Kunci Jawaban

Jawaban Modul 3 Lengkap PPG 2025, Makna, Urgensi dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai

Jawaban Modul 3 Topik 2 PPG 2025, Makna, Urgensi dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai

Freepik
ILUSTRASI KUNCI JAWABAN - Foto berasal dari Freepik. Jawaban Modul 3 Lengkap PPG 2025 

Cerita reflektif
Diskusikan dengan teman sejawat apa yang akan terjadi apabila tidak ada kesamaan nilai antara warga sekolah. Gunakan pertanyaan berikut untuk memulai diskusi: 1. Apakah ada perbedaan pandangan antara orang tua, peserta didik, dan guru tentang pendidikan nilai? 2. Apa yang mungkin terjadi apabila nilai yang dimiliki sekolah berbeda dengan nilai-nilai yang diajarkan orang tua peserta didik di rumah? 3. Apa yang dapat dilakukan untuk menjembatani perbedaan nilai ini?
Jawaban
1. Apakah ada perbedaan pandangan antara orang tua, peserta didik, dan guru tentang pendidikan nilai?
Ya, perbedaan pandangan kerap terjadi.
- Orang tua cenderung lebih menekankan nilai-nilai yang sesuai dengan latar belakang budaya, agama, dan lingkungan keluarga.
- Guru biasanya mengedepankan nilai-nilai yang tertuang dalam kurikulum dan visi sekolah seperti kedisiplinan, tanggung jawab, dan toleransi.
- Peserta didik, terutama remaja, bisa dipengaruhi oleh tren media sosial atau lingkungan sebaya, yang mungkin tidak sejalan dengan nilai sekolah maupun rumah.

Pertanyaan pemantik lanjutan:
"Bagaimana sekolah bisa memastikan bahwa nilai-nilai yang diajarkan tidak hanya berlaku di lingkungan kelas, tetapi juga diperkuat oleh keluarga?"

2. Apa yang mungkin terjadi apabila nilai yang dimiliki sekolah berbeda dengan nilai-nilai yang diajarkan orang tua peserta didik di rumah?
Ketika nilai sekolah dan nilai keluarga tidak selaras, bisa terjadi hal-hal berikut :
- Kebingungan moral pada peserta didik karena tidak ada acuan yang konsisten.
- Konflik antara sekolah dan orang tua, misalnya dalam penanganan kedisiplinan atau toleransi
- Ketidakefektifan pendidikan karakter, karena nilai yang diajarkan tidak diinternalisasi secara utuh oleh peserta didik
- Kurangnya rasa aman dan nyaman karena peserta didik merasa ditarik oleh dua norma yang berbeda

 Pertanyaan pemantik lanjutan:
"Pernahkah Anda mengalami situasi ketika orang tua tidak setuju dengan pendekatan nilai yang Anda ajarkan? Bagaimana Anda mengatasinya?"

3. Apa yang dapat dilakukan untuk menjembatani perbedaan nilai ini?
Beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk menjembatani perbedaan nilai:
- Membangun komunikasi terbuka antara sekolah dan orang tua, misalnya melalui forum orang tua-guru atau dialog terbuka.
- Menyusun kode etik atau nilai bersama sekolah (school values) yang disepakati oleh semua warga sekolah.
- Melibatkan orang tua dalam pendidikan nilai, misalnya lewat program parenting atau kegiatan kolaboratif sekolah-rumah.
- Menanamkan nilai universal, seperti kejujuran, empati, dan tanggung jawab, yang relatif dapat diterima oleh semua pihak.
- Memberi ruang refleksi bagi peserta didik, agar mereka mampu memahami dan menyelaraskan nilai dari berbagai lingkungan

Pertanyaan pemantik lanjutan:
"Bagaimana kita dapat menciptakan nilai bersama di sekolah tanpa mengabaikan keberagaman yang ada?"
Kesimpulan Awal Diskusi (bisa diperluas oleh peserta diskusi):
Kesamaan nilai antarwarga sekolah sangat penting untuk menciptakan iklim belajar yang harmonis dan mendukung pembentukan karakter peserta didik secara menyeluruh.
Ketidaksamaan nilai dapat menjadi tantangan, namun juga peluang untuk memperkuat kolaborasi dan saling memahami antara sekolah dan keluarga.

