Ayah Bunuh Anak di Jakarta

Kebaikan Hati Awan Bocah Disabilitas Tewas Dibanting Ayah, Tetangga Heran Sang Ibu tak Nangis: Salut

Tak berhenti sampai di situ, Usman mengangkat dan membanting Awan ke aspal hingga tak sadarkan diri.

Editor: Fadhila Rahma
Tribun Jakarta/Gerald Leonardo Agustino
Kebaikan Hati Awan Bocah Disabilitas Tewas Dibanting Ayah, Tetangga Heran Sang Ibu tak Nangis: Salut 

SRIPOKU.COM - Awan bocah tewas dibanting ayah ternyata dikenal baik di lingkungan tetangga.

Awan bocah 10 tahun tewas dibanting ayah ternyata dikenal sosok yang peduli dengan ibu dan adiknya.

Kepergian Awan pun meninggalkan kesedihan bagi para tetangga.

Pasalnya, banyak yang mengatakan bahwa Awan adalah sosok anak yang baik meski disabilitas.


Diketahui Awan meninggal dunia setelah dianiaya oleh ayah kandungnya bernama Usman (44), di depan rumah mereka di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.

Usman menampar pipi sebelah kanan Awan.

Kemudian,Usman menendang bokong Awan hingga tersungkur.

Tak berhenti sampai di situ, Usman mengangkat dan membanting Awan ke aspal hingga tak sadarkan diri.

Baca juga: Sosok Awan di Mata Petugas PPSU Penjaringan, Ringan Tangan, Bercita-cita Jadi Pemadam Kebakaran

Sosok Awan (10), anak yang tewas dibanting ayahnya di Muara Baru. Sering berinteraksi dengan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara.
Sosok Awan (10), anak yang tewas dibanting ayahnya di Muara Baru. Sering berinteraksi dengan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara. (Tribun Jakarta/Gerald Leonardo Agustino)

Saat menghadiri pemakaman Awan, pada Kamis (14/12/2023), salah satu tetangga menyebut bocah tersebut sangat disayangi oleh warga.

"Dia lebih-lebih dari artis kayaknya. Karena kita sayang sama dia. Kalau dibilang peduli, pedulian tetangganya kali daripada bapaknya,” kata salah satu tetangga.

Tetangga tersebut lalu mengaku heran dengan ibunda H yang tidak menangis.

“Salut saya sama ibunya, dia enggak nangis. Lah, kita yang enggak punya hubungan darah malah nangis,” ucap warga yang matanya membengkak saat mengenang sosok A dalam kesehariannya.

Meski merupakan penyandang disabilitas karena kesulitan berbicara, A selalu berinisiatif mencari uang untuk keluarganya.

“Wah aktif banget dia. Jadi, dia ini kayak ‘tulang punggung keluarga’. Maksudnya, dia mau bekerja untuk membantu keluarganya,” kata Istri Ketua RT setempat bernama Haria (39).

“Misalnya dia dikasih uang atau makan sama orang, dia selalu bawa pulang, kasih ke ibunya dan adiknya yang paling kecil. Dia selalu prioritaskan buat ibunya dari uang imbalan yang dia dapatkan,” imbuh dia.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved