Mata Lokal Desa

Melihat Masjid Megah di Desa Singapura OKU Senilai Rp 2,6 M, Dibangun Secara Swadaya

Impian untuk memiliki masjid megah di Desa Singapura, Kecamatan Semidangaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu

Penulis: Leni Juwita | Editor: Odi Aria
Handout
Masjid Darusalam dengan kubah termegah di Kecamatan Semidangaji pembangunan masjid yang menghabiskan dana Rp 2,6 M lebih ini dibangun secara swadaya di Desa Singapura Kecamatan Semidangaji Kabupaten OKU. 

SRIPOKU.COM, BATURAJA– Impian untuk memiliki masjid megah di Desa Singapura, Kecamatan Semidangaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) akhirnya terwujud.

Pembangunan masjid yang menghabiskan dana lebih dari Rp 2,6 miliar ini dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat, baik yang tinggal di desa maupun yang merantau.

Kepala Desa Singapura, Rustam Effendy, menjelaskan bahwa Desa Singapura memiliki luas wilayah 11.000 hektare dan dihuni oleh sekitar 1.600 jiwa, dengan mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani karet.

Menariknya, desa ini memiliki dua nama, yaitu Desa Asamkelat dan Desa Singapura

Nama Asamkelat diambil dari kisah sejarah nenek moyang yang dahulu tinggal di hutan dan berteduh di bawah pohon yang berbuah asam dan kelat, sementara nama Singapura diberikan oleh penjajah Jepang karena bahasa sehari-hari masyarakat desa yang mirip dengan bahasa di negara tersebut.

"Gotong royong telah menjadi tradisi kuat di Desa Singapura, terutama dalam membangun fasilitas umum," katanya, Selasa (26/11/2024).

Semasa hidup, H. Muhammad Juni, seorang tokoh masyarakat yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Desa, berhasil membangun masjid sederhana yang kini telah berusia hampir 100 tahun.

Nilai gotong royong yang ditanamkan oleh H. Muhammad Juni ini diteruskan oleh generasi berikutnya, termasuk para warga yang sukses di perantauan.

Pembangunan masjid Darussalam ini diprakarsai oleh tokoh-tokoh yang tergabung dalam KIPAS (Komunitas Informasi Persaudaraan Asamkelat Singapura), sebuah wadah yang mempererat hubungan antarwarga baik yang ada di desa maupun yang berada di luar daerah.

Masjid ini direnovasi dengan desain yang terinspirasi dari Masjid Nabawi di Madinah, dengan kubah megah senilai Rp 600 juta yang menjadi daya tarik utama.

Renovasi masjid Darussalam dimulai pada tahun 2021 dan kini telah rampung di akhir tahun 2024. Ketua Panitia Pembangunan Masjid Darussalam, H. Iskandar Maruni, bersama dengan Dr. Hamzah, tokoh muda asal Desa Singapura, berharap bahwa masjid ini akan membawa manfaat besar bagi masyarakat, khususnya untuk membentuk akhlak dan keimanan generasi muda.

Desa Singapura, yang dikenal dengan semangat gotong royongnya, kini memiliki masjid yang tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol kebersamaan dan kepedulian terhadap kampung halaman.

"Masyarakat berharap masjid yang terletak di jalur Lintas Sumatera ini akan memberi dampak positif bagi warga sekitar dan para pengendara yang melintas," jelasnya.

Rustam Effendy, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada warga yang telah merantau dan berkontribusi dalam pembangunan masjid ini. 

Ia berharap masjid Darussalam akan terus menjadi pusat kegiatan keagamaan dan mempererat hubungan antarwarga di masa depan.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved