Tak Ada Tanda Hipotermia dan Banyak Luka Benda Tumpul, Hasil Otopsi Juliana Marins di Bali

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara mengungkap hasil otopsi jenazah Juliana Marins. Pihak dokter tidak melihat ada tanda-tanda hipotermia.

Editor: Refly Permana
basarnas
Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) saat mengevakuasi jasad Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang terjatuh di Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nisa Tenggara Barat, Senin (23/6/2025). Juliana Marins jatuh pada Sabtu (21/6/2025) dan ditemukan tewas. 

SRIPOKU.COM - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara mengungkap hasil otopsi jenazah Juliana Marins.

Pendaki asal Brazil itu jatuh di Gunung Rinjani, Jumat 27 Juni 2025. 

Saat ini, jenazah Juliana Marins telah selesai diotopsi Forensik RSUD Bali Mandara.

dr. Ida Bagus Putu Alit, DMF. Sp.F selaku dokter forensik RSUD Bali Mandara yang menangani jenazah korban mengatakan tak ada permintaan otopsi tambahan. 

Jenazah hingga kini masih di Ruang Jenazah Forensik RSUP Prof Ngoerah. 

“Jadi kembali ke penyidik karena ini barang bukti penyidik. Kalau penyidik sudah menyerahkan, tidak diperlukan lagi jadi diserahkan ke keluarga,” kata Alit, Jumat (27/6/2025). 

Lebih lanjutnya, Alit mengatakan kemungkinan jenazah Juliana akan dikembalikan ke negaranya. 

“Sepengetahuan saya karena di luar saya, ini akan dikirim ke negaranya. (Kapan dikirimnya) Saya tidak tahu mungkin menunggu jadwal juga,” ujar dia. 

Alit mengatakan, begitu jenazah tiba, langsung dilakukan pemeriksaan luar dan autopsi pada Kamis 26 Juni 2025 pada pukul 22.00 Wita. 

Hasilnya memang ditemukan luka-luka pada seluruh tubuh korban. 

Terutama luka lecet geser yang menandakan bahwa korban memang tergeser dengan benda-benda tumpul. 

“Kemudian kita juga menemukan adanya patah-patah tulang. Terutama di daerah dada, bagian belakang, juga tulang punggung dan paha,” kata, dr. Alit. 

Kemudian dari patah-patah tulang inilah terjadi kerusakan pada organ-organ dalam serta pendarahan. 

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebab kematian itu adalah karena kekerasan tumpul, yang menyebabkan kerusakan organ-organ dalam dan pedarahan. 

“Kami tidak menemukan bukti-bukti atau tanda-tanda bahwa korban itu meninggal dalam jangka waktu yang lama dari luka-luka,” imbuhnya. 

Baca juga: FAKTA Juliana Marins Diduga Masih Hidup Sesaat Usai Jatuh di Rinjani, Ada Teriakan Minta Tolong!

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved