Idul Adha 2024

Stok Hewan Kurban di Sumsel Capai 30 Ribu Ekor, Ajak Pemilik Terapkan Pola Pengandangan

Diskusi ini membahas persoalan banyak hewan ternak kerbau yang mati beberapa waktu lalu di Kabupaten OKI. 

Penulis: Andi Wijaya | Editor: Yandi Triansyah
handout
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Sumsel dan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel mengikuti Fokus Group Discussion yang digelar oleh Forum Masyarakat Peduli Peternakan dan Forum Masyarakat Berdaya Sumsel di Hotel Amaris, Selasa (28/5/2024), siang. 

"Selain di kandang, makanan hewan ternak ini juga harus seimbang, selain itu supaya bisa tetap sehat, pastikan jua hewan ternak ini divaksin dan mengontrol kesehatan dari hewan ternak tersebut. Semua langkah ini, akan kita libatkan pihak desa dan badan jua dinas terkait. Karena semua harus berjalan bersama dan tidak bisa sepihak saja," katanya. 

Terkait untuk kebutuhan dari hewan kurban di Sumsel ini setiap tahun terus meningkat. Hanya saja, pihaknya sudah lakukan upaya antisipasi. Apalagi untuk stok hewan  di Sumsel menyiapkan setidaknya 30 ribu hewan baik sapi atau kerbau dari kebutuhan yang diprediksi mencapai 13-15 ribu.

Lanjutnya, untuk hewan ternak juga sebelum dijadikan untuk hewan kurban, salah satunya yakni terkait kesehatan hewan. 

"Untuk hewan kurban, kita siapkan 70 ribu ekor. Yakni 30 ribu ekor sapi atau kerbau dan 40 ring ekor kambing, domba dan juga sejenisnya," ungkapnya. 

"Jumlah ini meningkat tajam bila dibandingkan tahun 2023 yang menyiapkan 20 ribu hewan dan yang digunakan sekitar 12.900 ekor hewan kurban untuk jenis sapi dan kerbau. Tahun ini meningkat 50 persen dari stok tahun 2023 silam," bebernya. 

Terkait untuk hewan kurban yang masuk ke Sumsel, sambungnya, hewan kurban ini harus disertai dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) yang dikeluarkan dokter hewan dari tempat hewan kurban ini datang.

Sehingga bila tidak ada, maka hal ini termasuk Illegal dan berisiko kondisinya kurang sehat.
 
" SKKH ini wajib dimiliki oleh peternak atau pengirim hewan tersebut ke Sumsel. Surat ini menjadi petunjuk kalau hewan yang ada ini sehat. Untuk memantau kesehatan hewan kurban, kita juga membagi empat tim untuk mengawasi hewan kurban," katanya. 

"Untuk penjual kurban musiman, hendaknya juga memeriksa hewan kurbannya sebelum dijual, sehingga pembeli lebih merasa yakin dengan hewan kurban yang dibelinya," tutupnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved