Tom Lembong Korupsi Impor Gula

Profil Tom Lembong, Masih Tersenyum usai Resmi jadi Tersangka Korupsi Impor Gula, Punya Utang Segini

Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong resmi ditetapkan tersangka kasus dugaan korupsi impor di Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada tahun

Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Fadhila Rahma
Youtube
Profil Tom Lembong, Masih Tersenyum usai Resmi jadi Tersangka Korupsi Impor Gula 

Lembong juga tercatat pernah menjabat sebagai Kepala Divisi dan Wakil Presiden Senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dari tahun 2000 hingga 2002 dan bekerja di Farindo Investments dari 2002 hingga 2005.

Sebelum diangkat menjadi anggota kabinet, dia adalah salah satu pendiri, Chief Executive Officer, dan Managing Partner di Quvat Management Pte. Ltd, sebuah dana ekuitas swasta yang didirikan pada tahun 2006.

Karirnya terus berkembang ketika dia menjabat sebagai presiden komisaris PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex) dari tahun 2012 hingga 2014. 

Tom Lembong terpilih sebagai Pemimpin Muda Global oleh Forum Ekonomi Dunia pada tahun 2008.

Dia dianugerahi Asia Society Australia-Victoria Distinguished Fellowship pada tahun 2017.

Selaini tu, Tom Lembong pernah menjabat sebagai Komisaris Utama Blitzmegaplex.

Namun, dia memutuskan mengundurkan diri pada 2014 dan membentuk Quvat Capital.

Sebelumnya, Tom Lembong juga masuk dalam struktur tim pemenangan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar pada Pilpres 2024.

Dekat dengan Anies Baswedan

Tom Lembong dikenal sebagai orang dekat Anies Baswedan dan sempat menjadi anak buah Jokowi.

Thomas Lembong pernah menjadi Co-Captain Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN).

Ia pernah mengeluarkan pernyataan bahwa dirinya menyesal pernah menjadi bagian dari menteri di pemerintahan Jokowi.

Penyesalan karena strategi dan jurus yang dijalankannya dalam membenahi ekonomi Indonesia tidak sepenuhnya berhasil.

Menurutnya, salah satu bentuk kegagalan adalah Pemerintah RI tidak dapat mengatasi kondisi di mana dalam 10 tahun terakhir jumlah kelas menengah di Indonesia tidak mengalami perkembangan signifikan.

Selain sebagai menteri, Thomas juga banyak menulis teks pidato Presiden Jokowi.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved