Berita MUBA

Target Pengurangan Sampah 30 Persen Nasional, Wabup Muba Ajak Semua Bersinergi

Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) menunjukkan komitmen untuk mempercepat pencapaian target pengelolaan sampah nasional.

Penulis: Fajeri Ramadhoni | Editor: tarso romli
handout
RAKOR - Wakil Bupati Musi Banyuasin, Rohman (tengah), menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Pengelolaan Sampah Tahun 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (22/6/2025). Kegiatan ini menjadi wadah strategi untuk memperkuat sinergi antar daerah dalam mendorong pencapaian target pengelolaan sampah nasional. 

SRIPOKU.COM , SEKAYU-- Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) menunjukkan komitmen untuk mempercepat pencapaian target pengelolaan sampah nasional.

Salah satunya dengan mengikuti Rapat Koordinasi Pengelolaan Sampah Tahun 2025 yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (22/6/2025).

Wakil Bupati Muba, Rohman, menyebutkan bahwa pengelolaan sampah bukan lagi sekedar urusan teknis, melainkan menjadi tantangan bersama yang memerlukan keterlibatan lintas sektor.

Terutama dalam rangka mencapai target nasional 30 persen pengurangan dan 70 % penanganan sampah pada tahun 2025 sebagaimana ditetapkan dalam SK Menteri LH Nomor 199 dan 485 Tahun 2025.

“Masalah sampah tidak bisa diselesaikan sendiri oleh pemerintah. Diperlukan sinergi dari masyarakat, dunia usaha, dan seluruh pemangku kepentingan,” ujar Rohman.

Menurutnya, upaya pengurangan timbunan sampah harus dimulai dari sumbernya.

Untuk itu, Pemkab Muba akan mendorong penerapan program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di tingkat rumah tangga dan pelaku usaha.

Di sisi lain, peningkatan infrastruktur dan teknologi pengolahan sampah juga menjadi fokus, termasuk kajian pemanfaatan sampah menjadi energi.

“Kami akan meninjau kembali kesiapan fasilitas pengolahan di Muba, serta menyiapkan pendukung untuk memperkuat program pengelolaan sampah terpadu,” ungkapnya.

Rakor ini menjadi forum strategis bagi pemerintah daerah untuk menyampaikan tantangan di lapangan.

Salah satu isu yang dibahas adalah keterbatasan lahan dan teknologi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), serta perlunya pembinaan berkelanjutan kepada masyarakat.

“Harapannya, dari Rakor ini lahir langkah nyata yang tidak hanya berhenti pada wacana, tetapi langsung menyasar solusi konkret di lapangan,” tutupnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved