Mata Lokal Desa

Mata Air Ajaib di Desa Sinar Dewa, Air Langsung Minum Tanpa Dimasak, Warisan Turun Temurun

Desa Sinar Dewa, yang terletak di Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI, Sumatera Selatan, memiliki keajaiban alam yang unik

SRIPOKU.COM / Apriansyah Iskandar
MINUM - Warga Desa Sinar Dewa Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI sedang meminum air di sumbe mata air alami atau dikenal dengan sebutan mata air pipa, Jumat (14/3/2025). Mata Air ini telah dimanfaatkan warga secara turun temurun untuk kebutuhan air minum tanpa perlu dimasak lagi. 

SRIPOKU.COM, PALI - Desa Sinar Dewa, yang terletak di Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI, Sumatera Selatan, memiliki keajaiban alam yang unik sebuah mata air alami yang airnya bisa langsung diminum tanpa perlu dimasak.

Mata air ini telah menjadi sumber kehidupan bagi warga desa secara turun temurun.

Keunikan Mata Air "Pipa"

Masyarakat setempat menyebut mata air ini sebagai "mata air pipa," karena airnya keluar dari bawah akar pohon Pelai atau Pulai (Alstonia scholaris) dan dialirkan melalui pipa paralon (PVC) untuk memudahkan pengambilan.

Lokasi mata air ini berada di Dusun 1, tidak jauh dari pasar kalangan (pasar mingguan) dan pemukiman warga, sekitar 600 meter dari pasar tersebut.

Sumber Air Minum Sehari-hari

Setiap hari, warga Desa Sinar Dewa memanfaatkan mata air ini sebagai sumber air minum.

Ebi Sutrisna, Sekretaris Desa Sinar Dewa, mengatakan bahwa mata air ini tidak pernah berhenti mengalir, bahkan saat musim kemarau.

"Warga di sini kalau sudah ambil dari mata air ini tidak pernah dimasak lagi, langsung bisa diminum, ini sudah turun temurun dilakukan masyarakat Sinar Dewa," kata Ebi Sutrisna, Jumat (14/3/2025).

Meskipun langsung dikonsumsi tanpa dimasak, warga tidak pernah mengalami masalah kesehatan. Ebi Sutrisna juga mengungkapkan bahwa hasil uji kadar PH (Potential of Hydrogen) oleh Dinas Kesehatan menunjukkan angka normal, sama seperti air mineral kemasan bermerek.

"Alhamdulillah Kadar PH nya normal, air nya juga jernih, sehingga menjadi sumber kehidupan masyarakat untuk kebutuhan minum sehari-hari," ujarnya.

Manfaat di Musim Kemarau

Saat musim kemarau, mata air ini menjadi sangat penting bagi warga. Mereka rela mengantri untuk mengambil air, menggunakan jeriken atau botol air mineral yang bersih. Bahkan, warga dari desa tetangga dan pedagang pasar kalangan juga sering mengambil air dari mata air ini.

Tidak hanya sebagai sumber air minum, beberapa warga percaya bahwa air dari mata air ini memiliki khasiat penyembuhan.

Warga dari luar Kabupaten PALI sering meminta izin untuk mengambil air sebagai obat.

"Kami dari pihak desa memperbolehkan siapapun untuk mengambil Air Pipa, asalkan tidak merusak dan tetap menjaga ke alamiannya, karena ini sumber penghidupan kebutuhan minum masyarakat, sehari-hari," tutur Ebi.

Sejarah yang Tak Diketahui

Sayangnya, sejarah pasti mengenai asal mula mata air ini tidak diketahui. Ebi Sutrisna mengatakan bahwa mata air ini sudah ada sejak zaman nenek moyang desa dan diperkirakan pohon pelai sudah berumur sangat tua.

"Mata Air ini sudah ada sejak jaman nenek moyang dahulu, untuk tahunnya warga di sini tidak ada yang tahu dan saya juga tidak tahu kapan pertama kalinya mata air ini muncul dari dalam tanah. Karena orang-orang dulu atau nenek moyang kami sudah tidak ada lagi, jadi detail sejarahnya tidak tahu," terangnya.

Pihak desa telah membangun jalan setapak dan tangga untuk memudahkan akses ke mata air, serta memagari area sekitar mata air dengan kayu untuk menjaga kealamiannya.

"Saat ini sudah dipagari juga dengan kayu, agar ke alamian nya tetap terjaga," tandasnya.

 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved