Ceritakan Pengalaman Anda dalam Menangani Masalah di Bidang Pembelajaran, PPG 2025 Guru Tertentu

Setelah itu, saya mengadakan pertemuan informal dengan siswa-siswa yang tampak paling tidak termotivasi, bukan untuk menegur, tapi untuk mendengarkan.

Ternyata, sebagian dari mereka merasa materi terlalu teoritis dan kurang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan masukan tersebut, saya mengubah metode pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan kolaboratif.

Saya menerapkan model project-based learning di mana siswa diminta membuat proyek video bertema nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan mereka.

Mereka diberi kebebasan berkreasi, dan saya berperan sebagai fasilitator, bukan hanya sebagai penyampai materi.

Hasilnya cukup signifikan. Siswa yang sebelumnya pasif mulai menunjukkan minat, bahkan beberapa yang sulit diajak bekerja sama justru tampil aktif dan antusias.

Nilai penugasan meningkat, suasana kelas menjadi lebih hidup, dan keterlibatan siswa membaik. Selain itu, pendekatan personal yang saya lakukan membuat hubungan guru-siswa lebih dekat dan terbuka.

Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan cara belajar yang berbeda.

Sebagai pendidik, penting bagi saya untuk tidak hanya fokus pada target kurikulum, tetapi juga memahami kondisi psikologis dan sosial siswa.

Saya juga menyadari bahwa fleksibilitas dan empati dalam mengajar adalah kunci untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.

Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News