Pilkada 2024

Koalisi Itu Cair, Joncik Muhammad Beri Kode Siap Dampingi Herman Deru di Pilgub Sumsel

Teranyar, ada nama mantan bupati Empat Lawang, Joncik Muhammad memberikan kode siap maju mendapingi Herman Deru di Pilgub Sumsel.

|
Penulis: Arief Basuki | Editor: Odi Aria
Kolase
Kolase foto Herman Deru dan Joncik Muhammad. 

SRIPOKU. COM, PALEMBANG - Teka-teki siap pendamping Herman Deru di Pilgub Sumsel belum terungkap, Minggu (17/3/2024).

Sejumlah nama terus dikaitkan bakal mendampingi mantan Gubernur Sumsel, Herman Deru di Pilgub Sumsel 2024.

Teranyar, ada nama mantan bupati Empat Lawang, Joncik Muhammad memberikan kode siap maju mendapingi Herman Deru di Pilgub Sumsel.

Sekretaris DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Sumsel, Joncik Muhammad mengaku partainya terbuka berkoalisi dengan partai manapun. 

Termasuk partai NasDem yang diketuai Herman Deru untuk berkoalisi, meski di Pemilu Presiden (Pilpres) lalu PAN dan Nasdem berseberangan dalam dukungan, sebab koalisi Pilkada dianggapnya cenderung cair. 

"Prinsip kita cair (koalisi), tidak mungkin sama seperti pusat dan sangat susah untuk ke bawah, dan koalisi itu cair sekali.

Kepentingan daerah itu selalu berbeda, sehingga sulit mewujudkan koalisi permanen untuk pilpres lalu dari pusat ke daerah, " kata Joncik  Sabtu (16/3/2024).

Apalagi dijelaskan pria yang digadang-gadang siap meramaikan kontestasi Pilgub Sumsel 2024 ini, bisa saja dalam perjalanan partainya nanti berkoalisi diluar Koalisi pada Pilpres (Golkar- Gerindra- Demokrat- PAN) yang ada.

"Apalagi nanti bisa saja dalam perjalanannya, partai NasDem, PKB, atau PPP dan lainnya bisa gabung ke pemerintah sehingga tambah cair, dan itu sangat terbuka.

Hal ini terlihat dalam sikap hak angket NasDem, PPP belum menentukan sikap hingga saat ini, itu tanda- tanda bisa jadi gabung ke koalisi pemerintahan nanti, apalagi pak Prabowo Presiden terpilih (suara terbanyak), pastinya akan merangkul seluruh kalangan nanti, " ucapnya. 

Menurut Joncik, ia tidak ingin terburu- buru menyatakan sikap untuk menyatakan sebagai bakal calo Gubernur Sumsel, namun pastinya sebagai kader PAN dirinya siap menjalankan apa yang sudah jadi perintah partai. 

"Kita tidak ingin seperti Harnojoyo yang akan maju Pilgub dan akhirnya dibantah oleh ketua partainya. Tapi yang pastinya kita (PAN di DPRD Sumsel) ada 6 kursi tinggal kurang minimal 9 kursi lagi.

Jadi kita lagi penjajakan, kita lagi komunikasi ke beberapa partai dengan NasDem, Golkar sudah komunikasi, " paparnya. 

Mengenai kriteria pasangan nanti kedepan, dijelaskan mantan Bupati Empat Lawang ini, pastinya memiliki elektoral (basis massa) dan dukungan partai untuk berkoalisi. 

"Yang pasti, pasangan itu yang membawa suara juga, tidak bisa hanya pasangan saja dan partai, karena kita mau menang. Selain itu keterwakilan wilayah juga, dimana ada beberapa suku yang kuat di Sumsel, seperti Basemah dan Komering, atau Basemah Jawa ataupun sebagainya.

Ada keterwakilan, termasuk soal dukungan kursi itu wajib, untuk apa mendeklarasikan diri tapi tidak dapat kursi untuk tiket sebagai syarat menjadi peserta, " ungkap Joncik. 

Ditambahkan Ketua Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sumsel ini, dirinya masih menunggu aarahan dari DPP PAN untuk bertarung di Pilkada mana, apakah ditingkat provinsi atau tetap di tingkat Kabupaten.

"Pastinya, kakak sendiri masih menunggu arahan perintahan partai. kalau partai menyuruh kita maju Pilgub Sumsel kita maju , kalau tidak perintah maju tetap maju bupati Empat Lawang.

Prinsipnya, kita maju karena perintah partai, kalau partai perintahkan kita maju gubernur kita maju, kalau wagub kita Wagub atau kalau perintah, kamu (Joncik) bupati lagi, kita siap. Sami'na wa atho' na, " tegasnya. 

Dilanjutkan Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Sumsel dengan proses tahapan Pilkada serentak yang akan berlangsung sebentar lagi, pastinya ia harus gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat. 

"Pastinya tahapan sudah harus siap karena Mei sudah masuk, sehingga nanti paling lambat Meinitu sudah ada putusan. Sekarang kita lakukan sosialisasi untuk mengenalkan ke masyarakat, agar popular dan elektabilitas kita tinggi, " katanya.

NasDem tak Masalah Mawardi Tinggalkan Herman Deru

Meski Herman Deru sudah ditinggal oleh Mawardi Yahya, namun hal itu tak menjadi masalah bagi Nasdem.

Nasdem memastikan, partainya nanti akan mengusung kader internal di setiap Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), baik di tingkat kota, Kabupaten hingga tingkat provinsi yang ada di Sumsel. 

"Kalau kita (NasDem) menginginkan kader asli untuk jadi calon Bupati atau Walikota, ataupun Gubernur. Artinya ia sudah ber KTA NasDem," kata Koordinator Wilayah (Korwil) Sumatera 3, Fauzi Amro, Sabtu (16/3/2024). 

Meski begitu menurut Fauzi, untuk siapa yang diusung pastinya partai ada penilaian, dengan melihat beberapa indikator baik sumbangsih kepada partai dan hasil survei yang ada. 

"Ini tergantung komitmennya, karena kita mengalami beberapa kekecewaan dengan pengusungan NasDem selama ini tanpa mahar. Uwong berbondong-bondong nah pakai perahu NasDem setelah dia jadi dia lupa dengan NasDem," ujarnya. 

Dengan tidak ada perjuangannya untuk membesarkan NasDem, ataupun tidak ada perjuangannya membantu untuk membesarkan NasDem, maka semua kader berpeluang untuk bertarung di Pilkada. 

"Sehingga, ini sudah diputuskan di Bappilu yang maju harus murni dari kader NasDem, sehingga peluangnya terbuka, tinggal berkoalisi perubahan atau lainnya terbuka, " paparnya. 

Untuk di Palembang sendiri, Fauzi menilai meski ketua DPD partai NasDem Fitrianti Agustinda dinilai sukses mengantarkan partai NasDem sebagai pemenang Pileg, namun keputusan akhir tetap di DPP partai NasDem termasuk untuk wakilnya nanti. 

"Misal di Palembang ada Fitri sebagai ketua DPD dan mantan Wakil Walikota Palembang, tapi kita akan jingok (lihat) juga survei terakhir, bagaimana dan survei bersama. Karena kita ingin  menang, dan prioritas Fitri sebagai Bakal Calon Walikota dan kita kurang 1 kursi lagi untuk bisa mengusung. Nah, ke depan akan survei berkala karena jangan sampai kita kalah pilkada, " tandasnya.

Ditambahkan anggota DPR RI ini, hal tersebut juga berlaku bagi pengusungan bakal calon Gubernur Sumsel kedepan, meskipun ada nama mantan Gubernur sekaligus saat ini menjabat ketua DPW NasDem Sumsel, namun hal itu belum jadi jaminan 'harga mati' mengusung Herman Deru, tetapi tetap akan mengacu pada hasil survei. 

"Herman Deru selaku ketua DPW, tapi tetap semua dilihat dari survei dulu, karena kita tidak ingin kalah. Jika survei kita yakin menang, maka kita pilih dia sebagai kader NasDem. Tapi jika bakal kalah untuk apa (diusung), hal ini sesuai komunikasi sama ketum akan mengutamakan kader dan survei itu saja intinya," tandasnya. 

Sedangkan mengenai kapan pengumuman nama Bakal Calon Gubernur dan Walikota serta Bupati yang diusung partai NasDem, pastinya dikatakan Fauzi semua akan dilakukan setelah proses Pileg dan Pilpres selesai. 

"Pastinya, kalau lebih cepat lebih bagus dan tanpa mahar. Mungkin habis rekap nasional atau awal atau pertengahan bulan April mendatang, " tandasnya. 

Sementara Sekretaris DPW partai NasDem Sumsel Sumsel Bahri mengungkapkan, jika partainya tetap 'Pede' untuk mengusung ketua DPW partai NasDem Sumsel Herman Deru, meskipun tidak akan berpasangan dengan Mawardi Yahya lagi nantinya. 

"Yang pasti tidak masalah (ditinggal Mawardi), dan kita akan tetap mengusung Herman Deru nanti di Pilgub, ' papar Syamsul. 

Dilanjutkan Syamsul, untuk nama wakil Herman Deru nanti, pastinya semua akan ada proses dan akan dilihat semua peluang yang ada untuk kembali menang. 

 

 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved