Mimbar Jumat
Mimbar Jumat: Integrasi Ilmu dan Spiritual: Membangun Manusia Seutuhnya
Integrasi ilmu dan spiritual dapat diimplementasikan lebih lanjut dalam sistem pendidikan khususnya perguruan tinggi, sehingga melahirkan manusia...
Spirit itu kemudian terjewantahkan dalam beberapa karakter positif di antaranya:
(1) Rasa syukur, aprsesiasi dan harapan
(2) Sumber daya internal yang tercermin dalam pribadi yang memiliki prinsip, kokoh dan penuh kasih sayang, dan
(3) Harmoni dengan lingkungan yang tergambar dalam pribadi yang gemar menolong orang lain, memiliki kemampuan interpersonal dan mampu menjaga kelangsungan alam sekitar.
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Kriteria tersebut memberikan gambaran bahwa nilai-nilai spiritualitas akan membentuk pribadi pribadi yang luhur, menghormati dan menerima perbedaan, peduli lingkungan dan penuh kasih sayang, empati, simpati, respek, anti kekerasan, inklusif, berkersamaan dialogis. Karakter ini tentu sangat tepat dalam merespon dinamika keagamaan yang tekadang cenderung menunjukan amarah dan sumpah sarapah kepada pihak-pihak yang dianggap telah melenceng dari konsep kebenaran yang mereka pahami. Dengan demikian, di tengah masyarakat multikultural, spiritualitas adalah sesuatu yang wajib dan mendesak untuk menjadi piranti dalam mengembangkan dan merumuskan arah pendidikan.
Nasr mengajukan tesis bahwa tasawuf adalah metode pengutuhan manusia sebagaimana pernyataanya: Sesungguhnya keseluruhan program tasawuf merupakan jalan spiritual ditujukan untuk membebaskan manusia dari penjara kemajemukan, mengobatinya dari kemunafikan dan membuatnya utuh, karenah hanya dengan menjadi utuh manusia bisa menjadi mulia.
Manusia mengakui Keesaan Tuhan (secara lahiriah) namun sesungguhnya dia hidup dan bertindak seakan memiliki banyak tuhan. Mereka, dengan demikian, terjangkit dosa politeisme‘atau syirik, terjangkit kemunafikan karena berbedanya antara pengakuan dengan tindakan.
Tasawuf mencoba menelanjangi syirik (yang tersembunyi) ini dan mengobati jiwa dari penyakit yang parah ini. Tujuannya adalah mengembalikan keutuhan manusia sebagaimana ketika dia berada dalam taman Firdaus keadaan primordial, fitrah. Sedangkan Nasution menyatakan bahwa landasan tasawuf adalah Tuhan bersifat immateri dan Maha Suci, yang dapat mendekati Tuhan adalah yang suci.
Ruh manusia yang masuk ke dalam tubuh manusia yang bernafsu menjadi kotor, maka ruh harus disucikan dulu melalui ibadah shalat, puasa, haji, membaca Al-Qur’an, dan banyak berzikir. Dengan kata lain, tujuan tasawuf adalah pengutuhan manusia dengan seluruh kedalaman dan keluasan eksistensinya, dengan seluruh kekuasan yang tercakup dalam kodrat manusia universal (al-insān al-kāmil).
Dengan demikian. Integrasi ilmu dan spiritual dapat diimplementasikan lebih lanjut dalam sistem pendidikan khususnya perguruan tinggi, sehingga melahirkan manusia seutuhnya yang mampu mengharmonikan antara tafakkur dan tasyakkur sehingga melahirkan generasi Ulul Albab. (*)
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.