Motif Kematian Arya Daru

KAKAK Ipar Arya Daru tak Percaya, Lilitan Lakban Dianggap Misteri, Minta ke Polisi Tetap Lakukan Ini

Meta Bagus berharap penyelidikan terhadap adik iparnya oleh Polda Metro Jaya tetap dilanjutkan

Editor: Welly Hadinata
Tribun Jogja
TAK PERCAYA - Kakak ipar Diplomat Ahli Muda Kemlu Arya Daru Pangayunan, yakni Meta Bagus, sedang menanggapi hasil rilis penyelidikan kasus Arya Daru, di Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (29/7/2025). Foto Tribun Jogja/Niti Istimewa Rukmana 

Kendati demikian, Wira menegaskan penyelidikan akan terus dilakukan terkait kasus ini.

Dia mengatakan pihaknya tetap membuka jika ada pihak lain yang ingin memberikan masukan.

"Sementara kami tetap akan menerima masukan apabila ada informasi, kami tetap tampung," tegasnya.

Kondisi Psikologis Arya

Ahli digital forensik dari Ditsiber Polda Metro Jaya, Ipda Saji Purwanto, menuturkan Arya sudah memiliki niat untuk bunuh diri sejak tahun 2013.

Dia mengungkapkan hal itu diketahui dari ponsel lama milik Arya yang ditemukan di kamar kosnya.

Ia menambahkan ponsel itu terakhir kali aktif pada 21 September 2022 lalu.

Sementara, keinginan Arya ingin bunuh diri diketahui melalui pengiriman pesan dari emailnya ke salah satu badan amal yang bergerak di bidang kesehatan mental.

"Kami menemukan ada pengiriman email yang dimiliki atau digunakan oleh pengguna digital evidence, alamatnya adalah ddaru_c@yahoo.com dikirim ke salah satu badan amal yang menyediakan layanan dukungan terhadap orang yang memiliki emosional yang mengalami perasaan tertekan dan putus asa hingga dapat menyebabkan bunuh diri," katanya.

Delapan tahun kemudian, Saji mengatakan pesan serupa dikirimkan kembali oleh Arya. Bahkan, sambungnya, Arya semakin memiliki keinginan kuat untuk mengakhiri hidupnya.

Dia mengatakan alasan Arya ingin bunuh diri karena masalah yang dihadapinya. Namun, Sadji tidak menjelaskan masalah seperti apa yang dihadapi pria kelahiran Sleman, DI Yogyakarta, tersebut.

"Kemudian di segmen pada tahun 2021, dimulai dari tanggal 24 September 2021 sampai dengan 5 Oktober 2021 sebanyak sembilan segmen. Intinya adalah sama ada niatan semakin kuat untuk melakukan bunuh diri karena problem yang dihadapi," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi), Nathanael Sumampouw, menuturkan Arya mengalami burnout secara psikologis dan lelah kepedulian karena profesinya sebagai diplomat.

Nathanael mengungkapkan peran Arya yaitu melindungi warga negara Indonesia (WNI) yang terjebak dalam situasi krisis, menuntut adanya korban harus selalu berempati tinggi dan memiliki ketahanan psikologis.

“Yang (peran) ini semua tentu menimbulkan dampak seperti burnout, compassion fatigue atau kelelahan kepedulian, terus menerus terpapar dengan pengalaman-pengalaman penderitaan, trauma,” kata Nathanael.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved