Pilkada 2024
Caleg PAN DPRD Sumsel Terpilih Toyeb Rakembang Siap Kembali Maju Pilwako Lubuklinggau
Caleg Partai Amanat Nasional DPRD Sumsel H Toyeb Rakembang SAg kembali terpilih siap kembali maju Pilwako Lubuklinggau.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Caleg Partai Amanat Nasional DPRD Sumsel H Toyeb Rakembang SAg kembali terpilih Dapil (daerah pemilihan) 8 yang terdiri dari wilayah Lubuk Linggau, Musi Rawas dan Muratara 2024-2029 siap kembali maju Pilwako Lubuklinggau.
"Haru, bahagia dapat terpilih lagi karena melihat sekarang ini kan hancur-hancuran suara Caleg di Pemilu sekarang ini banyak yang tidak terpilih," ungkap Toyeb Rakembang kepada Sripoku.com, Rabu (27/3/2024).
Dengan terpilihnya kembali ini, Toyeb yang saat ini menjadi Anggota Komisi I DPRD Sumsel, akan memaksimalkan lagi pengabdian. Terutama fokus persolalan pendidikan dan infrastruktur.
Seperti diketahui di Pileg lalu, Toyeb sempat beralih mendaftar DPD RI namun setelah diperintahkan pimpinan partai akhirnya mundur pencalonan dan kembali mendaftar Caleg DPRD Sumsel.
"Pingin memperluas pengabdian kita. Ternyata Partai menugaskan saya untuk tetap nyaleg DPRD Provinsi," ujar Ketua Bapem Perda DPRD Sumsel.
Toyeb yang belum berhasil memenangkan pencalonan Walikota Lubuklinggau 2018. Demi Pilkada, dirinya rela menanggalkan jabatan Wakil Ketua DPRD Musirawas.
"Karena akan Nyawako, saya mundur dari dewan," kata anggota Fraksi PAN DPRD Sumsel.

Baca juga: Profil Muhamad F Ridho Caleg Terpilih Mumpuni Penuhi Harapan Masyarakat Memimpin Kabupaten Banyuasin
Ia mengaku saat ini masih berniat untuk maju Pemilihan Kepala Daerah. Menurutnya pengabdian sesungguhnya itu adalah menjadi kepala daerah. Sebab lebih banyak bisa berbuat dan lebih fokus.
"Sebagai politisi tentu punya niat maju kembali di Pilwako Lubuklinggau. Secara lisan sudah saya sayampaikan dengan Kak Joncik Muhammad (Sekretaris DPW PAN Sumsel) mau maju Walikota Lubuklinggau," ujarnya.
Meskipun PAN tidak mendapatkan kursi di DPRD Kota Lubuklinggau pada Pileg 2024 ini, namun ia bertekad akan melakukan penjajakan untuk berkolaborasi dengan partai-partai lain.
"Yang mau dijual itu pengalaman selama ini menjadi politisi. Saya menjadi anggota DPRD ini semenjak 2004. Sudah hampir lima periode. Kalau bicara pengalaman, saya pikir lebih dari cukup untuk memimpin sebuah daerah. Tagline Linggau CERDAS (Cepat, Elaborasi, Nasional, Damai, Adil, Sejahtera)," pungkas Anggota Fraksi PAN DPRD Sumsel.
Berikut sosok H Toyeb Rakembang SAg di mata masyarakat dikenal sebagai sosok yang bersahaja dan merakyat. Duduk kedua kalinya sebagai wakil rakyat di DPRD Sumsel, Haji Toyeb Rakembang melanjutkan pengabdian dan komitmennya untuk menjadikan daerah pemilihannya adil, makmur, sejahtera dan masyarakat yang religius.
Religius, satu visi yang diusung oleh Haji Toyeb Rakembang adalah cermin dari background pendidikan yang dienyamnya, Pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Thawalib Padang Panjang, lalu melanjutkan kuliah di UIN Imam Bonjol Padang.
Kiprahnya di organisasi, Pria kelahiran 15 Oktober 1975 ini pernah menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa, dan juga pernah dipercaya sebagai Ketua HMI Cabang Lubuklinggau.
Sejak tahun 2007, Haji Toyeb Rakembang selalu dipercaya masyarakat untuk mengemban aspirasi mereka. Tahun 2007-2009 sebagai anggota DPRD Mura melalui PAW, anggota DPRD Mura hingga 2014. Sempat juga sebagai Wakil Ketua DPRD Mura, dan kemudian. 2019-2024 anggota DPRD Sumsel.
Toyeb Rakembang lahir di Desa Lubuk Ngin Kecamatan Selangit Kabupaten Musirawas pada 15 Oktober 1975.
Untuk mencapai posisinya kini, jebolan Institut Agama Islam Negeri (IAIN - sekarang UIN) Imam Bonjol Padang Sumbar ini menempuh jalan berliku.
Bahkan dia pernah jadi sopir angkot, sebelum akhirnya memilih terjun ke dunia politik yang digelutinya sampai saat ini.
"Jangan lihat saya sekarang, tapi proses panjang yang telah saya lalui tidaklah mudah," ujar Toyeb yang beristrikan Yulia Marhaena.
Masa kecilnya dihabiskan di tanah kelahirannya Desa Lubuk Ngin, dan mulai sekolah di SDN 1 Lubuk Ngin pada tahun 1982.
Selepas menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Lubuk Ngin pada tahun 1988, dia menimba ilmu di Pondok Pesantren Thawalib Padang Panjang Sumbar.
Saat itu usianya belum genap 13 tahun. Di usianya yang masih terbilang belia, dia sudah harus berpisah jarak cukup jauh dari kedua orangtua dan keluarganya. Namun semuanya dijalani dengan tabah.
Meski kadang kerinduan dengan orang tua dan kampung halaman menyeruak dalam dadanya selama mondok di perantauan. Apalagi sebagai anak paling kecil (bungsu) dari enam bersaudara di keluarganya, dia begitu dekat dengan kedua orangtuanya.
"Awalnya terasa berat, tapi setelah beberapa lama dijalani, akhirnya jadi terbiasa. Perjalanan waktu dan beban menempa kita berpikir jadi lebih dewasa sebelum waktunya" ujarnya.
Di pesantren, dia mulai belajar mengenal arti kehidupan. Karena, segala sesuatu dilakukannya sendiri, tak lagi tergantung dengan orang tuanya.
Namun hari-harinya selama menimba ilmu agama di Ponpes Thawalib dijalaninya tanpa mengeluh.
Apalagi di pesantren ini, dia mulai mengenal berbagai adat budaya dan karakter orang-orang dari berbagai daerah di Indonesia.
Karena, saat itu santri di Ponpes Thawalib Padang Panjang jumlahnya ribuan, berasal dari seantero nusantara.
"Pesantren membentuk watak saya. Saya mengenal dan bergaul dengan banyak teman dari berbagai latar belakang adat, suku, budaya dengan karakter masing-masing.
Jadi kita harus pandai-pandai membawa diri, tak bisa membawa ego kesukuan kita ditempat orang. Alhamdulillah, selama mondok saya mendapatkan bekal ilmu yang luar biasa, pergaulan yang luar biasa" ujarnya.
Ayah dari empat anak ini menuturkan, menimba ilmu di Ponpes Thawalib Padang Panjang dijalaninya selama enam tahun, sampai selesai.
Selepas mondok, dia melanjutkan pendidikan di IAIN (sekarang UIN) Imam Bonjol Padang Sumbar pada tahun 1994.
Selama kuliah, dia aktif dibeberapa organisasi kampus, seperti di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Masa kuliah ini dijalaninya selama kurang lebih enam tahun.
Pada tahun 2000 dia selesai kuliah dengan menyadang gelar Sarjana Agama (SAg). Dan selepas kuliah dia pun pulang kampung.
Disinilah kehidupannya kembali ditempa. Selepas menempuh pendidikan, dia harus masuk ke dunia yang berbeda.
Tuntutan untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan, apalagi dengan labelnya sebagai Sarjana Agama (SAg) harus dia jalani.
Sebab, bagi "orang kampung" seorang sarjana harus serba bisa. Namun, dari pengalamannya selama merantau, membuatnya tak mudah putus asa dan terus aktif.
Dia tak mau berpangku tangan. Berbagai kegiatan dilakukannya untuk mengisi hari-harinya. Mulai dari kerja serabutan, aktif di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan berkumpul dengan orang-orang gerakan serupa.
Sampai menjadi sopir angkutan kota (angkot) pun dia jalani dan tergabung dalam Forum Sopir Angkot Megang (FSAM).
Dia juga pernah mengajar SMP, SMA dan STM di Yayasan Budi Utomo Lubuklinggau sekitar satu tahun. Kehidupan seperti ini dijalaninya lebih kurang 4-5 tahun.
Sembari kerja serabutan, dia kemudian mulai memasuki dunia politik dengan aktif di DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Musirawas.
Dan pada tahun 2004, dia ikut mencalonkan diri sebagai anggota legislatif (nyaleg) di Kabupaten Musirawas dari partai PAN untuk periode 2004 - 2009.
Meski tak berhasil diawal, namun ditengah perjalanan, dia berhasil duduk sebagai anggota DPRD Pengganti Antar Waktu (PAW) dari PAN pada tahun 2007, menggantikan rekan se partainya.
Dia duduk sebagai anggota dewan Kabupaten Musirawas sampai habis masa jabatannya tahun 2009.
Dan pada tahun 2009, dia kembali mencalonkan diri sebagai anggota dewan, masih dari partai PAN dan kembali berhasil.
Dia dilantik kembali sebagai anggota dewan Musirawas untuk periode 2009 - 2014 yang dijabatnya sampai akhir masa jabatan.
Pada periode selanjutnya, dia kembali nyaleg dari partai PAN. Dan "tuahnya" kembali terlihat.
Untuk yang ketiga kalinya, dia kembali berhasil duduk sebagai anggota DPRD Musirawas periode 2014 - 2019.
Bahkan, dia sempat menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua I DPRD Musirawas, karena perolehan suara partainya terbanyak kedua di legislatif.
Namun, jabatan sebagai Wakil Ketua I ini hanya berlangsung sekitar kurang lebih satu tahun.
Karena ketika terjadi pemekaran Kabupaten Muratara dari kabupaten induk Musirawas, maka anggota dewan asal Muratara yang duduk di DPRD Musirawas pindah jadi anggota DPRD Kabupaten Muratara.
Sehingga berpengaruh terhadap perolehan suara partai politik di DPRD Musirawas. Dimana, partai PAN tak lagi menjadi partai dengan perolehan suara terbanyak kedua, tapi digantikan oleh partai lain.
Sehingga dia kemudian menjadi anggota biasa, tak lagi pimpinan dewan.
Menjabat sebagai anggota DPRD Musirawas untuk periode yang ketiga kalinya ini, tak dijalaninya sampai berkahir masa jabatannya. Karena, pada tahun 2018, dia mencoba peruntungan lain.
Yaitu, mencalonkan diri sebagai Calon Walikota Lubuklinggau. Dia pun mundur sebagai anggota DPRD Musirawas dan maju mencalonkan diri sebagai Walikota Lubuklinggau dari jalur independen, berpasangan dengan Sofyan sebagai Calon Wakil Walikota.
Namun kali ini "Dewi Fortuna" belum berpihak kepadanya. Pencalonannya sebagai walikota belum berhasil.
Karena dia dikalahkan oleh calon petahana, yaitu SN Prana Putra Sohe dan Sulaiman Kohar, yang kini menjabat sebagai Walikota dan Wakil Walikota Lubuklinggau periode 2018 - 2023.
Baca juga: Joncik For Sumsel Tandem Rasyid Rajasa For Palembang Gelar Sahur on The Road
Tak berhasil nyalon walikota, tak lantas membuatnya putus asa. Meski banyak energi dan biaya terbuang untuk suksesi pencalonan tersebut, tapi dia tak ingin larut dalam kesedihan. Baginya, banyak jalan pengabdian lain yang bisa dilakukan.
Kurang lebih satu tahun kemudian, yaitu tahun 2019, Toyeb kembali memasuki ranah pertarungan politik.
Masih melalui Partai PAN, dia ikut mencalonkan diri sebagai anggota legislatif tingkat Propinsi Sumsel, dari dapil 8 yang meliputi wilayah Musirawas, Lubuklinggau dan Muratara.
Hasilnya, dia terpilih bersama enam caleg lainnya dari dapil ini untuk duduk di kursi DPRD Propinsi Sumsel dari partai PAN. Dan di Pileg 2024 ini kembali terpilih untuk peride kedua DPRD Sumsel.
Tunduk Perintah Megawati, Bupati Banyuasin Askolani Ogah Ikuti Retreat Kepala Daerah di Magelang |
![]() |
---|
Pengamat Bagindo: Selamat Datang Para Kepala Daerah Hasil Produk Praktek Politik Primitif |
![]() |
---|
Prabowo Lantik RDPS Walikota dan Wakil Walikota Palembang, Ini Tantangannya |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Lantik Herman Deru-Cik Ujang, Tantangan Antara Asta Cita dan Efisiensi Anggaran |
![]() |
---|
Megawati Beri Arahan kepada 126 Kepala Daerah dari PDIP, Pemimpin Harus Turun ke Bawah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.