Sub topik 3. Strategi Internalisasi dan Pengembangan Nilai dalam Pembelajaran

1. Sebutkan dua strategi utama dalam menginternalisasi nilai dalam pembelajaran!
a. Ceramah panjang dan ujian tertulis.
b. Pembelajaran berbasis pengalaman dan keteladanan guru.
c. Memberikan tugas rumah dan ujian akademik ketat.
d. Hanya mengajarkan nilai melalui pelajaran agama.
e. Memperbanyak kegiatan ekstarkulikuler tanpa pengawasan
Jawaban : b

2. Seorang guru menghadapi kelas dengan beragam latar belakang budaya. Bagaimana strategi internalisasi nilai yang dapat diterapkan agar peserta didik memiliki sikap toleransi?
a. Menyediakan materi pelajaran yang sama tanpa memperhatikan latar belakang budaya siswa.
b. Mengadakan diskusi dan kegiatan berbasis kolaborasi antar siswa dari berbagai latar belakang.
c. Menghindari topik keberagaman agar tidak terjadi konflik di kelas.
d. Memaksa siswa untuk mengikuti satu budaya tertentu yang dianggap dominan.
e. Mengajarkan toleransi hanya dalam mata pelajaran agama tanpa penerapan dalam kehidupan sekolah
Jawaban : b

Cerita reflektif
Setelah menelaah informasi, lakukan refleksi berdasarkan praktik mengajar Bapak/Ibu di sekolah. Tuliskan jawaban dari pertanyaan berikut: 1. Bagaimana Bapak/Ibu mengaitkan nilai nasional dan universal dengan konteks sekolah? 2. Apa pengalaman Bapak/Ibu dalam menerapkan strategi internalisasi nilai dari referensi yang dipelajari? 3. Apa yang bisa Bapak/Ibu dan sekolah lakukan agar proses ini berjalan efektif?

1. Bagaimana Bapak/Ibu mengaitkan nilai nasional dan universal dengan konteks sekolah?
Dalam praktik mengajar, saya selalu berupaya mengaitkan nilai-nilai nasional seperti gotong royong, kejujuran, dan cinta tanah air dengan nilai-nilai universal seperti empati, toleransi, dan tanggung jawab. Misalnya, saat membahas topik keberagaman di kelas, saya menekankan pentingnya toleransi sebagai nilai universal, sekaligus mengaitkannya dengan sila ketiga Pancasila "Persatuan Indonesia". Nilai-nilai tersebut saya kaitkan dengan kehidupan nyata peserta didik di sekolah melalui diskusi, proyek kelompok lintas budaya, dan kegiatan pelayanan sosial

2. Apa pengalaman Bapak/Ibu dalam menerapkan strategi internalisasi nilai dari referensi yang dipelajari?
Salah satu strategi yang saya terapkan adalah modeling dan pembelajaran berbasis proyek. Sebagai guru, saya berusaha menjadi teladan dalam hal kedisiplinan, empati, dan kerja sama. Saya juga memfasilitasi peserta didik dalam membuat proyek kelas yang mengangkat tema nilai, seperti kampanye anti perundungan atau proyek kebersihan sekolah. Melalui kegiatan tersebut, peserta didik tidak hanya memahami nilai secara kognitif, tetapi juga mengalaminya secara langsung. Strategi refleksi harian dan jurnal pribadi juga saya gunakan agar peserta didik dapat merenungkan sikap dan perilaku mereka.

3. Apa yang bisa Bapak/Ibu tingkatkan agar proses internalisasi nilai menjadi lebih efektif?
Saya menyadari bahwa konsistensi dalam menanamkan nilai masih perlu saya tingkatkan, baik dalam komunikasi di kelas maupun dalam penegakan disiplin. Saya juga ingin memperluas kolaborasi dengan guru lain dan orang tua agar nilai-nilai yang diajarkan di sekolah sejalan dengan lingkungan rumah. Selain itu, saya berencana memanfaatkan teknologi dengan membuat media interaktif yang mengangkat nilai-nilai karakter agar peserta didik lebih antusias dan terlibat dalam proses pembelajaran nilai.

Sub topik 4. Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

Seorang guru memperhatikan bahwa banyak siswa di kelasnya sulit bekerja sama dalam tugas kelompok. Berdasarkan konsep 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, strategi apa yang paling efektif untuk membantu siswa mengembangkan kebiasaan bekerja sama?
a. Membagi peran secara tegas dalam kelompok dan memberikan sanksi kepada siswa yang tidak bekerja sesuai tugasnya.
b. Mendorong siswa untuk mengutamakan prinsip "Berpikir Menang-Menang dengan saling menghargai, berbagi tanggung jawab, dan mencari solusi bersama
c. Menugaskan siswa untuk menyelesaikan tugas kelompok secara individu terlebih dahulu, lalu membandingkan hasilnya dalam diskusi kelas.
d. Mernilih satu siswa dalam kelompok sebagai pemimpin tetap yang bertanggung jawab penuh terhadap hasil kerja kelompok.
e. Membiarkan siswa menyelesaikan tugas dengan cara mereka sendiri
Jawaban : b

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved