Mimbar Jumat

Mimbar Jumat: Merajut Spiritualitas dan Kebersamaan Hingga Menggali Nilai-Nilai Maulid Nabi

Suasana bulan Maulid, tradisi Maulid Nabi adalah tradisi yang telah lama dipraktikkan oleh umat Islam di berbagai belahan dunia.

Editor: adi kurniawan
pngwing.com
Tradisi Maulid Nabi adalah tradisi yang telah lama dipraktikkan oleh umat Islam di berbagai belahan dunia. 

Merajut Spiritualitas dan Kebersamaan: Menggali Nilai-Nilai Maulid Nabi
Oleh: Dr.Hj. Choirun Niswah, M.Ag.
Dosen UIN Raden Fatah Palembang

SRIPOKU.COM -- Masih dalam suasana bulan Maulid, tradisi Maulid Nabi adalah tradisi yang telah lama dipraktikkan oleh umat Islam di berbagai belahan dunia.

Acara ini merupakan wujud kecintaan dan penghormatan terhadap kelahiran Rasulullah Saw, seorang tokoh sentral dalam Islam yang dikenal sebagai pembawa risalah ilahi dan panutan moral bagi seluruh umat.

Tradisi Maulid tidak hanya sebatas peringatan seremonial, melainkan juga sarana untuk menggali dan menghidupkan kembali nilai-nilai spiritual dan kebersamaan yang diajarkan oleh Nabi.

Masyarakat Muslim Indonesia memiliki cara yang khas dalam memperingati Maulid Nabi. Acara ini biasanya ditandai dengan pembacaan shalawat, sirah (kisah) Nabi, pengajian, serta berbagai aktivitas sosial dan budaya yang melibatkan semua lapisan masyarakat.

Dari aspek inilah muncul berbagai nilai yang penting untuk direnungkan dan dijadikan landasan kehidupan sehari-hari.

Peringatan Maulid Nabi membawa nilai-nilai spiritual yang mendalam bagi setiap Muslim. Salah satu nilai utama yang terkandung adalah penghormatan terhadap Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah dan teladan terbaik.

Dalam peringatan ini, umat Islam diajak untuk merenungkan kehidupan dan ajaran Rasulullah yang penuh dengan kasih sayang, keadilan, dan kesederhanaan. Nilai spiritual lainnya yang bisa digali adalah kesadaran akan kebesaran Allah SWT.

Dr.Choirun Niswah, M.Ag Dosen FITK UIN Raden Fatah Palembang
Dr.Choirun Niswah, M.Ag Dosen FITK UIN Raden Fatah Palembang (handout)

Kelahiran Nabi  merupakan salah satu tanda kebesaran Allah, di mana Dia mengutus Nabi sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin). Peringatan Maulid menjadi momen untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dengan mengingat betapa besar peran Nabi dalam menyampaikan risalah Islam.

Selain itu, kecintaan kepada Rasulullah SAW juga merupakan bagian penting dari nilai spiritual Maulid Nabi. Dalam Islam, kecintaan kepada Nabi merupakan bagian dari iman.

Melalui Maulid, umat Islam diajak untuk mengungkapkan rasa cinta mereka kepada Rasulullah dengan cara meneladani akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari, seperti sikap sabar, pemaaf, jujur, dan rendah hati.

Selain aspek spiritual, Maulid Nabi juga mempromosikan nilai kebersamaan dan solidaritas sosial. Acara ini menjadi momen di mana masyarakat dari berbagai latar belakang berkumpul untuk merayakan dan memperingati kelahiran Rasulullah SAW.

Tidak ada sekat-sekat sosial, ekonomi, atau politik dalam peringatan ini. Semua orang berbaur dalam suasana kekeluargaan dan kebersamaan.

Tradisi Maulid di Indonesia, seperti diadakan di masjid, surau, atau rumah-rumah warga, selalu melibatkan partisipasi masyarakat secara luas.

Masyarakat bergotong royong dalam mempersiapkan makanan, dekorasi, hingga pelaksanaan acara. Kebersamaan ini mencerminkan ajaran Nabi tentang ukhuwah islamiyah (persaudaraan dalam Islam), di mana setiap Muslim dianggap sebagai saudara yang harus saling membantu dan mendukung.

Lebih dari itu, peringatan Maulid juga sering dijadikan momen untuk berbagi dengan sesama, terutama bagi mereka yang membutuhkan.

Nilai kepedulian sosial ini sesuai dengan ajaran Rasulullah yang selalu menganjurkan umatnya untuk peduli terhadap fakir miskin, yatim piatu, dan mereka yang kurang beruntung.

Dengan demikian, Maulid Nabi bukan hanya sebatas ritual keagamaan, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat solidaritas sosial dan membangun masyarakat yang lebih harmonis.

Maulid Nabi juga memberikan kesempatan untuk merenungkan akhlak mulia yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Salah satu aspek penting dalam kehidupan Nabi adalah bagaimana beliau mengedepankan akhlak yang baik dalam segala situasi.

Nabi SAW terkenal karena sifat-sifatnya yang jujur, amanah, adil, dan sabar. Dalam setiap peringatan Maulid, umat Islam diajak untuk meneladani akhlak tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Peringatan Maulid seharusnya tidak berhenti pada ritual saja, tetapi juga menjadi momentum untuk memperbaiki diri. Umat Islam diajak untuk meniru sikap rendah hati, kesederhanaan, dan keteguhan hati Rasulullah dalam menghadapi berbagai ujian dan tantangan.

Dengan menjadikan Rasulullah sebagai teladan, umat Islam diharapkan dapat menjalani kehidupan dengan penuh integritas dan moralitas yang tinggi.

Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Maulid Nabi yaitu nilai spiritual, sebagai umat Islam harus dapat menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Saw. dengan mengungkapkan kegembiraan terhadap kelahiran Nabi sebagai cerminan rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi pembawa rahmat bagi semesta alam (Yunus, 10:58).

Al-Suyuthi menyatakan jika Abu Lahab yang kafir, telah turun Al-Qur’an untuk mencelanya diberikan balasan (padahal ia di neraka) sebab kegembiraanya pada malam kelahiran Nabi Muhammad Saw., bagaimana dengan seorang muslim yang meng-Esakan Allah dari umat Nabi Muhammad Saw. yang senantiasa bergembira dengan kelahiran Nabi dan bersedekah apa yang dia mampu demi kecintaanya kepada Nabi Saw. Sungguh balasan dari Allah Swt. ia akan dimasukkan ke dalam surga karena karunia-Nya.

Menurut al Rassa Cinta kepada Nabi juga harus ditanamkan kepada anak-anak sejak dini baik melalui cara diskursif atau melalui kesenangan yang lebih konkret.

Begitu juga KH. Hasyim Asy’ari menyatakan iman kepada Nabi Muhammad Saw. merupakan barometer kesempurnaan seorang muslim. Yang dimaksudkan iman kepada Nabi Saw. adalah meyakini kenabian Muhammad Saw. dan ajaran yang diwahyukan serta sunnahnya.

Keyakinan tersebut diekspresikan ke dalam ucapan dan diimplementasikan dalam tindakan. Hal yang lebih penting lagi bahwa mencintai Nabi. berbanding lurus dengan mencintai Allah Swt. dengan mengikuti ajarannya dan menjadikan Nabi Saw. sebagai teladan.

Kemudian nilai moral dengan memperingati Maulid Nabi umat Islam dapat menyimak akhlak terpuji dan nasab mulia dalam kisah teladan Nabi Muhammad Saw.

Nilai sosial, dengan memperingati Maulid, umat dapat memuliakan dan memberikan jamuan makanan kepada para tamu, terutama dari golongan fakir miskin yang menghadiri majelis Maulid sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta yang telah mengutus Nabi.

Nilai Persatuan, dengan memperingati Maulid akan terjalin persatuan yaitu dengan berkumpul untuk bershalawat dan berzikir dan nilai semangat juang, menurut catatan sejarah, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi telah membakar semangat juang kaum muslimin dalam menghadapi tentara Salib dengan momentum Maulid Nabi.

Imam al-Sakhawi menyatakan orang-orang Islam melakukan perayaan-perayaan yang indah yang terdiri atas hal-hal yang mewah dengan bersedekah di malam harinya dengan macam-macam sedekah dan menampakkan kegembiraan dengan macam-macam kebaikan, bahkan mereka menyibukkan diri dengan membaca Maulid Nabi.

Imam al-Sakhawi menyetujui apa dilakukan umat Islam saat itu dalam merayakan Maulid Nabi karena diisi dengan sedekah untuk masyarakat sehingga melahirkan kegembiraan, berkah, dan ketenteraman.

Maulid Nabi Muhammad Saw adalah tradisi yang sarat dengan nilai-nilai spiritual dan sosial. Melalui peringatan ini, umat Islam diajak untuk tidak hanya memperingati kelahiran Rasulullah, tetapi juga menggali dan mengamalkan nilai-nilai yang diajarkan oleh beliau.

Nilai spiritual seperti kecintaan kepada Nabi, keimanan kepada Allah SWT, serta kebersamaan dan solidaritas sosial menjadi inti dari peringatan ini.

Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Maulid Nabi, umat Islam dapat merajut spiritualitas dan kebersamaan, memperkuat iman, serta membangun hubungan sosial yang harmonis.

Maulid Nabi menjadi pengingat akan pentingnya meneladani akhlak Rasulullah dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, untuk menciptakan masyarakat yang penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keislaman.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved