Pemilu 2024

Cerita Caleg di Banyuasin Habiskan Uang Ratusan Juta di Pemilu 2024, Pasrah Hasilnya Tidak Terpilih

Segala upaya pastinya dilakukan, mulai dari mengambil hati masyarakat agar dapat simpatik dengan cara door to door hingga menjanjikan bila terpilih

Penulis: Ardiansyah | Editor: Odi Aria
Kompas.com
Panduan Tata Cara Mencoblos di TPS Pemilu 2024, Perhatikan 5 Langkah Ini Agar Surat Suara Sah 

Ternyata meleset, karena kalah dengan pergerakan caleg lain. Caleg lain mengerahkan siraman, sedangkan saya mengandalkan kedekatan. Ternyata, kedekatan saja tidak bisa maksimal tanpa ada siraman," ceritanya.

Padahal, mulai dari persiapan, pergerakan, transportasi, makan, bertemu masyarakat hingga insentif tim pemenangan, sedikitnya mengeluarkan uang Rp 500 juta.

Selain mengambil uang tabungan, menggadaikan BPKB mobil hingga menjual perhiasan, menjadi cara yang cepat untuk memperoleh uang.

Namun, uang senilai tersebut masih dianggap tidak cukup untuk mendulang suara sebanyak-banyaknya. Ia tidak menyangka, apa yang sudah dilakukan dalam beberapa bulan hingga kampanye, lenyap dalam semalam karena siraman.

"Jadi, sekarang saya menilai kalau caleg tak ada modal dan hanya mengandalkan kedekatan saja, dipastikan tidak akan terpilih. Rusaknya suara masyarakat, karena adanya siraman tadi.

Apa yang sudah dibangun, sampai keluarga saja tidak memilih kita karena dapat siraman dari caleg lain," pungkasnya.

Berbeda lagi dengan caleg satu ini. Caleg satu ini hanya memasang spanduk dan baliho tanpa harus turun ke lapangan. Melihat pergerakan caleg lain, untuk mengukur dirinya apakah akan mampu melawan caleg lain di lapangan.

Melihat situasi yang tidak memungkinkan karena pasti akan kalah dengan caleg lain, ia memutuskan untuk tidak bergerak secara maksimal.

Meski sudah membentuk tim pemenangan, di saat mendekati masa pemilihan, ia langsung mematikan mesin pergerakan.

"Saya sampai whatsapps ke tim tidak sanggup, ketikatim menyampaikan kepada saya,  masyarakat maunya ada uang ada suara. Disitu saya mematikan mesin pergerakan di H-1 pencoblosan," katanya.

Memang terbukti, dari data yang sudah  terkumpul 10 ribu, saat pemilihan suara yang diperoleh jauh meleset. Suara yabg ditargetkan separuh dari data, hanya memperoleh lebih kurang 900 suara.

Berbeda lagi cerira caleg di dapil 6 ini. Ia malah bercerita, sehari sebelum pencoblosan, malah tim pemenangan dari caleg lain sesama partainya datang.

Tim pemenangan dari caleg lain ini, siap membantu untuk ikut bergerak bila ada siraman, karena caleg yang mereka usung malah meng-PHP mereka.

"Banyak cerita lucu nyaleg ini, datang tim lain mau ikut karena caleg PHP mereka. Kalau sudah dekat-dekat kemarin, saya bilang untuk apa lagi.

Kalau mau pilih saya, silahkan tetapi saya tidak ada main siraman. Karena, untuk bergerak saja sudah habis Rp 200 juta," katanya singkat.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved