Berita OKI

9 Warga OKI Terjangkit DBD di Awal Tahun 2025, Dinkes Gencarkan Fogging dan PSN

Curah hujan lebat yang melanda wilayah Ogan Komering Ilir (OKI) berdampak pada peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penulis: Nando Davinchi | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Nando Davinchi
Petugas kesehatan Puskesmas Kutaraya melalukan penyemprotan fogging di rumah warga Kelurahan Kedaton, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Senin (20/1/2025) 

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG – Curah hujan lebat yang melanda wilayah Ogan Komering Ilir (OKI) berdampak pada peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dinas Kesehatan (Dinkes) OKI mencatat 9 kasus positif DBD selama bulan Januari 2025.

Kepala Dinkes OKI, Iwan Setiawan, melalui Kasi Pengendalian Pencegahan Penyakit (P2P), Musdarta, menjelaskan bahwa musim hujan mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, fakktor utama penyebaran virus dengue.

“Dalam bulan Januari terdata ada 9 kasus positif DBD di OKI. Penyebabnya selama musim hujan mendukung daya hidup nyamuk ini,” katanya, Senin (20/1/2025) sore.

Musdarta menambahkan bahwa genangan air yang sering ditemukan di musim hujan, seperti di ban bekas dan barang-barang bekas, menjadi tempat ideal bagi jentik nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.

“Jentik nyamuk Aedes aegypti biasa berkembang biak di genangan air bersih yang tidak terdapat tanah di dalamnya. Nantinya jentik itulah berubah menjadi kepompong dan nyamuk dewasa,” jelasnya.

 Ia juga mengingatkan bahwa nyamuk DBD aktif menggigit pada siang hari saat suhu panas dan kasus terbanyak biasanya terjadi di perkotaan dengan lingkungan padat dan kondisi kotor.

Menanggapi temuan kasus DBD, Dinkes OKI telah menginstruksikan puskesmas untuk melakukan langkah-langkah pencegahan, antara lain:

Fogging (Pengasapan), dilakukan di lokasi tempat tinggal warga yang terjangkit DBD untuk membunuh nyamuk dewasa.

Pembagian Abate, obat pembunuh jentik nyamuk (larvasida) dibagikan kepada masyarakat untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk di genangan air.

“Sudah mulai dibagikan obat abate untuk mematikan jentik nyamuk di dalam air, fogging dilakukan setelah adanya pasien terkonfirmasi DBD dan saat ini alat fogging sudah ada di 32 puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya,” ungkap Musdarta.

Kepala Puskesmas Kutaraya, Muherli, melaporkan adanya 2 warga Kelurahan Kedaton, Kecamatan Kayuagung, yang positif DBD.

Pihaknya telah melakukan fogging di beberapa titik dan mensosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat.

 “Makanya kami melakukan fogging di sejumlah titik dan sosialisasikan untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada masyarakat,” papar Muherli.

Fogging dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi (PE) dan konfirmasi laboratorium.

Muherli menekankan bahwa fogging bukanlah satu-satunya solusi pencegahan DBD. Ia mengajak masyarakat untuk aktif melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

 “Pencegah penyebaran DBD tersebut bukan hanya tugas Dinkes dan Puskesmas saja, melainkan masyarakat harus terus diberi edukasi perihal fogging bukan hal utama untuk mencegah DBD,” jelasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved