Mimbar Jumat
Lailatul Qadar: Momen Langka untuk Menggapai Ampunan dan Keberkahan Sejati
Lailatul Qadar merupakan malam yang istimewa, Malam ini disebut dalam Al-Qur'an sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan (QS. Al-Qadr: 3).
LAILATUL QADAR merupakan salah satu malam yang paling istimewa dalam Islam. Malam ini disebut dalam Al-Qur'an sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan (QS. Al-Qadr: 3).
Allah SWT menyebutkan bahwa Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan. Ibadah yang dilakukan pada malam ini memiliki pahala yang setara dengan ibadah selama 83 tahun (seribu bulan). Bayangkan, satu malam bisa mengalahkan puluhan tahun ibadah.
Bagi mereka yang mungkin tidak memiliki banyak waktu untuk menjalani sepanjang hidupnya, Lailatul Qadar adalah kesempatan untuk "mengejar" pahala yang besar dalam waktu singkat.
Keistimewaan ini menjadikan Lailatul Qadar sebagai momen langka yang penuh dengan keberkahan, ampunan, dan limpahan rahmat Allah bagi hamba-Nya yang beribadah dengan penuh keikhlasan. Lailatul Qadar memiliki makna yang mendalam.
Secara bahasa, “Lailatul” Qadar berarti Malam Kemuliaan atau Malam ketetapan. Para ulama mengartikan bahwa malam ini merupakan saat di mana Allah menetapkan takdir tahunan bagi hamba-Nya dan malam yang penuh dengan kemuliaan karena diturunkannya Al-Qur'an.
Keistimewaan Lailatul Qadar juga dijelaskan dalam berbagai hadis Rasulullah SAW. Lailatul Qadar adalah malam di mana Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Qadr:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.” (QS. Al-Qadr : 1).
Turunnya Al-Qur'an bukan sekedar peristiwa sejarah, tetapi juga menjadi tanda dimulainya petunjuk Ilahi bagi umat manusia. Al-Qur'an adalah sumber cahaya yang membimbing manusia dari kegelapan menuju kebenaran. Oleh karena itu, malam ini memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi.
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi SAW bersabda: “Barang siapa yang menghidupkan Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menunjukkan bahwa ibadah yang dilakukan pada malam Lailatul Qadar memiliki nilai yang luar biasa, di antaranya penghapusan dosa yang telah lalu dan perolehan pahala yang berlipat ganda.
Meskipun Al-Qur'an dan hadis tidak menyebutkan tanggal pasti, para ulama sepakat bahwa Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, khususnya di malam-malam ganjil (21, 23, 25, 27, atau 29 Ramadhan). Rasulullah SAW bersabda:
“Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam bulan terakhir Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Karena waktu yang pasti, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah sepanjang sepuluh malam terakhir, agar tidak melewatkan kesempatan emas ini. Umat Islam harus mempersiapkan diri secara mental dan spiritual dengan memperbanyak istighfar, shalat sunnah, dan membaca Al-Qur'an sejak awal Ramadhan. lebih suka mencari tempat yang tenang dan nyaman untuk beribadah, jauh dari gangguan duniawi.
Umat Islam juga harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan memperbanyak doa dan dzikir, terutama di segmen malam terakhir dan harus diingat bahwa semua ibadah kita adalah untuk Allah, bukan untuk dilihat atau dipuji oleh manusia. Amalan sosial seperti sedekah juga bisa menjadi sarana untuk meraih keberkahan Lailatul Qadar.
Lailatul Qadar adalah malam yang sarat dengan keberkahan. Untuk meraih kejayaannya, berikut beberapa amalan yang bisa dilakukan:
Pertama, Salat Malam (Qiyamul Lail), Salat tahajud dan salat witir menjadi ibadah utama yang dianjurkan. Rasulullah SAW menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan memperbanyak salat malam, sebagaimana diceritakan oleh Aisyah RA. Kedua, Membaca Al-Qur'an, Lailatul Qadar adalah malam turunnya Al-Qur'an (Nuzulul Qur'an).
Kedua, Membaca dan mentadabburi Al-Qur'an pada malam ini menjadi cara terbaik untuk menghidupkan malam yang penuh berkah ini.
Ketiga, Memperbanyak Doa dan Istighfar. Doa yang dianjurkan pada malam Lailatul Qadar adalah: "Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni" (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Engkau menyukai pemaafan, maka maafkanlah aku). (HR. Tirmidzi). Doa ini mengandung makna yang sangat dalam. Kita tidak hanya memohon pengampunan, tetapi juga mengakui kelemahan dan kesalahan kita sebagai manusia. Dengan demikian, doa menjadi sarana untuk membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selain doa-doa khusus tersebut, kami juga dianjurkan untuk memperbanyak doa-doa lain, baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun umat Islam secara keseluruhan. Doa adalah bukti ketergantungan kita kepada Allah, dan pada malam Lailatul Qadar, doa-doa kita memiliki peluang besar untuk dikabulkan.
Keempat, Bersedekah dan Berbuat Kebaikan Memanfaatkan malam ini untuk bersedekah dan membantu sesama adalah cara lain untuk meraih keberkahan dan ampunan Allah.
Kelima, I'tikaf. Rasulullah SAW biasa melakukan i'tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadhan, yakni berdiam diri di masjid dengan fokus penuh kepada ibadah dan zikir kepada Allah.
Berdasarkan beberapa hadis, Lailatul Qadar memiliki tanda-tanda tertentu, antara lain: Malam yang tenang, tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Keesokan paginya, matahari terbit tanpa sinar yang menyilaukan. Hati orang yang beribadah pada malam tersebut akan merasakan ketenangan dan ketentraman. Namun, tanda-tanda ini sering kali baru disadari setelah malam tersebut berlalu. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk tetap beribadah dengan sungguh-sungguh tanpa bergantung pada tanda-tanda tertentu.
Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keajaiban, tetapi keajaiban itu tidak akan datang dengan sendirinya. Kita harus menyambutnya dengan doa, ikhlas, dan kesungguhan. Malam ini adalah kesempatan untuk meraih pengampunan, keberkahan, dan transformasi spiritual yang bisa mengubah hidup kita secara fundamental.
Lailatul Qadar adalah anugerah besar yang diberikan Allah kepada umat Islam. Malam ini adalah kesempatan langka untuk mendapatkan keberkahan, pengampunan, dan pahala yang berlipat ganda. Oleh karena itu, seyogyanya kita tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dengan mengisi malam-malam terakhir Ramadhan dengan ibadah yang khusyuk dan penuh keikhlasan. Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk meraih Lailatul Qadar dan memperoleh ridha Allah SWT. Amin. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.