Mimbar Jumat
Memahami Pesan Nabi Ipar Adalah Maut
SEDANG viral di kalangan masyarakat Indonesia saat ini, sebuah film bercorak drama keluarga berjudul Ipar adalah Maut.
Oleh: Prof. Dr. Hj. Uswatun Hasanah, M.Ag Dirda LPPK Sakinah BKPRMI Kota Palembang,
Dosen UIN Raden Fatah Palembang
SEDANG viral di kalangan masyarakat Indonesia saat ini, sebuah film bercorak drama keluarga berjudul Ipar adalah Maut. Film yang dibintangi oleh Michelle Zudith, Deva Mahenra dan Davina Karamoy menurut data The Box Office telah berhasil meraih 2,5 juta penonton.
Pencapaian ini pada akhirnya menempatkan posisi Ipar adalah Maut pada urutan ke-5 dalam daftar film Indonesia terlaris di pertengahan tahun 2024. Film yang resmi tayang pada tanggal 13 Juni 2024 merupakan adabtasi dari sebuah kisah nyata yang viral di media sosial.
Dibagikan oleh seorang konten kreator bernama Elizasifaa melalui akun TikToknya. Kisah pilu yang mengangkat isu perselingkuhan antara seorang suami dengan adik iparnya, telah berhasil menarik perhatian, mengundang rasa penasaran dan menguras emosi.
Entah apa yang membuat film ini disukai oleh banyak kalangan masyarakat di tanah air. Kemungkinan karena cerita film yang begitu realistis dan merupakan problematika yang menghantui kehidupan rumah tangga masyarakat saat ini.
Dikisahkan jika awal kehidupan rumah tangga Nisa dan Aris berjalan begitu harmonis. Baik Aris maupun Nisa keduanya merupakan tokoh dengan kepribadian istimewa yang menjadi idaman banyak orang. Kehidupan mereka semakin sempurna dengan kehadiran seorang anak perempuan yang cantik, cerdas, berakhlak baik dan taat beragama.
Namun sayangnya setelah kedatangan Rani adik kandung dari Nisa untuk kuliah dan tinggal bersama telah merubah segalanya. Rani perlahan-lahan merebut hati Aris. Kedekatan Aris dan Rani pada akhirnya sampai pada perbuatan yang menyalahi norma dan agama.
Judul film Ipar adalah Maut sendiri menurut sang sutradara terinspirasi dari sebuah pesan Nabi “al-Hamwu al-Mawtu” maknanya Ipar adalah Maut. Sebuah hadis yang diriwayatkan melalui banyak jalan.
Salah satu diantaranya diriwayatkan oleh Imam al-Bukhariy pada kitab Shahih al-Bukhariy nomor hadis 5232.
Dijelaskan bahwa peristiwa yang menjadi sebab periwayatan hadis adalah pertanyaan dari seorang sahabat Anshar kepada Rasulullah tentang bagaimana pendapat Rasul mengenai ipar, maka Rasul menjawab secara tegas bahwa Ipar adalah Maut.
Untuk dapat memahami sebuah pesan secara tepat tentunya ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan, termasuk di antaranya pemahaman terhadap pesan yang disampaikan oleh Rasulullah.
Salah satu metodenya dengan melakukan analisa terhadap ijtihad dari seorang ulama besar bidang hadis Imam al-Bukhariy terkait alasan mengapa ia meletakkan hadis Ipar adalah Maut dalam bab khusus yaitu larangan berkhalwat dengan ipar dan para janda.
Seolah ingin menegaskan akan adanya peluang yang sangat besar terjebak dalam perselingkuhan akibat sering berduaan dengan seorang ipar.
Menurut Imam Muslim dalam kitab syarah hadisnya menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan hamwu ialah siapa saja bagi suami yang termasuk kerabat karena adanya hubungan pernikahan. Baik dia disebut sebagai ipar, sepupu atau semisalnya.
Pada larangan berdua-duaan tanpa mahrom, secara khusus yang digolongkan sebagai ipar adalah lawan jenis seperti anak perempuan dari ayah si istri, anak perempuan dari paman istri, anak perempuan saudara paman istri, beserta cucu perempuan, keponakan perempuan dan istri dari paman.
Radikalisme Agama dan Pedagogy of Love |
![]() |
---|
Menjaga Bumi: Warisan Peradaban Islam dalam Menghadapi Krisis Lingkungan |
![]() |
---|
Toleransi dan Pendidikan Agama Islam, Menjaga Harmoni dalam Kehidupan Berbangsa |
![]() |
---|
Serukan Aspirasi Tanpa Anarki Pesan Nabi untuk Penduduk Negeri |
![]() |
---|
Refleksi Ruhani di Bulan Merdeka, Memaknai Kebebasan Jiwa saat Tidur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.