Pemilu 2024

4 Jenderal 'Tumbang' di Pileg DPR RI Dapil Sumsel, Ada Eks Kabareskrim Hingga Mantan Pangdam II/SWJ

Kesuksesan para Jenderal dilembaga institusinya, ternyata tidak berjalan mulus di dunia politik yang mereka ambil setelah pensiun. 

|
Penulis: Arief Basuki | Editor: Odi Aria
Kolase
4 Jenderal 'Tumbang' di Pileg 2024 DPR RI Dapil Sumsel. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG- Sejumlah purnawirawan Jenderal TNI-Polri yang bertarung di Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 tingkat DPR RI harus 'tumbang' dengan kandidat lainnya yang bertarung melalui 2 Daerah Pemilihan (Dapil) di Sumatera Selatan (Sumsel). 

Kesuksesan para Jenderal dilembaga institusinya, ternyata tidak berjalan mulus di dunia politik yang mereka ambil setelah pensiun. 


Beberapa Jenderal itu, diantaranya mantan Pangdam II Sriwijaya Letnan Jenderal TNI (Purn) Sudirman yang maju dari Dapil Sumsel II melalui partai Golkar (3.871 suara), posisinya masih di bawah Kahar Muzakir (petahana) 85.875 suara sementara, Yudha Novanza Utama (pendatang baru) 52.184 suara, hingga ketua DPRD Sumsel saat ini RA Anita Noeringhati 27.325 suara. 

Baca juga: Warga Muratara Antusias Ikuti Pemungutan Suara Ulang, Kapolres-Wakapolres Turun Langsung


Lalu ada Komisaris Jenderal Pol (Purn) Susno Djuadi yang maju Dapil Sumsel II dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminalisasi (Kabareskrim) Polri itu baru mendapatkan 20.101 suara, posisinya tertinggal jauh dari adik kandung mantan Gubernur Sumsel Herman Deru yaitu Bertu Merlas yang mendapatkan suara sementara 86.440 suara. 

 

Baca juga: Hasil Sementara Perolehan Suara DPR RI Dapil Sumsel 2, PAN dan PKS Perebutkan Kursi Terakhir


Ada juga, mantan Komandan Koram (Danrem) 011/Lilawangsa Mayor Jenderal TNI (Purn) Dr Hipdizah yang maju dari Sumsel II melalui partai Golkar.


Jenderal dengan jabatan terakhir Wakil Rektor III Bid. Kerjasama Kelembagaan Unhan itu hanya memperoleh suara sementata 6.353 dan harus tertinggal jauh dari petahana Topan Maulana (51.012 suara) maupun Bobby Adhityo Rizaldi (42.495). 


Terakhir ada nama mantan Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Pol (Purn) Zulkarnain Adinegara yang maju dari partai Perindo melalu Dapil Sumsel II. 

 

Baca juga: Perolehan Suara Caleg Selisih Tipis, Kantor Camat Pagar Alam Selatan Dipasang Pagar Berduri


Dalam rekapitulasi perolehan suara  sementara oleh KPU, suara mantan Kakorpolairud Baharkam Mabes Polri ini memang paling tinggi dibanding Caleg Perindo lainnya di Dapil Sumsel II, namun yang diraih tidak signifikan hanya 4.402 suara sementara.

yang dimana raihan itu tak jauh berbeda dengan partai Perindo yang hampir dipastikan tidak lolos Parlementer Trehshold (ambang batas) 4 persen. 

Baca juga: Perolehan Sementara DPRD PALI Dapil 3, Dua Pendatang Baru Bakal Gantikan Petahana


Selain deretan mantan Jenderal, terdapat juga Caleg berpangkat terakhir Kolonel TNI, yaitu Kolonel TNI (Purn) Ruslan yang notabenenya adalah adik ipar mantan Gubernur Sumsel Herman Deru. 


Ruslan yang merupakan mantan Calon Bupati OKU Timur 2020 lalu, maju dari partai PDIP dari Dapil Sumsel II dan baru mendapatkan 12.606 suara.

Perolehan suaranya, tertinggal jauh dari ketua DPD PDIP Sumsel HM Giri Ramanda N Kiemas yang saat ini memimpin dari PDIP dengannya 39.270 suara sementara didapat. 

Baca juga: Hasil Sementara Perolehan Suara DPR RI Dapil Sumsel 1, Langkah Eks Walikota Semakin Berat ke Senayan


Menurut Pengamatan politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr Adriyan Saftawan para purnawirawan Jenderal ataupun Kolonel TNI dan Polri gagal bersaing di Pileg 2024 di Sumsel, karena saat ini persaingan caleg itu sendiri jumlahnya cukup banyak, dan justru punya strategi sendiri-sendiri untuk menang. 


"Rata-rata saya melihat, karena ke bakatan politik mereka yang kurang dari caleg sehingga gagal. Jadi masyarakat tidak tahu mereka di daerah meski dia dikenal di nasional, namun di lingkungan itu orang tidak ngerti," kata Adriyan.


Diungkapkannya, dengan golongan usia mereka yang tidak muda lagi, bisa saja strategi mereka untuk mendulang suara masyarakat yang saat ini mayoritas kalangan milenial, tidak tersampaikan. 

Baca juga: Viral Warga OKI Terima Amplop Berisi Uang Rp 350 Ribu Bergambar Caleg, Bawaslu Diminta Bertindak


"Dalam arti masyarakat itu beda generasi, dimana pemilih paling banyak kalangan millenial ternyata tidak kenal mereka, meski kalangan orang tua yang kenal.

Tapi pastinya, persaingan saat ini caleg banyak dan punya strategi, dan mereka bukan kalah tapi suara caleg lain lebih banyak dari mereka, dengan sistem persaingan terbuka saat ini, " paparnya. 


Ditambahkan Adriyan, Pileg saat ini bukan persaingan antar parpol untuk merebutkan kursi di legislatif, namun terkadang di internal partai mereka sesama caleg ada persaingan lebih kuat. 

Baca juga: Hasil Sementara Perolehan Suara DPR RI Dapil Sumsel 1, Langkah Eks Walikota Semakin Berat ke Senayan


"Pastinya ada persaingan sesama Caleg karena suara terbanyak, jadi mereka berjuang sendiri. Jika mengharapkan kerja mesin partai tidak bisa sekarang lain beda dengan Pilkada menyatu.

Mungkin saja faktor mereka yang sudah tua, sehingga jarang turun ke lapangan atau kurang pengalaman dalam bidang ini, karena mereka sebelumnya tidak punya hak suara sehingga agak kagok, "pungkas Adriyan.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved