Mimbar Jumat

Mengambil Hikmah  Peringatan Isra’ Mikraj Bersama Masyarakat Bugis di Sungsang

Alam Sumatera Selatan terbentang seluas  91.592,43 km2  atau kurang lebih seluas negara Portugal, dan dihuni oleh 8.973.168 jiwa  (Juni 2024).

Editor: Yandi Triansyah
Istimewa
Dr. Muhammad Walidin, M.Hum. (Dosen Prodi Bahasa dan Sastra Arab UIN Raden Fatah) 

Hanya Abu Bakar dan Sebagian kecil orang yang percaya, sehingga ia diberi gelar al-Siddiq (orang yang percaya). 

Dalam pandangan saya sebagai pengamat, pembacaan naskah Mi’raje pada komunitas Bugis memiliki empat keunggulan.

Pertama, pembacaan naskah lampau mampu membangun memori kolektif dan memberi makna bagi bangsa tonggak budaya.

Sebagaimana Sudibyo (2017) menyatakan bahwa teks-teks kuno dapat mengingatkan local Wishdom yang memiliki makna spiritual atau religius, sehingga maknanya tidak terkikis oleh zaman.

Kedua, pembacaan naskah Mi’raje melahirkan solidaritas di antara Masyarakat Bugis sekaligus Jamaat Khalwatiyah Samman di Wilayah Sungsang.  

Ketiga, pembacaan naskah ini juga terus mengingatkan setiap generasi untuk selalu menjalankan perintah agama, terutama salat.

Berdasarkan narasi naskah, hanya ibadah Salat yang perintahnya harus dijemput di Sidratul Muntaha, sementara ibadah lain hanya turun berdasarkan firman Allah melalui Jibril. Dan terakhir,  pembacaan naskah ini dalam aksara Serang juga merupakan bentuk konservasi Bahasa Bugis bagi generasi muda yang terlahir di tengah akulturasi budaya tanah perantauan. 

 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved