Mata Lokal Travel
Pesona Barang Bekas di Pasar Loak Cinde Palembang Masih Dapat Tempat di Hati Masyarakat
Pasar Loak Cinde didominasi lapak batu cincin dan barang antik seperti keramik serta logam-logam lama.
Penulis: Syahrul Hidayat | Editor: Ekoadiasaputro.BE
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Setiap Minggu pagi, kawasan Pasar Cinde di Palembang berubah menjadi denyut nadi keramaian yang tak biasa.
Lima ruas jalan utama—Jalan Karet, Jalan Raden Muhamad, Jalan Raden Nangling, Jalan Cinde Welan, serta Lorong Kebon—ditambah trotoar di Jalan Sudirman, tepat di bawah Stasiun LRT Cinde, dipenuhi oleh lapak-lapak pedagang barang bekas.
Minggu (25/5/2025), suasana di sepanjang trotoar Jalan Sudirman, mulai dari depan pagar Gedung Bank Mandiri Cinde hingga simpang jalan eks Bioskop Mawar, tampak semarak dengan lapak berjejer.
Dominasi lapak batu cincin dan barang antik seperti keramik serta logam-logam lama menjadi pemandangan yang paling menarik. Para pedagang ini adalah penjaga "harta karun" yang berhasil bertahan dari gempuran produk canggih.
Dikenal luas sebagai Pasar Loak Cinde, tempat ini menjadi titik temu bagi pedagang dan pembeli yang antusias mencari atau menjual barang antik, bekas, dan second.
Aktivitas pasar dimulai sejak subuh dan mencapai puncaknya antara pukul 07.00 hingga 09.00 pagi.

“Wah telat, kalau sudah siang ini sepi, ramainya sekitar pukul 7 sampai jam 9-an. Biasanya yang ke sini ini iseng habis olahraga,” ujar Junaidi, seorang pedagang yang sibuk membereskan dagangannya jelang siang.
Ia menjelaskan bahwa pasar akan kembali sepi menjelang waktu zuhur. Junaidi, yang tinggal di kawasan 26 Ilir, mengungkapkan bahwa pembeli di lapaknya jarang mengeluh, terutama untuk barang elektronik seperti kabel-kabel.
“Nah, seperti kabel charger ini sebelum menetapkan harga, dicoba dulu. Kalau masih bagus baru kita saling tawar harga. Jadi pembeli tidak rugi kalau sudah beli tempat saya,” jelas bapak yang sudah berdagang barang bekas di Cinde selama lebih dari lima tahun ini.
Ia hanya membuka lapak setiap hari Minggu, sementara di hari-hari lainnya ia sibuk berburu barang bekas.
“Minggu jualan, setelah itu aku cari juga barang-barang bekas, semua barang yang bisa dijual lagi aku buru,” tambahnya.
Lapak Junaidi menawarkan berbagai barang bekas, mulai dari stopkontak hingga kemeja batik layak pakai, dengan harga yang disesuaikan kondisi barang.
Pedagang lain, Ahmad Husni (45), punya pandangan serupa mengenai keramaian pasar loak.
“Aku nih pindah-pindah lapaknya. Di sini tiap Minggu ramai, apalagi habis gajian, lumayan banyak laku,” ujar bapak penjual tas bekas dan kamera pocket analog ini.

Ia menambahkan bahwa kamera-kamera analog yang dijualnya sering diburu untuk koleksi barang antik.
Mengenal Festival Bidar, Balap Perahu Tradisional yang Selalu Dinanti Wong Kito Setiap 17 Agustus |
![]() |
---|
Wisata Gratis Jika Berkunjung ke Palembang Lokasi Berdekatan Bisa Ditempuh Berjalan Kaki |
![]() |
---|
HungryPedia Lahat: Surga Kuliner Modern dengan Harga Bersahabat di Jantung Kota Lahat |
![]() |
---|
Pesona Malam di Dermaga 16 Ilir Palembang Makin Cantik, Kafe Apung Berlatar Ampera Warna-Warni |
![]() |
---|
Menyusuri Jejak Sriwijaya di Rumah Limas Berusia 2 Abad, Warisan Kokoh di Jantung Kayuagung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.