Berita OKI

Pulihkan Lahan Eks Karhutla, KLHK dan BRG Tanam 2.000 Bibit Pohon di Desa Cinta Jaya OKI

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) tengah berupaya memulihkan hutan gambut melalui penanaman pohon blangeran

|
Penulis: Nando Davinchi | Editor: Odi Aria
Handout
Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan KLHK RI, Ir. Dyah Murtiningsih S.Hum saat tengah menyiramkan air pada pohon yang baru di tanamnya di lahan gambut Desa Cinta Jaya. 

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG -- Dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tahun 2015 dan 2019 lalu, sangat besar terhadap ekosistem hutan produksi terbatas (HPT) gambut di Desa Cinta Jaya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel).

Saat ini Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) tengah berupaya memulihkan hutan gambut melalui penanaman pohon blangeran, jelutung dan pulai.

Selain itu, manfaat adanya tanaman lokal ini juga akan membantu memperkuat sekat kanal dan daya dukung tanah gambut. Sehingga lahan tersebut bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan KLHK RI, Ir. Dyah Murtiningsih S.Hum seusai menanam 2.000 bibit pohon di Desa Cinta Jaya.

"Total ada 14 provinsi yang menjadi lokasi penanaman pohon serentak pada peringatan hari lahan basah sedunia. Disini ada 2.000 pohon yang ditanam terdiri dari bibit jelutung, pulai dan blangeran di lahan seluas kurang lebih 3 hektar dan pelepasan 2 ekor burung elang ke habitatnya," katanya, Kamis (8/2/2024).

Dyah mengajak semua masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menggalakan penanaman yang ada di seluruh kawasan hutan maupun diluar kawasan hutan. Supaya ke depan masyarakat bisa turut andil memperbaiki lingkungan dan hutan yang ada di sekitarnya.

"Tidak hanya masyarakat, dukungan dan partisipasi dari pemerintah daerah (pemda) menjadi bagian penting dalam upaya restorasi lahan gambut di provinsi Sumatera Selatan ini," ungkapnya.

Dilokasi yang sama, PJ Gubernur Sumsel, Agus Fatoni melalui Kepala Dinas Kehutanan Sumsel, Panji Cahyanto menyebut total luas lahan basah di Sumatera Selatan mencapai 1,7 juta hektar.

"Apabila lahan basah mengalami kerusakan tidak hanya berdampak negatif pada lingkungan. Namun berdampak juga bagi perekonomian masyarakat sekitar," ujar Panji.

"Maka dari itu, saya berharap penanaman kali ini tidak hanya sekedar seremonial melainkan menjadi penanaman masal dan dilakukan pemeliharaan rutin. Agar kita dapat memastikan tanaman ini akan tumbuh besar menjadi pohon," sambungnya.

Ditemui terpisah, Kepala Kelompok Kerja Teknik Restorasi BRGM, Agus Yasin menyatakan lahan gambut memiliki banyak sekali manfaat.

Mulai dari pengatur siklus air, adanya keanekaragaman hayati hingga mencegah dari ancaman bencana.

"Maka kami BRGM dan KLHK bermitra dengan masyarakat untuk mengelola dan melindungi lahan basah di Indonesia salah satunya lahan gambut dengan melakukan restorasi ekosistem gambut di 13 provinsi prioritas," ucap Yasin.

Masih kata dia, pihaknya sejak tahun 2016 hingga 2023 di Provinsi Sumsel secara keseluruhan telah melaksanakan kegiatan restorasi gambut seluas 244.744,77 hektar.

"Dengan capaian 1173 unit sekat kanal, 356 unit sumur bor, 64 unit timbun kanal, revegetasi (R2) di 8 lokasi seluas 310 hektar dan 201 paket Revitalisasi (R3)," paparnya.

Sementara itu Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Hartono mengatakan bahwa lahan basah termasuk gambut dan mangrove, memiliki manfaat yang begitu besar.

"Kita harus kelola secara bijak. BRGM dan KLHK bermitra dengan masyarakat dalam pelaksanaan penanaman di gambut dan mangrove untuk mendorong keberlanjutan pengelolaan ke depannya," tutur Hartono singkat.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved