Opini

Optimalisasi Amal Ibadah di Bulan Muharram

Bulan Muharram adalah termasuk salah satu dari empat bulan yang dimuliakan. Bulan Muharram disebut juga dengan Syahrullah (bulannya Allah).

Editor: tarso romli
handout
H Salman Rasyidin - Mantan Wartawan Sriwijaya Post/ Wakil Sekretaris Dewan Pendidikan Sumsel 

Jamaah Jum'at rahimakumullah

Kedua, melaksanakan puasa hari Asyura (10 Muharram) dan Tasu'a (9 Muharram). Dalam sebuah hadits dijelaskan:

“Nabi SAW ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.”

Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa 'Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa 'Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim).

Tanggal 10 Muharram (Asyura) adalah hari yang juga diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani, maka untuk menyelisihinya, Rasulullah memerintahkan kepada kita untuk berpuasa pada hari sebelumnya, yaitu tanggal 9 Muharram (tasu'a).

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata bahwa ketika Nabi SAW melakukan puasa hari 'Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu terdapat sahabat yang berkata; “Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lalu beliau berkata: “Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.”

Ibnu Abbas mengatakan; “Belum sampai tahun depan, Nabi SAW dsudah meninggal dunia.” (HR.Muslim)

Ketiga, memperbanyak amal shalih. Secara umum dan pada prinsipnya setiap saat kita diperintahkan untuk memperbanyak amal sholeh terutama pada bulan-bulan haram termasuk bulan Muharram.

Ibnu 'Abbas mengatakan: ”Allah mengarahkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan soleh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Tafsir at-Thabari)

Intinya, pergantian tahun hijriyah, menuntut selalu melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik dari masa-masa sebelumnya yang tidak hanya mensyiarkan nilai-nilai dakwah – syiar, namun juga nilai-nilai syar'i yang semakin membaik dan benar-benar dirasakan sesama umat, effek perbaikan itu, khusus amal ma'ruf nahi mungkar yang tidak hanya slogan yang diucapkan, namun dalam praktiknya. Walahu a'lam bishawab. (*)


 

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved