'Saya Tak Mau Lihat Pelaku' Kesedihan Orangtua Bocah 6 Tahun yang Jadi Korban Pembunuhan di OKI

Dengan sepeda motor tuanya, Indra bergegas. Semakin dekat dengan rumah, hatinya semakin tak menentu.

Kerumunan orang yang memadati halaman rumahnya menjawab sebagian rasa penasarannya, sekaligus melahirkan kecemasan yang luar biasa.

"Rania hilang dibawa orang."

Dua kata itu menghantam Indra. Dunianya seakan runtuh. Pria 41 tahun itu seketika bingung, cemas, dan marah.

Tanpa pikir panjang, ia langsung bergabung dengan warga yang sudah lebih dulu bergerak.

"Saya langsung ikut bersama warga dan orang-orang untuk mencari anak saya," kata Indra.

Kabar hilangnya Rania datang dari teman-teman sepermainannya.

Sekitar pukul 11.00 WIB, saat sedang asyik bermain di halaman sebuah rumah ibadah, seorang pria tak dikenal membawa Rania pergi.

Pencarian besar-besaran pun dimulai. Setiap sudut desa, lokasi terakhir Rania terlihat, kebun-kebun karet, hingga semak belukar disisir tanpa lelah.

Harapan yang membuncah di siang hari perlahan meredup seiring datangnya gelap.

"Sampai malam pencarian terus kami lakukan," kenang Indra.

Sekitar pukul 23.00 WIB, harapan itu benar-benar padam dan berganti duka yang menghancurkan.

Rania ditemukan. Namun, bukan dalam keadaan selamat. Ia telah tiada, dengan luka lebam di sekujur tubuh kecilnya dan menjadi korban kejahatan seksual yang keji.

 Tangis Indra pecah di tengah keheningan malam, meratapi nasib pilu buah hatinya.

"Aku Tak Mau Lihat Pelakunya"