Tambang Nikel di Raja Ampat

Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat, Putri Pakar Nuklir Eks Istri Pangkostrad Desak Operasi Militer

Pengamat militer, Connie Bakrie, menilai sudah perlu dilakukan Operasi Militer atas aktivitas tambang nikel di Raja Ampat. Ia minta, TNI turun tangan.

Editor: Refly Permana
Tribungorontalo
TAMBANG DI RAJA AMPAT - Aktivitas tambang nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, jadi sorotan tajam. Sejumlah tokoh nasional mendesak aktivtas tersebut segera dihentikan. 

SRIPOKU.COM - Aktivitas tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya masih menjadi polemik hingga kini.

Pengamat militer, Prof Connie Rahakundini Bakrie adalah satu di antara yang menyuarakan protes terhadap proyek tersebut.

Connie Bakrie, sapaan akrabnya, menolak pertambangan nikel dilanjutkan, bahkan menyinggung mengenai operasi militer.

Narasi yang dibawa putri pakar nuklir Indonesia ini adalah Military Operations Other Than Wa (MOOTW).

Dalam Bahasa Indonesia, dikenal dengan istilah Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

MOOTW mengacu pada kegiatan militer yang tidak melibatkan peperangan, pertempuran, atau ancaman kekerasan. 

Dalam dunia militer, konsep MOOTW muncul sebagai respons terhadap perubahan ancaman keamanan yang semakin beragam dan tidak hanya terbatas pada ancaman militer konvensional.

Baca juga: Fakta Menteri Bahlil Diteriaki Penipu di Sorong, Pemuda Adat Raja Ampat Sebut ada 4 Perusahaan Nikel

MOOTW menekankan pentingnya peran militer dalam berbagai operasi yang tidak melibatkan perang, seperti membantu pemerintah dalam tanggap bencana, menjaga stabilitas wilayah, dan mendukung upaya pemeliharaan perdamaian internasional.

Aksi unjuk rasa Connie dituliskan pada akun Instagram pribadinya @@connierahakundinibakrie belum lama ini.

Mantan istri Pankostrad Djaja Suparman ini berpendapat, MOOTW terhadap pertambangan nikel Raja Ampat dibutuhkan sesuai dengan kepentingan keamanan nasional.

Kemudian sejalan dengan norma perlindungan lingkungan internasional.

Ia pun meminta agar TNI terlibat dalam MOOTW yang ia maksud dengan harapan bisa mencegah, mengurangi dan menanggapi ancaman lingkungan.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved