas kritik yang dilontarkan oleh Atalia Praratya terkait jumlah siswa dalam satu rombongan belajar (rombel) yang mencapai 50 orang atau rombel 50 siswa.
Menurut Dedi Mulyadi, kebijakan tersebut terpaksa dilakukan karena minimnya pembangunan sekolah baru di Jawa Barat sejak tahun 2020.
Ia menyebut, dalam kurun waktu 2020-2025, total pembangunan sekolah baru tidak sampai 50 unit, yang mengakibatkan hanya 40 persen siswa yang bisa tertampung di SMA negeri.
Dedi Mulyadi menyebut jika pembangunan sekolah pada 2020-2025 sangat sedikit, tak sampai 50 unit.
Hal itu diungkapkan Dedi Mulyadi, saat menanggapi kritik dari Atalia Praratya, anggota DPR RI yang menyebut jika pengisian satu rombongan belajar (rombel) dengan hingga 50 siswa di jenjang SMA membebani tenaga pengajar dan berpotensi mengorbankan kenyamanan serta kualitas pembelajaran siswa.
Dikatakan Dedi, kebijakan pengisian satu Rombel 43 sampai 50 siswa itu dilakukan karena terpaksa dan hanya diterapkan di 38 sekolah di Jabar.
"Itu pun kami lakukan terpaksa, dibanding mereka tidak sekolah. Mereka tinggal rumahnya dekat sekolah, jadi kalau harus bergeser ke tempat lain yang jauh bisa jadi mereka putus sekolah," ujar Dedi Mulyadi, Sabtu (2/8/2025).
Di Jabar, kata dia, total ada sekitar 800 ribuan siswa yang harus masuk SMA.
Dari jumlah tersebut, hanya 40 persen yang terserap oleh sekolah SMA Negeri.
Baca juga: Sudah Sepekan Pemuda di Palembang Hilang, Pergi Tanpa Pamit dari Rumah Pada 26 Juli
"Kemudian kenapa ini terjadi, karena di Provinsi Jabar sejak 2020 sampai saat ini, pembangunan sekolah barunya sangat sedikit," katanya.
Dedi menguraikan pembangunan sekolah dari 2020-2025 saat Jabar dipimpin Gubernur Ridwan Kamil yang juga suami dari Atalia Praratya.
Menurutnya, pada 2020 Provinsi Jabar tidak membangun satu pun Sekolah baru, baik itu SMA, SMK dan SLB.
"2021 hanya membangun sekolah SMA dua unit, 2022 hanya membangun satu unit, 2023 membangun enam unit yaitu satu satu SMA, tiga SMK dan dua SLB, 2024 membangun lima unit satu SLB, tiga SMA san satu SMK dan 2025 membangun 15 unit, 11 SMA, dua SLB dan dua SMK," katanya.
Tahun, depan Dedi menyebut bakal membangun 50 unit sekolah baru agar anak-anak di Jawa Barat bisa sekolah dengan baik.
"Saya ucapkan terima kasih atas kepeduliannya kepada dunia pendidikan di Jawa Barat, salam hormat buat RK (Ridwan Kamil) semoga Bapak dan Ibu sehat dan bahagia selalu," katanya.
Sebelumnya, anggota Komisi VIII DPR RI, Atalia Praratya, menyampaikan kritik tajam terhadap kebijakan pendidikan yang diterapkan di Provinsi Jawa Barat, terkait pengisian satu rombel hingga 50 siswa di jenjang SMA.
"Saya banyak dapat masukan dan curhat dari guru. Mereka mengurus 25 murid dalam satu kelas saja sudah repot, apalagi ini 50 anak, apalagi di masa mereka (siswa SMA) ini usia remaja,” ujar Atalia.
"Bagaimana mungkin anak nyaman duduk berhimpitan dengan kondisi sekelas 50 orang. Aktivitas mereka enggak akan nyaman dan sulit,” tambahnya.(*)
Imbas Kebijakan Dedi Mulyadi, PO Bus Pariwisata di Depok PHK 50 Persen Karyawan, Omzet Turun Drastis |
![]() |
---|
Penyebab Dedi Mulyadi Kekeuh Larang Sekolah Gelar Study Tour, Tak Gentar Didemo Pekerja Pariwisata |
![]() |
---|
Rela Jalan Kaki 26 Hari dari Prabumulih-Bandung, Tukang Kerupuk Asal Sumsel Nekat Temui Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Akhirnya Dedi Mulyadi Jemput Ibu yang Dianiaya Anaknya di Bekasi, Singgung soal Psikis dan Mental |
![]() |
---|
Kronologi Ibu di Lubuk Linggau Nekat Temui Dedi Mulyadi, Ngaku Nyaris Bunuh Diri karena Ulah Anaknya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.