Berita PALI

Melihat Pengrajin Anyaman Bambu yang Dibawa Warga untuk Pergi Hajatan di Desa Tempirai PALI

Sejak kecil dari umur 6 tahun, saya sudah suka nganyam buat-buat bakul dari anyaman bambu tapi tidak diteruskan.

SRIPOKU.COM / Apriansyah Iskandar
Cik Ina Pelaku Usaha Produk-produk Kerajinan dari anyaman bambu, Masih semangat beraktivitas menganyam bambu di teras depan rumah nya meski sudah lanjut Usia, Selasa (15/10/2024) 

Dia juga mengaku tidak kesulitan dalam memperoleh bahan baku, dan masih banyak tersedia di hutan

Sebelum dilakukan penganyaman bambu-bambu tersebut dibersihkan dan dibelah atau di potong-potong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.

Biasanya sebelum di anyam bambu tersebut di cat terlebih dahulu oleh Cik Ina, agar memiliki tampilan pola yang menarik sesuai dengan keinginan para pemesan.

"Tergantung pesanan, minta pola nya bewarna atau polos, kalau mintanya bewarna, bambunya  kita cat dulu sebelum dianyam," ujarnya.

Dalam proses penganyaman bambu yang bewarna itu, menurut Cik Ina butuh kejelian dan ketelitian dalam memadukan warnanya agar terbentuk pola dengan tampilan menarik.

Rata-rata pemesan yang datang kebanyakan memesan produk kerajinan anyaman berupa bakul beras untuk kondangan hajatan.

"Kebanyakan minta dibuatkan bakul beras dan bakul nasi rata-rata. Tapi ada juga yang minta dibuatkan seperti keranjang, bakul untuk nyuci beras, penampih beras dan lainnya,"ungkapnya.

Semua produk kerajinan anyaman bambu itu dikerjakan oleh Cik Ina seorang diri dirumahnya.

Cik Ina sendri membutuhkan waktu satu hari untuk membuat anyaman bambu berupa bakul ukuran kecil, serta membutuhkan waktu paling lama seminggu untuk menyelesaikan pesanan anyaman ukuran besar.

Hal tersebut dikarenakan penglihatan nya sudah mulai berkurang dikarenakan faktor usianya yang telah lanjut sehingga mata nya tidak begitu jeli lagi dalam merajut pola-pola dari anyaman bambu tersebut.

"Kalau sekarang mata sudah tidak begitu jelas lagi melihat, jadi tidak bisa setiap hari lagi nganyam, sehingga agak lambat sekarang. Untuk pesanan sebenarnya masih banyak dan masih ada terus, tapi karena kita tidak bisa aktif seperti dulu, jadi kadang tidak bisa memenuhi permintaan pesanan itu,"akunya.

Meski dirinya tidak pernah menghitung penghasilan berapa yang didapatkan dari kegiatan nya membuat beragam jenis kerajinan anyaman bambu tersebut.

Namun usaha yang ditekuni nya tersebut, diakuinya cukup membantu memenuhi kebutuhan dapur dan kehidupan sehari-hari.

"Alhamdulillah dapat membantu memenuhi kebutuhan dapur, kadang juga hasilnya untuk beli obat, walaupun tidak menentu, tergantung dari pesanan,"Imbuhnya.

Sebenarnya Cik Ina masih ingin beraktivitas untuk menganyam bambu, karena kegiatan ini merupakan hobi nya sejak waktu kecil dan telah mendarah daging bagi dirinya.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved