Berita OKU Timur
Tawa Berujung Trauma, Potret Buram Dugaan Kekerasan Siswa di MTsN 3 OKUT, Sekolah Janji Berbenah
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, menyisakan trauma mendalam bagi sang anak dan pertanyaan
Penulis: Choirul OKUT | Editor: Yandi Triansyah
Di tengah upaya hukum yang ditempuh keluarga korban, pihak MTsN 3 OKU Timur mengambil langkah mediasi.
Kepala MTsN 3 OKU Timur Komarudin, SPdI, saat dikonfirmasi pada hari yang sama, memberikan pandangan berbeda atas insiden tersebut.
Ia menegaskan bahwa tidak ada pemukulan, dan tindakan guru yang bersangkutan adalah murni upaya mendisiplinkan siswa.
"Tidak mungkin ada guru yang dengan sengaja mencelakakan anak didiknya. Apa yang dilakukan ini agar siswa lebih disiplin dan patuh, sesuai nilai-nilai yang ditanamkan dalam pendidikan," ujar Komarudin.
Ia menjelaskan bahwa guru tersebut menanyakan siapa yang tertawa, dan dua siswa maju.
Satu siswa menurut saat diminta menirukan tawa dan diizinkan duduk, sementara MPO menolak dan diduga mendapat tekanan verbal bahwa ia tidak diizinkan pulang jika tak patuh.
Meski demikian, Komarudin mengakui perlunya refleksi mendalam atas peristiwa ini. Ia menekankan pentingnya profesionalisme pendidik dan kemampuan mengelola emosi, terutama saat menghadapi pelanggaran ringan siswa.
"Guru harus bisa menanamkan disiplin dengan etika dan moral, bukan dengan kekerasan. Hukuman yang mendidik bisa berupa tugas sosial seperti membersihkan ruang kelas atau halaman sekolah," tambahnya, seolah memberi sinyal kesiapan sekolah untuk berbenah.
Kasus ini tak luput dari perhatian wakil rakyat. Anggota Komisi IV DPRD OKU Timur, Adi Munadi, menyampaikan keprihatinan mendalam.
Ia menilai, jika benar terjadi, kekerasan oleh pendidik, apalagi dengan melibatkan siswa lain untuk melakukan intimidasi fisik, adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan.
"Kalau tindakan dilakukan dalam rangka mendidik, tentu bisa dimaklumi. Tapi jika sampai memerintahkan siswa memukul temannya, ini sudah di luar batas. Harus ada tindakan tegas terhadap guru bersangkutan," tegas politisi PAN dari Dapil II itu.
Adi Munadi juga menyoroti dampak psikologis pada korban dan menekankan bahwa tugas guru adalah membina, bukan menciptakan ketakutan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa ini bukan kali pertama keluhan serupa muncul dari sekolah tersebut.
"Ini bukan pertama kali terjadi. Kami menerima banyak keluhan dari orang tua siswa yang resah dengan kejadian serupa di sekolah tersebut," pungkasnya, mengisyaratkan adanya masalah yang mungkin lebih sistemik.
Kini, bola panas ada di tangan Polres OKU Timur untuk mengusut tuntas laporan keluarga MPO. Sementara itu, upaya mediasi yang diinisiasi sekolah diharapkan tidak hanya menjadi formalitas, tetapi benar-benar menghasilkan solusi yang adil dan langkah konkret perbaikan.
Sempat Was-was, Akhirnya Gaji Kades dan Perangkat Desa di OKU Timur Cair |
![]() |
---|
Istri di OKU Timur Jebloskan Suami ke Penjara, Perbuatan Tercela ke Anak Gadis jadi Pemicu |
![]() |
---|
Kerusakan Jalan Provinsi di Kecamatan Bunga Mayang OKU Timur Mengancam Keselamatan Pengendara |
![]() |
---|
BURONAN Ini Pasrah Dikepung Polisi saat Lagi Menimbang Gabah, Komplotan Pelaku Curas di OKU Timur |
![]() |
---|
Kasus HIV/AIDS di OKU Timur Sumsel Melonjak, Polisi Siap Tindak Tempat Hiburan Malam dan Hotel Nakal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.