Mata Lokal Desa

Desa Karang Manik akan Bangun Jalan ke Kebun, Kades Widiono Sebut Ini Permintaan Masyarakat

Dimana Desa Karang Manik merupakan salah satu dari 27 desa yang berada di Kecamatan Belitang II, Kabupaten OKU Timur, Provinsi Sumatera Selatan. 

Penulis: Choirul OKUT | Editor: Fadhila Rahma
Tribunsumsel/Choirul
PROGRAM DESA-- Foto Kades Karang Manik Widiono saat menuju batik asli Desa Karang Manik, Kecamatan Belitang II, pada Sabtu (09/11/2024). Pada tahun 2025 ini Pemerintah Desa (Pemdes) Karang Manik akan menjalankan program dari musyawarah bersama masyarakat. 

Lalu, lanjut kata dia, dari 350 KK rombongan transmigrasi swakarya yang ikut merombak hutan yang sekarang menjadi Desa Karang Manik hanya 105 KK sedang sisanya 245 KK merombak hutan di wilayah lain.

"Dari rombongan 105 KK ini di Kepalai oleh seorang Kepala Rombongan yaitu Pan Watre dan terdiri dari 7 kelompok dan masing - masing kelompok di ketuai oleh seorang Ketua Kelompok dan
beranggotakan 15 KK per-Kelompok," ucapnya.

Ia membeberkan kala itu untuk Kelompok I diketuai olen Pan Sumatre, Kelompok II diketuai oleh Gede Simpen, Kelompok III diketuai oleh Pan Longo, lalu Kelompok IV diketuai oleh Pan Kobeng.

Kemudian, Kelompok V diketuai oleh Pan Londro, Kelompok VI diketuai oleh Pan Suwarko, Kelompok VII diketuai oleh I Wayan Redana.

Selanjutnya pada tahun 1969 ruas jalan dan lahan pekarangan sudah terbentuk dan bersih. Para penduduk mulai membuat gubuk - gubuk rumah pemukiman.

"Mulai saat itulah wilayah tersebut terkenal dengan sebutan Obyek Way Hitam 2," ujarnya.

Kemudian para warga Obyek Way hitam 2 mengusulkan nama wilayah kepada pejabat Way Hitam pada waktu itu dengan nama Bali Sentana.

"Kenapa Bali Sentana? karena pada waktu itu penduduknya 100 persen orang Bali Sedangkan Bali Sentana sendiri mengandung arti Keturunan Warga Bali," ceritanya.

Namun lanjut kata dia, nama itu tidak disetujui pada waktu itu karena mengandung unsur 'Bali'. Kemudian disarankan oleh pejabat Way Hitam waktu itu dengan nama 'Sentana Raya'.

"Akan tetapi warga kala itu menolak karena 'Raya' itu Keraya - raya atau terkatung - katung, kemudian para warga
berembuk kembali," ujarnya.

Lalu pada saat itu banyak warga yang hamil kemudian mengambil inisiatif memberikan usul nama Manik yang artinya bakal atau benih dan Karang yang artinya empat atau wilayah.

"Jadi tercetuslah nama Karang Manik lalu nama ini diusulkan kembali kepada Pejabat Way Hitam barulah mendapat persetujuan. Sejak saat itulah terkenal dengan sebutan Karang Manik sampai sekarang," bebernya.

Selanjutnya ia juga bercerita, pada pertengahan tahun 1969 Kepala Rombongan Pan Watre digantikan oleh I Wayan Redana menjadi Ketua rombongan selama 1 tahun dari tahun 1969 - 1970.

Pada pertengahan tahun 1970 Kepala Rombongan diganti oleh Pan Sumatre. Kemudian pada tahun 1972 Desa Karang
Manik diserahkan kepada Pejabat Pemerintah Daerah yang pada waktu itu disebut dengan sebutan Pesirah yang dijabat oleh H Hamzah.

Kemudian Kepala Rombongan Desa
Karang Manik di Kriyo yang dijabat oleh Pan Sumatre dan pendampingnya disebut ganti dengan sebutan Punggawo yang dijabat oleh I Wayan Redana.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved