Pilgub Sumsel 2024

Pengamat Nilai Kemajuan Sumsel 5 Tahun Belakang Lambat, Angka Kemiskinan Masih Masuk 10 Besar

Pengamat politik Sumatera Selatan (Sumsel) Bagindo Togar menilai, kemajuan Sumsel selama lima tahun belakang tergolong lambat dan standar. 

Penulis: Arief Basuki | Editor: Odi Aria
Tribunsumsel.com/Arief Basuki
Kaukus Matahari Sumsel, perkumpulan pemuda Muhammadiyah dengan visi misi yang sama, menggelar diskusi bertema "Sumsel Dahulu, Sumsel Sekarang, Sumsel yang Akan Datang" di Gunz Cafe Palembang, Kamis (4/7/2024). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG- Pengamat politik Sumatera Selatan (Sumsel) Bagindo Togar menilai, kemajuan Sumsel selama lima tahun belakang tergolong lambat dan standar. 


Maka dari itu, ia mendorong adanya lompatan besar dalam pembangunan, yang dilakukan Gubernur Sumsel terpilih nanti. 


"Bandingkan Sumsel lima tahun lalu dengan sekarang, tidak banyak perubahan.

Pembangunan yang ada mostly berasal dari pemerintah pusat, seperti flyover dan tol," kata Bagindo saat menjadi narasumber di Kaukus Matahari Sumsel, perkumpulan pemuda Muhammadiyah dengan visi misi yang sama, menggelar diskusi bertema "Sumsel Dahulu, Sumsel Sekarang, Sumsel yang Akan Datang" di Gunz Cafe Palembang, Kamis (4/7/2024).

Baca juga: Reaksi Panglima Pemenangan HDCU Terkait Seruan Menangkan Kotak Kosong Pilgub Sumsel 2024


Bagindo juga membandingkan pembangunan di era kepemimpinan Gubernur Alex Noerdin, dengan Gubernur setelahnya. Meskipun ada kekurangan, pembangunan di era Alex Noerdin lebih terlihat nyata.

 

"Lima tahun terakhir ini sangat stagnan, ada pembangunan, tapi tidak ada lompatan signifikan.

Kita tertinggal lima tahun, tapi dengan pemimpin yang tepat, kita bisa mengejar ketertinggalan itu," ujar Bagindo.


Bagindo menyimpulkan bahwa stagnasi pembangunan Sumsel disebabkan oleh faktor kepemimpinan yang kurang kreatif dan tidak memiliki komitmen kuat.

Baca juga: Herman Deru-Cik Ujang Optimis Menang di Pilgub Sumsel 2024, Klaim OKU Raya-Basemah Bersatu


"Kalau kita perhatikan tiga paslon yang ada merupakan putra putri terbaik Sumsel dan memiliki trackrecord yang baik.

Mereka berasal dari pimpinan daerah DoB, dan tinggal masyarakat yang memilih yang terbaik, " tandanya. 


Pengamat dan Akademisi Dr Junaidi beranggapan, jika Sumsel yang kaya raya akan Sumber Daya Alamnya (SDA), harusnya bisa menjadi provinsi terdepan dan majunya, tapi nyatanya angka kemiskinan masih 10 besar. 


"Kalau mempelajari karakter pemimpin Sumsel Maju apanya yang maju? SDA kaya, Infrastruktur apa dibangun, JSC merugi? Salahnya pemimpin tidak sesuai Visi misi.

Andaikan HDMY komitmen sesuai visi misinya dulu tidak akan seperti ini, karena anggaran sampai Rp 10 triliunan, nyatanya jatuh ke sektor masyarakat semakin jauh, sehingga melenceng dari visi misi, " paparnya. 

Baca juga: 2 Kader Golkar yang Sama-sama Optimis Diusung Pohon Beringin di Pilgub Sumsel


Di tempat yang sama pengamat politik Ir Herpanto mengungkapkan, roda pembangunan harusnya bisa berkesinambungan, siapapun gubernur terpilih untuk  kesejahteraan rakyat Sumsel

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved