Berita Palembang

Pasangan Disabilitas di Palembang Pilih Berwirausaha, Ciptakan Peluang untuk Sesama

Di tengah hiruk pikuk Job Fair 2025 yang diselenggarakan di Hotel Aryaduta Palembang pada Rabu (23/7/2025)

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Linda Trisnawati
PASANGAN DISABILITAS - Anis Mutmainah dan R Ama Wide merupakan pasangan disabilitas, yang memilih membuka usaha ketimbang mencari pekerjaan hadir di Job Fair 2025 yang ada di Hotel Aryaduta dan memberikan motivasi, Rabu (23/7/2025). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG – Di tengah hiruk pikuk Job Fair 2025 yang diselenggarakan di Hotel Aryaduta Palembang pada Rabu (23/7/2025), kisah inspiratif datang dari pasangan Anis Mutmainah dan R. Ama Wide.

Keduanya, yang merupakan penyandang disabilitas, memilih jalur yang berbeda dari kebanyakan pencari kerja.

Alih-alih melamar pekerjaan, mereka justru menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan bahkan turut mengedukasi sesama penyandang disabilitas.

Anis Mutmainah, pemilik Artshop Teras Gendhis, mengungkapkan bahwa usaha ini berawal dari modal pribadi dan didorong oleh inspirasi dari kedua orang tuanya.

"Usaha saya modal sendiri dan inspirasi saya adalah orang tua saya," ujar Anis.

 Merintis Usaha Dekorasi Rumah Sejak 2016

Artshop Teras Gendhis, yang berfokus pada produk kesenian untuk dekorasi rumah seperti karpet seagrass dan lainnya, telah dirintis Anis sejak tahun 2016.

Ia memilih bidang ini karena merasa punya passion di dalamnya.

"Saya lebih memilih buka usaha di dekorasi ini karena memang fashion-nya di situ. Jadi saya bersama suami yang mengerjakan, kemudian kita buat pelatihan-pelatihan dan akhirnya ada beberapa karyawan," jelas Anis.

Ini menunjukkan bagaimana Anis dan suaminya tidak hanya berjuang untuk diri sendiri, tetapi juga membuka pintu rezeki bagi orang lain.

Tidak berhenti pada usaha pribadi, Anis kini juga mendirikan Yayasan Sharing Disability Indonesia.

Yayasan ini memiliki misi mulia untuk mengedukasi para penyandang disabilitas lainnya agar tetap semangat dan memiliki keterampilan.

Hal ini juga menjadi wujud syukur Anis karena anaknya kini tumbuh sehat.

Namun, mengelola yayasan ini bukan tanpa tantangan. Anis mengakui bahwa rata-rata penyandang disabilitas kerap berharap dimaklumi, sehingga menumbuhkan konsistensi atau kemauan untuk berwirausaha menjadi sedikit sulit. Meski begitu, ia dan timnya tak pernah patah semangat.

Anis juga menyoroti kondisi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bagi penyandang disabilitas di Sumatera Selatan yang menurutnya masih terbilang rendah. Hal ini berdampak pada terbatasnya peluang kerja, karena faktor SDM yang belum optimal.

Meski demikian, Anis tak pernah lelah menyebarkan pesan positif. "Kalau mau usaha harus maju dan konsisten. Kalau sudah jatuh jangan takut bangun, jatuh bangun, jatuh bangun. Selagi konsisten Insya-Allah dimudahkan," pesan Anis, menutup kisahnya dengan semangat pantang menyerah.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved