Kopi Sumsel
Gubernur Sumsel Berharap Kopi Sumsel Bisa Jadi Kebanggaan seperti Pempek
Sumsel daerah yang mewakili Indonesia sebagai penanam kopi terluas di dunia nomor 3, dengan luasan 280 ribu hektare.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Ekoadiasaputro.BE
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - "Saya tertarik dengan judul jelajah kopi, judul menarik bisa dijalankan dengan sepenuh hati. Jelajah sampai ke petani yang hampir 100 persen perkebunan kopi di Sumsel ini punya masyarakat," kata Gubernur Sumsel, H Herman Deru saat menghadiri acara Kick Off Kadin Sumsel Expo dan pelepasan tim Jelajah Kopi Sumsel kerja sama Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel dengan Kadin Sumsel, Kamis (8/5/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Transmart- PCC dihadiri pengurus dan anggota Kadins Sumsel, para tamu undangan, UMKM, dan banyak lagi.
Herman Deru mengapresiasi apa yang dilakukan Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post bersama Kadin Sumsel, mengadakan kegiatan Jelajah Kopi Sumsel.
Ia menjelaskan, di Sumsel ini kebanyakan kopi robusta, ada juga arabika dan liberika. Sumsel daerah yang mewakili Indonesia sebagai penanam kopi terluas di dunia nomor 3, dengan luasan 280 ribu hektare.
"Saya dulu sudah bantu 1 juta pucuk sambung jadi peremajaan di atasnya saja, tidak perlu replanting. Ini untuk menjaga produksi terus menerus. Berkat kerja keras bersama, harga kopi juga melambung sampai Rp 70 ribu per kg," katanya.

Deru bercerita, lima tahun lalu ada tamu dari Eropa yang tertarik kopi Sumsel. Lalu ditugaskan bersama OPD keliling, tapi belum lama kembali lagi.
Ternyata, mereka pulang karena pengeringan kopi di Sumsel masih kurang higienis, buahnya dijemur di jalan, dilindas, dan lain-lain. Hal-hal kecil seperti ini mempengaruhi dan ini butuh edukasi.
"Artinya kalau mau dibina dari hulunya juga supaya hasil kualitasnya bagus. Sumsel juga perlu coba out of the box atau berpikir di luar kewajaran untuk berinovasi menghasilkan produksi kopi. Misal kopi difermentasi, hasilnya bisa manis tanpa gula dan lain-lain," katanya.
Deru juga berharap kopi Sumsel bisa jadi kebanggaan seperti pempek yang bisa dijumpai di mana-mana dan terkenal sampai ke mana-mana.
"Kenapa kopi tidak? Karena masih tanggung. Maka perlu upaya-upaya yang ada ini digas pol sampai hilirisasi. Yakinkan pada konsumen kopi Sumsel ada kelebihannya," kata Deru.
Sementara itu, tim Jelajah kopi akan berkeliling ke enam daerah penghasil kopi di Sumsel.
Pemimpin Redaksi Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel Yudie Thirzano, menjelaskan, Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post bersama Kadin Sumsel melakukan jelajah kopi Sumsel sebagai upaya mengangkat lebih banyak kisah kopi Sumsel supaya lebih baik hasilnya.
Menurutnya, tujuannya untuk peningkatan ekonomi petani, pelestarian budaya lokal, mengedukasi petani dalam memaksimalkan Kopi Petik Merah agar jadwal panen sama rata hingga peluang Sumatera Selatan menjadi ikon kopi nasional yang mampu bersaing di pasar global.
"Sisi yang menarik dan menginspirasi akan ditampilkan dalam video. Kita akan eksplor kabupaten/kota penghasil kopi di Sumsel yaitu Muara Enim, Lahat, Pagaralam, Empat Lawang, OKU dan OKU Selatan," katanya. (*)
Talkshow Jelajah Kopi Sumsel di OJK, Kopi Sumsel Terjual Rp 2 Juta Per Kilogram di Australia |
![]() |
---|
Kapolda Dukung Kopi Asli Sumsel, Seruput Sambil Menikmati Suasana Teras Danau Brimob |
![]() |
---|
Jelang Puncak Panen, Petani Kopi Pagar Alam Menjerit, Harga Anjlok Drastis |
![]() |
---|
Mata Pelajaran Kopi Jadi Kurikulum SMKN 1 Jarai, Bisa Bisnis Lewat Pendidikan Kopi Sejak Dini |
![]() |
---|
Resign dan Pilih Pulang Kampung, Pemuda Ini Sukses Kembangkan Kopi Fermentasi Honey |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.