Berita Palembang

Sumsel Alami Deflasi Sebesar 0.08 Persen, Ini Rinciannya

Tekanan inflasi pada beberapa bulan kedepan masih relatif tinggi, mengingat beberapa momen seperti Pemilihan Umum, Imlek, Ramadhan dan Idul Fitri.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Ahmad Sadam Husen
Tribun Sumsel/Linda Trisnawati
Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni, menghadiri Rilis Berita Resmi Statistik (BRS) di Kantor BPS Sumsel, Kamis (1/2/2024). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan (Sumsel) menyampaikan, pada Januari 2024 terjadi inflasi Year on Year (YoY) sebesar 3,35 persen dan untuk Month to Month (MtM) terjadi deflasi sebesar 0,08 persen.

"Tingkat deflasi MtM dan tingkat deflasi YoY Provinsi Sumsel bulan Januari 2024 masing-masing sebesar 0.08 persen," Kepala BPS Provinsi Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, Kamis (1/2/2024).

Menurutnya, mulai Februari 2024 ini rilis di wilayah Sumsel mengalami perubahan.

Kalau sebelumnya hanya Kota Palembang dan Lubuklinggau ,maka kini ada dua wilayah tambahan yaitu Kabupaten Muara Enim dan Ogan Komering Ilir.

Secara bulanan, Sumsel mengalami deflasi dengan kelompok pengeluaran penyumbang terbesar yakni transportasi, mengalami perubahan harga -0.29 persen dan andil sebesar -0.04 persen.

Selanjutnya diikuti oleh kelompok pakaian dan alas kaki yang mengalami deflasi sebesar -0.8 persen dan andil terhadap deflasi -0.04 persen.

Lalu kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami perubahan -0.11 persen dan andil sebesar -0.03 persen.

Kemudian dari komoditas, andil terbesar inflasi Januari ini secara MtM adalah cabai merah, dengan andil 0.21 persen atau mengalami penurunan harga 18.33 persen, cabai rawit dengan andil 0.07 persen dan penurunan harga sebesar 19.72 persen.

Lalu, angkutan udara yang mengalami penurunan tarif sebesar 9.05 persen dan memberikan andil 0.04 persen, serta beras yang mengalami penurunan 0.73 persen dan memberikan andil deflasi sebesar 0.03 persen.

Sementara, jika dilihat secara tahunan, kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau, yang mengalami inflasi 7.71 persen dengan andil sebesar 2.29 persen.

"Komoditas-komoditasnya yang selama satu tahun lalu mengalami kenaikan yakni beras, tomat, daging ayam ras dan bawang putih," kata Wahyu.

Menurutnya, tekanan inflasi pada beberapa bulan kedepan masih relatif tinggi, mengingat beberapa momen seperti Pemilihan Umum, Imlek, Ramadhan dan Idul Fitri.

"Sehingga masih tetap perlu menjaga kestabilan harga."

"Program yang sudah ada tetap dilaksanakan dan dilanjutkan secara intensi," katanya.

Sementara itu Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel, Agus Fatoni menambahkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) terus bekerja keras untuk upaya pengendalian inflasi di Sumsel.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved